
"Kalau penerbit Obor kami pernah cetak bukunya," ujar Akbar, 32 tahun, manajer Percetakan Gajah Hidup. Perusahaan ini beralamat di Jalan Haji Kamang 77, Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan.
"Tabloid Obor Rakyat tidak pernah, silakan saja dicek di dalam, tidak ada," ujarnya. Ketika Tempo masuk ke ruang percetakan seluas 30 x 30 meter tersebut, memang tak terdapat jejak bahwa tabloid yang sudah dicetak dua edisi ini pernah diproduksi di sana.
Tempo hanya menemukan tumpukan buku doa yasin berwarna hijau dengan stiker Prabowo-Hatta di sampul belakang. "Paling kalau untuk kampanye-kampanyean yang kayak gini," ujar Akbar.
Menurut dia, tender proyek percetakan dalam masa pemilihan presiden ini sepi. "Kalau waktu pemilihan caleg kemarin ramai, banyak bikin brosur di sini," ujarnya.
Tabloid Obor Rakyat juga dikabarkan dicetak di percetakan yang lokasinya tak jauh dari PT Gajah Hidup, yakni PT Prima Sejahtera. Kantor percetakan yang terletak di Jalan Haji Ipin, Pondok Labu, ini lebih sempit. "Kami enggak pernah ada cetak kayak gitu," ujar Amin, 29 tahun, pekerja PT Prima Sejahtera.
Menurut dia, percetakannya kebayakan memproduksi pamflet dan undangan. "Di sini enggak pernah buat buku atau tabloid kayak gitu," ujarnya.
Dua pekerja di kantor percetakan tersebut menegaskan, mereka antikampanye negatif. Ketika dijelaskan apa itu tabloid Obor Rakyat, mereka kaget. "Kami juga enggak mau kalau tiba-tiba dapat orderan tapi disuruh menjelekkan orang," ujar Amin.
Adapun aturan di PT Gajah Hidup lebih tegas. "Bos kami bilang, jangan terima kalau ada kayak gitu, risikonya tinggi," ujar Akbar.
Tabloid Obor Rakyat diproduksi dua edisi. Isinya menjelek-jelekan calon presiden Joko Widodo. Dalam edisi pertamanya, Obor Rakyat menampilkan Jokowi sedang mencium tangan Megawati dengan judul besar "Capres Boneka". Tabloid ini disebar ke pelosok Jawa hingga masuk ke masjid dan pesantren dengan sisipan ajakan berbau SARA untuk tidak memilih capres nomor urut dua tersebut.
SUMBER


