RMOL. Presiden Terpilih Joko Widodo membantah 16
posisi menteri yang ia persiapkan untuk partai politik
termasuk bagian dari bagi-bagi kursi menteri.
Ia mengklaim 16 orang dari parpol itu bukan bagian dari
kontrak politik dengan partai pengusung Jokowi-JK, yaitu
PDIP, Nasdem, PKB, Hanura dan PKPI. Karena sejak
awal ia tidak menjanjikan berapa kursi menteri yang
akan masing-masing partai peroleh.
"Ya kalau yang namanya bagi-bagi kursi itu belum
berangkat sudah (dijanjikan), ya ikut saya ya, saya beri
empat. Gabung dengan saya ya saya beri tiga. Gabung
dengan saya ya saya beri menteri utama," ujarnya di
Balaikota, Jakarta Pusat, Selasa (19/9).
Dan sekarang, ia mempersilahkan masing-masing partai
pengusungnya mengajukan nama-nama yang akan
mengisi calon menterinya.
"Bedanya mempunyai kalkulasi, kemudian kamu mau
setor seratus nggak apa-apa. Setor 20 nggak apa-apa.
Kamu setor 10 nggak apa-apa. Setor nama. Silahkan,"
tandasnya.
Katanya, Tim Transisi akan memilah nama-nama orang
yang diajukan oleh masing-masing partai untuk
ditempatkan di kabinet Jokowi-JK. Yang pasti, Jokowi
janjikan jumlah menteri yang sesuai untuk partai yang
memberi dukungan penuh padanya.
"Ya logikanya seperti apa. Misalnya PDIP saya beri satu,
ya kan, Nasdem saya beri sepuluh. Logikanya masuk
nggak? He-he-he," paparnya.
"Mesti ada logika-logika seperti itu. Ini sama saja kaya
partai pemenang nggak jadi ketua dewan. Keliru lagi
logikanya," tandasnya.
sumber http://m.rmol.co/news.php?id=172228
udah salah tapi masih aja ngotot bhwa hal itu bukan bagi bagi kursi gan

padahal belum jadi presiden tapi udah sering bohong gimana kalo saat jdi presiden nanti
Dikutip dari: http://adf.ly/s6Rua


