SITUS BERITA TERBARU

MENANGKAL PENYADAPAN VERSI TNI

Thursday, November 21, 2013
Aksi penyadapan yang di lakukan oleh pemerintah Australia kepada Indonesia,menjadi pemebritaan terhangat sepekan ini. Aksi yang dilakukan Badan Intelijen Australia terhadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan sejumlah pejabat lainnya, terbongkar dan menjadi pemberitaan di beberapa negara.Lalu apa yang di lakukan berbagai elemen bangsa,termasuk soal bagaimana memperkuat pertahanan dalam negeri dan terbebas dari penyadapan. Tak ingin menjadi korban aksi spionase, Panglima Tentara Nasional Indonesia Jenderal Moeldoko punya kiat menghindari aksi penyadapan negara lain.

Menurut Jendral Moeldoko,dalam konteks intelijen pihaknya sedang menyiapkan enkripsi. Hanya dengan enkripsi itulah kebocoran bisa diatasi. Enkripsi adalah proses mengubah pesan, data atau informasi, agar informasi itu tidak dapat dibaca oleh orang yang tidak berhak. Enkripsi adalah bagian dari ilmu yang disebut kriptografi. Kriptografi sendiri merupakan sebuah ilmu yang mempelajari teknik membuat sebuah pesan atau infromasi tidak dapat dibaca orang yang tak berhak.

Menurut Moeldoko, jika alat komunikasi dienkripsi, maka akan menghindari kebocoran informasi. Kedua, kata Moeldoko, adalah memperkuat kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM). Apalagi, mulai 5 Oktober 2014, alutsista Indonesia akan menjadi sangat canggih. Sehingga, harus ditopang dengan SDM yang hebat.Dalam konteks hubungan internasional, ada hal yang sensitif dari aksi penyadapan itu yang tidak tepat dilakukan. Kata dia, sangat tidak pantas ketika Presiden SBY berkomunikasi secara pribadi dengan Ibu Negara Ani Yudhoyono juga ikut disadap.


Kendati begitu, aksi sadap menyadap dalam hubungan militer dapat saja dikatakan wajar. Katanya, wajar apabila aksi penyadapan itu dilakukan tanpa diketahui oleh siapapun.

Sementara itu sikap tegas pemerintah dan juga TNI yang menarik kerjasama, di apresiasi oleh sejumlah pihak. Di antaranya Wakil Ketua Komisi I bidang Luar Negeri dan Pertahanan DPR Tubagus Hasanudin yang mengapresiasi sikap tegas Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang menghentikan kerjasama militer dan intelijen dengan Australia. Kata Tubagus, seharusnya Indonesia juga berani memutus kerjasama di bidang lainnya, misalnya perdagangan dan imigrasi. Katanya, berdasarkan pengalaman di masa lalu, hubungan Indonesia dan Australia selalu pasang-surut. Sehingga, Indonesia tak perlu khawatir hubungan persahabatan dengan Australia benar-benar selesai.

Berdasarkan data Global Firepower terbaru, militer Indonesia berada di peringkat 15, dari 68 negara di dunia yag disurvei. Sementara Australia berada di peringkat 23. Soal intelijen, menurutnya, Australialah pihak yang paling rugi. Dia juga berharap, agar secepatnya Duta Besar Australia di Jakarta segera kembali ke negerinya. Semoga sikap tegas pemerintah Indonesia di apresiasi seluruh lapisan masyarakat Indonesia !!


http://nasional.news.viva.co.id/news...ari-penyadapan
SHARE THIS POST:
FB Share Twitter Share

Blog Archive