Please disable ad-blocker to view this page



SITUS BERITA TERBARU

Ruko Ambruk, Niat Pulang Kampung Jono pun Sirna

Saturday, June 7, 2014
Ruko Ambruk, Niat Pulang Kampung Jono pun Sirna



Tragedi ambruknya ruko tiga lantai di Samarinda, Kalimantan Timur, membuat trauma tersendiri bagi 72 pekerja yang dinyatakan selamat. Seluruh korban tewas sudah ditemukan semuanya. Tapi tragedi itu tak bisa menghapus cerita pilu dari keluarga Jono, pekerja yang ditemukan tewas di antara timbunan puing bangunan, Jumat, 6 Juni 2014.

Siang itu, suara pengajian di masjid berkumandang. Maklum, sekitar pukul 11.35 Wita jelang memasuki waktu salat Jumat. Tapi keriuhan kumandang masjid juga terjadi keriuhan di lokasi ambruknya bangunan.

Tim SAR gabungan riuh karena sibuk mengevakuasi jenazah Jono. Pria 50 tahun asal Ponorogo ini ditemukan tewas dengan kondisi tubuh membusuk.

Rekan kerjanya mengenali jenazah dari tas pinggang yang masih terikat di tubuhnya. Tas pinggangnya berisi uang yang akan dibawa ke kampung halaman lebih dari Rp 8 juta. Uang itu hasil kerjanya di tanah rantau selama enam bulan.

"Dia itu sudah selesai dan Selasa itu sudah mau pulang kampung bersama adik iparnya, Alam," kata Arif Dwi Saputra, rekan kerjanya asal Ponorogo, Jumat, 6 Juni 2014. (Baca: 12 Jenazah Korban Ruko Ambruk Sudah Dievakuasi)

Jono sudah mengantongi tiket pesawat. Sekitar pukul 06.00 Wita dia sudah berpamitan dengan semua rekan kerjanya. Dia menyalami dengan mendatangi semua mes pekerja yang berdiri di sekitar bangunan.

Nasib nahas pun tiba tepat sekitar pukul 06.30 Wita. Belum sempat keluar bangunan, tiba-tiba ambruk dan menimpa Jono. Dari posisi jenazah Jono di temukan, terakhir yang disalami saat berpamitan adalah Toni, sebagai kepala tukangnya. Jenazah Toni ditemukan tak jauh dari Jono.

"Mobil travel dia itu mau menyusul jam 07.00 Wita, mungkin setelah menyalami Toni dia mau menuju mesnya untuk mengambil tas pakaian, tapi bangunan keburu ambruk," kata dia.

Rekan kerja lainnya sesama asal Ponorogo, Eko Saputra, mengatakan di dalam tas pinggangnya terdapat uang hasil kerjanya termasuk uang titipan Alam, mencapai lebih dari Rp 8 juta. "Jadi mereka berdua itu sudah mau pulang kampung Selasa itu, pesawatnya jam 14.00 Wita," kata Eko.

Akibat kejadian itu Alam pun membatalkan pulang kampung. Karena dia harus menunggu Jono sampai diketemukan. Tiket pulang pun hangus. Tapi uang yang akan dikirimkan ke kampung halaman berhasil diselamatkan.

Takdir memang tak bisa dilawan. Ambruknya bangunan memusnahkan keinginan Jono berkumpul bersama keluarga tercinta di kampung halaman. Jono pun pulang ke tempat abadinya.

SUMBER
SHARE THIS POST:
FB Share Twitter Share

Blog Archive