
Namun, tawuran yang biasa dilakukan oleh siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) tetap terjadi, hingga jatuh korban jiwa. Terakhir terjadi tawuran antara siswa SMK Pancoran Mas dengan SMK Baskara. Akibat tawuran ini, satu siswa tewas dan dua siswa dijebloskan ke penjara.
"Kami sudah melakukan semuanya, tapi (siswa) tetap berantem. Kami juga bikin banyak forum, kalau berantem lagi ya bingung saya," kata Kepala Seksi SMK Dinas Pendidikan Kota Depok, Lisanova, Kamis, 18 September 2014.
Dinas Pendidikan, menurut Lisa, sampai membagi dua titik pembinaan di Depok. Titik Barat di SMK Bina Rahayu dan titik Timur di SMK Negeri 1 Depok. "Nanti sekolah koordinator mengundang sekolah lain yang masuk dalam bagiannya," katanya. SMK Baskara, SMK Pancoran Mas, SMK YAPPAN yang kerap tawuran masuk dalam titik Barat. Sementara, SMK Izata, SMK Ganesa, YAPEMRI, dan Budi Oetomo yang juga tawuran masuk titik Timur.
Data yang ada di Dinas Pendidikan Depok, pada 2012 tawuran menyebabkan satu siswa tewas dan tiga orang divonis 7 tahun penjara. Pada 2013, satu orang siswa dihukum penjara karena membunuh seorang siswa sebuah SMK di Bojong Gede. Sementara pada 2014, SMK Pancoran Mas dan Baskara kembali tawuran. "Satu orang meninggal, satu orang kena penjara 2 bulan, dan satu orang kena lima tahun," katanya.
Sebelumnya, Kepala Disdik Herry Pansila mengaku akan memberi sanksi tegas bagi kedua sekolah itu. Saksinya berupa pencopoton kepala sekolah dan tidak bisa menerima siswa baru pada tahun ajaran 2015. Namun, hingga kini sanksi dan penyelidikan kasus oleh Disdik tidak jelas. "Kalau soal sanksi itu ditanyakan pada Kadis (Herry) saja," katanya Lisa sambil menambahkan Kepala Dinas sedang berada di luar negeri untuk keperluan Dinas.
Lisa mengatakan, dirinya hanya pernah memanggil kepala sekolah dari dua sekolah itu untuk menegurnya. Menurut dia, pencopotan Kepsek susah dilakukan karena masalah bukan pada mereka saja. Siswa, kata dia, sebenarnya tidak melakukan tawuran di dalam sekolah, tetapi mereka sembunyi-sembunyi di jalanan. "Tidak ada guru yang ingin siswanya berkelahi."
Menurut dia, saat ini mereka sudah mengintensifkan enam pengawas dari Disdik di sekolah-sekolah tersebut. Selain itu, Disdik dan sekolah telah menyetujui tiga kesepakatan. Pertama, sekolah mengatut agar siswa saling berkunjung ktika sekolah. "Ini bisa dilakukan juga oleh Kepala Sekolah dan OSIS," katanya. Kedua, guru mengajar di dua tempat. Artinya, guru SMK Pancoran Mas bisa sambil mengajar di SMK Baskara. Begitu juga sebaliknya. "Kemudian dibentuk kerjasama antara siswa, adakan praktek bersama karena jurusannya juga banyak yang sama."
sumber:
masalah tawuran seperti ini masih menjadi pr dari tahun2 kemarin, rasanya belum ada langkah yang tepat kecuali ketegasan, saking keselnya aku berpikir jahat tembakin satu2 anak2 yang tawuran tapi jangan sampai deh, jahat banget hahaha
Dikutip dari: http://adf.ly/sFLBz


