Mayoritas tenaga kesehatan yang terpapar tersebut adalah perawat. Lukman menjelaskan umumnya terjadi kecelakaan kerja, setelah memberikan suntikan kepada pasien hepatitis B, secara tidak sengaja perawat tertusuk jarum suntik oleh mereka sendiri. "Misalnya tidak sesuai dengan prosedur yang berlaku tentang penggunaan jarum suntik yang aman, seperti meletakkan sembarangan jarum suntik bekas pakai atau menutup penutup jarum suntik dengan dua tangan. Dari empat kali menutup jarum suntik dengan dua tangan pasti ada satu kali yang tertusuk jari mereka sendiri," beber dokter Lukman
Soal menutup jarum suntik, dokter Lukman mengatakan, prosedur yang benar seharusnya hanya dengan satu tangan. Karena jika dengan dua tangan memberi risiko tidak pas memasukkan penutup jarum suntik. "Coba kalau Anda sering buka tutup buka tutup, dari empat kali pasti ada satu yang los, tidak masuk," katanya.
Itu juga akibat penggunaan jarum suntik di kebanyakan rumah sakit di Indonesia masih yang dengan penutup terpisah. Sementara di sejumlah negara sudah mulai menggunakan yang otomatis ketika jarum suntik sudah habis dipakai untuk menyuntik ia akan masuk dengan sendirinya. Atau pada bagian ujung jarum suntik ada pengamannya khusus. "Kendalanya ya karena harganya jauh lebih mahal, bisa 30 kali lebih mahal dari yang biasa. Tapi penelitian menunjukkan biaya penggunaan jarum suntik yang lebih aman itu lebih efektif dan harganya masih jauh lebih murah dari biaya pengobatan karena terinfeksi hepatitis," ujar Lukman.
Dengan tingginya angka tersebut, Lukman berpendapat belum optimalnya jaminan keselamatan kerja dan kesehatan bahkan untuk para tenaga kesehatan. Lukman menyebut baru sebanyak 37 persen tenaga kesehatan yang mendapat vaksin hepatitis B. Ke depan, dia berharap pemerintah harus mengupayakan jaminan perlindungan bagi tenaga kesehatan.
"Jika cakupan untuk mendapat vaksin meluas hingga 90 persen maka bisa mengurangi angka yang terinfeksi sebanyak 1.000 orang setiap tahunnya. Sedangkan jika menggunakan jarum suntik yang lebih terjamin keamanannya ini bahkan bisa menurunkan hingga 2.000 tenaga kesehatan yang terinfeksi setiap tahunnya," beber dia. Sementara BPJS melalui program JKN-nya telah menjamin tenaga kesehatan yang menjadi peserta JKN untuk mendapatkan imunisasi vaksi hepatitis.
Sumber: http://posbali.com/7-000-tenaga-kese...i-hepatitis-b/

Dikutip dari: http://adf.ly/sEzy2


