
Masih ingatkah Anda dengan kasus pembunuhan yang membuat salah satu pejuang aktivis HAM tergarang Indonesia ini tewas? Ya, meski sudah meninggal pada tangal 7 Desember 2004 lalu, masyarakat tak gentar meneriakkan slogan 'Menolak Lupa' untuk terus memperjuangkan pengusutan tuntas tentang misteri pembunuhan Munir.
Saat itu, Munir Said Thalib yang merupakan pria berketurunan Arab ini sedang berada dalam sebuah perjalanan mulianya untuk melanjutkan studi S-2 Hukum Humaniter di Universitas Utrecht, Belanda. Sungguh naas, keinginan Munir Said Thalib untuk memperdalam ilmunya hingga jauh-jauh ke negeri orang dan meninggalkan keluarga dan kerabatnya di Indonesia ini malah berakhir dengan tragis dalam sebuah pesawat.
Dalam penyelidikan tersebut, diketahui bahwa kematian yang dialami Munir Said Thalib ini tergolong tak wajar. Pasalnya, tim penyelidik menemukan adanya racun arsenik yang terdapat dalam tubuh almarhum dengan kadar yang mematikan. Setelah dilakukan penyelidikan selama setahun kemudian, pihak kepolisian secara resmi memasukkan seorang pilot pesawat penerbangan Garuda Indonesia, Pollycarpus Budihari Priyanto sebagai tersangka kasus pembunuhan Munir.
Pada saat persidangan, diketahui bahwa Pollycarpus yang sedang cuti menerbangkan pesawat ternyata sempat bertukar tempat duduk dengan Munir dalam penerbangan dari Jakarta-Singapura. Meski bukan pelaku utama, tetapi dalam kasus pembunuhan Munir Said Thalib, ia bertindak sebagai seorang fasilitator. Pollycarpus pun pada akhirnya dijatuhi vonis hukuman untuk mendekam di penjara selama 14 tahun.
Tiga tahun kemudian, setelah persidangan Pollycarpus, tepatnya tangal 19 Juni 2008 Mayjen (purn) Muchdi PR yang merupakan seorang mantan petinggi Badan Intelijen Negara (BIN) juga ditangkap karena diduga kuat sebagai otak dibalik kasus pembunuhan Munir Said Thalib.
Hal ini didasari akan sejumlah bukti kuat yang mengarah kepadanya. Akan tetapi, sebuah keputusan tak terduga justru diberikan hakim pada akhir tahun 2008 yang menvonis bebas Muchdi atas kasus pembunuhan Munir. Sampai saat ini, vonis kontroversial atas kasus pembunuhan Munir yang ditudukan pada dirinya ini pun masih dikaji ulang dan diperiksa pihak berwenang.
Munir sebelumnya menjabat sebagai Direktur Lembaga Pemantau Hak Asasi Manusia Indonesia Imparsial. Ia memang dikenal sebagai pejuang Hak Asasi Manusia (HAM) yang paling tegas. Munir juga sangat berani dalam menyuarakan kritikan-kritikannya atas tindak ketidakadilan yang dialami rakyat sipil pada para penguasa. Istri Munir, Suciwati, juga sampai saat ini masih menuntut tentang pengusutan tuntas dalang dibalik peristiwa pembunuhan suaminya.
Akankah dalang pembunuhan Munir ini terungkap tahun 2014 ini? Kita lihat saja.
Dikutip dari: http://adf.ly/rzNSC


