SITUS BERITA TERBARU

Sudah Sepekan 23 Warga Kali Sentiong Tidur di Lorong Rusun Komarudin

Wednesday, February 26, 2014

Jakarta - Sekitar 23 orang warga eks bantaran Kali Sentiong di kawasan Waduk Sunter, kelurahan Sunter Agung, Tanjung Priok menggigit jari lantaran tidak dapat rusun. Mereka terpaksa tinggal di emperan rusun Komarudin sejak Kamis (20/2) lalu.

3 Kepala Keluarga tersebut terpaksa tidur di lorong atau lantai dasar rusun. Sejumlah barang perabotan rumah tangga milik mereka digeletakan begitu saja di pinggir dinding koridor. Alhasil, kondisi kumuh nampak terlihat jelas di Rusun Komarudin. Mereka terpaksa tidur berselimut angin malam dengan gigitan nyamuk. Beralaskan tikar dan karpet, warga tersebut menunggu kepastian janji dari Pemprov DKI Jakarta.

Seperti yang dituturkan oleh Hoku Tampubolon (53), ia terpaksa tidur di loorng-lorong lantaran belum mendapat rusun. Janji sekedar janji, mereka sebelumnya diiming-imingi akan direlokasi ke tempat lebih layak.

"Sebelum pembongkaran kami dijanjikan akan diberi rusun, tapi kenyataannya apa, saya sama keluarga harus tidur kayak gelandangan begini," ujar Hoku saat berbincang dengan detikcom, Rabu (26/2/2014).

Sejak berada di Sunter, Hoku bersama kedua kepala keluarga lainnya telah mendaftar ke kelurahan. Hal itu ia lakukan melihat tetangganya yang sudah mendapat rusun.

"Padahal saat di Sunter kami sudah didaftar dan dijanjikan mendapatkan unit di rusun. Tapi ternyata kami malah ditelantarkan di sini, kalau memang belum siap seharusnya jangan buru-buru direlokasi. Ayam saja ada kandangnya masa kami manusia tak punya tempat tinggal," ungkap Hoku.

Tidur di luar dengan kondisi cuaca yang tidak jelas membuat kondisi fisik mereka menjadi lemah. Bahkan beberapa anak kecil jatuh sakit."Anak-anak saya sampai tidak sekolah selama seminggu terakhir, mereka harusnya sekolah di SDN Kebon Kosong 12 Petang dan SMAN 41. Hampir seminggu di sini uang kami sudah habis, mana cukup buat mereka berangkat sekolah," tuturnya.

Lain halnya dengan Lestari (43) warga Rt 17/05 Sunter Agung, warga relokasi waduk Sunter. Ia bersama 14 KK lainnya langsung direlokasi menggunakan mobil truk satpol PP.

"Waktu relokasi dimobil satpol PP bukan cuma warga Sentiong saja tapi ada rombongan lain juga," kata Lestari.

Meski dijanjikan rusun dengan dapat uang kerohiman sebesar Rp 500 ribu. Tak sepeser pun uang tersebut diambilnya.

"Saya nggak butuh uang, uang masih bisa dicari tapi tempat tinggal mau cari dimana ? Ini Jakarta mas, semua serba mahal," keluhnya.

Lestari dan Hoku Tampubolon telah menjalankan prosedural relokasi. Mereka memiliki KTP dan KK DKI Jakarta. Data tersebut telah diserahkan ke tingkat kelurahan sampai dengan kecamatan.

"Nggak tahu deh itu data-data saya udah masuk belum ke dinas perumahan, saya pingin dapat solusinya. Jangan telantarkan kami seperti ini," ungkap Lestari.

sumber http://news.detik.com/read/2014/02/2...arudin?9922032

duh kasian sekali warga yang kena gusur, di PHP in ma pemda DKI
SHARE THIS POST:
FB Share Twitter Share

Blog Archive