Hubungan Ahok dengan DPRD DKI saat ini memanas lagi.Bila dalam pertikaian sebelumnya masih ada anggota DPRD yg membelanya, terutama dari PDIP, tapi untuk saat ini tidak ada, bahkan sudah lebih 90 persen anggota DPRD DKI menyetujui untuk mengajukan Hak Angket terkait masalah APBD.
Anggota DPRD DKI menilai Ahok sudah melanggar UU karena mengajukan anggaran APBD yg "tidak direstui" mereka.
Dan seperti biasanya, Ahok pun tidak mau diam bahkan dia melawan dengan mengatakan bahwa anggota DPRD sudah coba memasukkan anggaran siluman ke APBD.
Serangan terakhir dari ketua DPRD adalah dengan mengatakan "Ahok tidak beretika"
Ahok memang pribadi yang unik. Sebagai pejabat dia bukanlah orang yang bisa berdiplomasi ala birokrat pada umumnya.
Sejak awal dia menunjukkan bahwa "etika" yang dia junjung tinggi adalah: bersih, transparan, tanpa tedeng aling-aling dan berpura-pura bermartabat tapi sebenarnya ingin jadi perampok uang rakyat.
Suatu standar etika yang sangat berbeda dengan para birokrat lain.
Dengan sikapnya ini sering dia dituduh pemarah dan kasar. Tapi dia tidak ambil peduli. Dia mau tampil apa adanya, tidak mau bersandiwara.
"Capek kalau terus menerus harus main sinetron...," katanya ketika ia pernah ditanya mengenai hal itu dalam wawancara di sebuah stasiun televisi.
Terus terang, ketika Jokowi dan Ahok menjadi orang nomor satu dan dua di DKI baru saya bisa melihat dengan jelas, betapa selama ini anggaran DKI itu telah dijarah habis-habisan.
Aneka cara bulus telah digunakan para birokrat dan koleganya untuk merampok uang rakyat dengan mempermak APBD dan menciptakan begitu banyak proyek siluman.
Ketika ada gebrakan-gebrakan yang dilakukan untuk mengefisienkan anggaran tersebut, maka jelas juga banyak orang yang merasa terganggu.
Ditambah lagi dengan kebijakan birokrasi dengan menggunakan e-budgeting, lelang online, pajak online, e-money untuk fasilitas umum sampai dengan bayar parkir.
Jelas semua ini akan semakin menutup kemungkinan orang-orang yang selama ini menikmati manisnya anggaran DKI.
Untuk mereka Ahok memang benar-benar tidak "beretika" dan memang sangat pantas dibenci.
Namun bukan Ahok namanya jika bisa diam dan tunduk dengan tekanan. Dia melawan, bahkan dengan lebih garang.
Ancaman bahwa dia bisa dilengserkan dijawabnya dengan enteng:
"Gambar gua udah ada di balai kota sebagai Gubernur.... Nggak apa kalau di lengserkan".
Sikap nothing to loose seperti ini tentu membuat orang yang memusuhinya manjadi tambah geram.....
Kita lihat sampai di mana pertikaian ini. Yang pasti tidak kita harapkan jika pejabat seperti Ahok dikriminalisasi.
Dalam suasana masih langkanya pejabat yang bersih dan berintegritas, kita masih membutuhkan sosok seperti Ahok.
Dengan segala kelemahannya, dia telah memberi warna baru dan harapan baru bahwa masih ada orang yang tidak takut untuk mengatakan "ya" kalau memang "ya" dan "tidak" kalau memang "tidak" dan bersedia menerima resiko atas sikapnya itu.
Inilah "etika" yang nampaknya Ahok yakini.
Sekarang tinggal bagaimana warga DKI Jakarta menyikapi hal ini. Apakah mereka membiarkan DPRD "mengkriminalisasi" Ahok, yang berarti Ahok mungkin akan lengser, atau mau berdiri di belakangnya supaya "etika" Ahok bisa mengalahkan "etika" para pembencinya.....!
Salam Damai!
Sumber
Link: http://adf.ly/146EH7