Ketegangan menjelang penutupan lokalisasi Dolly Surabaya, makin meningkat pada 18 Juni mendatang. Pekerja seks komersil, mucikari dan warga di sekitar lokasi sampai kini membentuk dua wadah yang mereka namakan Gerakan Rakyat Bersatu dan Front Pekerja Lokalisasi, kemarin menggelar aksi "Perempuan Lokaliasi Menggugat".
Gerakan tersebut melibatkan ratusan pekerja seks dari sejumlah lokalisasi di Surabaya ke Gang Dolly. Mereka menyuarakan penolakan penolakan lewat surat yang dikirim ke Presiden SBY dan Komnas HAM.
Sejumlah tuntutan mereka suarakan lewat spanduk-spanduk yang bertebaran, misal "Risma, kalo tidak bisa mengayomi orang kecil turun dari jabatanmu."
Gerakan tersebut melibatkan ratusan pekerja seks dari sejumlah lokalisasi di Surabaya ke Gang Dolly. Mereka menyuarakan penolakan penolakan lewat surat yang dikirim ke Presiden SBY dan Komnas HAM.
Sejumlah tuntutan mereka suarakan lewat spanduk-spanduk yang bertebaran, misal "Risma, kalo tidak bisa mengayomi orang kecil turun dari jabatanmu."
Ketua Komunitas Independen Lokalisasi, Saputro, menyebutkan aksi tersebut merupakan pernyataan keberadaan pekerja seks.
"Pelacuran adalah bentuk perjuangan perempuan pinggiran yang dipinggirkan sistem," terangnya.
Ia menegaskan, hingga kini belum ada itikad baik dari Pemkot Surabaya Pemprov Jatim guna mempertemukan para pihak terkait dalam rencana penutupan Dolly.
Sumber


yok opo ki mbak risma?


