Jakarta -Sejumlah pabrik mobil di Australia akan menutup pabriknya dan menawarkan ahli otomotif mereka untuk bekerja di Indonesia. Bagi Wakil Menteri Perindutrian (Wamenperin) Alex SW Retraubun fenomena ini bisa menjadi ancaman untuk tenaga kerja industri lokal.
"Ancaman itu, kalau benar itu ancaman," kata Alex saat ditemui di Kantor Kementerian Perindustrian, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Jumat (28/2/2014).
Alex beralasan, jika para ahli teknologi di bidang otomotif asal Australia pindah ke Indonesia, maka sumber daya manusia (SDM) di Indonesia akan bersaing ketat dengan mereka. Menurutnya, potensi SDM Indonesia di sektor industri otomotif sangat baik.
"Akan membuat ancaman untuk SDM kita mendapat peluang. SDM kita berpotensi. Industri ini salah satu yang hebat di negara kita, tapi kalau orangnya tidak kompeten itu akan diiisi oleh orang lain," tambah Alex.
Seperti diketahui, satu per satu pabrik mobil di Australia akan menutup kegiatan produksinya. Hal ini membuat pengusaha Australia memutar otak agar para ahlinya bisa tetap bekerja.
Menteri Perindustrian MS Hidayat mengatakan kemarin kedatangan asosiasi pengusaha otomotif Negeri Kanguru. Mereka menawarkan ahli dan teknologi yang bisa dipakai di Indonesia.
"Situasi di Australia sekarang mobil-mobil di sana pabriknya ditutup, atau dikecilkan produksinya, (pabrikan) Eropa juga tutup, Holden ditutup, mereka mau menawarkan teknologi yang idle (tak terpakai), termasuk para expert-nya (tenaga ahli), untuk membantu di Indonesia industri apa yang bisa mereka bantu," kata Hidayat.
Pabrik-pabrik itu antaralain Toyota, produsen mobil asal Jepang ini memutuskan untuk tidak lagi memproduksi mobil di negeri Kanguru Australia mulai tahun 2017 setelah 50 tahun di sana. Di Australia Toyota memproduksi Camry, Camry Hybrid dan Aurion serta mesin-mesin 4 silinder di Australia. .
Sebelumnya GM dan Ford juga memutuskan untuk menghentikan operasi mereka di Australia. Ford akan berhenti memproduksi mobil di 2016, sedangkan GM (dengan merek Holden) sama dengan Toyota pada 2017 mendatang.
http://finance.detik.com/read/2014/0...nesia?f9911013
sonotan udah kelabakan toh, semua pabrik dari jepang dan amerika ato eropa pada tutup
"Ancaman itu, kalau benar itu ancaman," kata Alex saat ditemui di Kantor Kementerian Perindustrian, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Jumat (28/2/2014).
Alex beralasan, jika para ahli teknologi di bidang otomotif asal Australia pindah ke Indonesia, maka sumber daya manusia (SDM) di Indonesia akan bersaing ketat dengan mereka. Menurutnya, potensi SDM Indonesia di sektor industri otomotif sangat baik.
"Akan membuat ancaman untuk SDM kita mendapat peluang. SDM kita berpotensi. Industri ini salah satu yang hebat di negara kita, tapi kalau orangnya tidak kompeten itu akan diiisi oleh orang lain," tambah Alex.
Seperti diketahui, satu per satu pabrik mobil di Australia akan menutup kegiatan produksinya. Hal ini membuat pengusaha Australia memutar otak agar para ahlinya bisa tetap bekerja.
Menteri Perindustrian MS Hidayat mengatakan kemarin kedatangan asosiasi pengusaha otomotif Negeri Kanguru. Mereka menawarkan ahli dan teknologi yang bisa dipakai di Indonesia.
"Situasi di Australia sekarang mobil-mobil di sana pabriknya ditutup, atau dikecilkan produksinya, (pabrikan) Eropa juga tutup, Holden ditutup, mereka mau menawarkan teknologi yang idle (tak terpakai), termasuk para expert-nya (tenaga ahli), untuk membantu di Indonesia industri apa yang bisa mereka bantu," kata Hidayat.
Pabrik-pabrik itu antaralain Toyota, produsen mobil asal Jepang ini memutuskan untuk tidak lagi memproduksi mobil di negeri Kanguru Australia mulai tahun 2017 setelah 50 tahun di sana. Di Australia Toyota memproduksi Camry, Camry Hybrid dan Aurion serta mesin-mesin 4 silinder di Australia. .
Sebelumnya GM dan Ford juga memutuskan untuk menghentikan operasi mereka di Australia. Ford akan berhenti memproduksi mobil di 2016, sedangkan GM (dengan merek Holden) sama dengan Toyota pada 2017 mendatang.
http://finance.detik.com/read/2014/0...nesia?f9911013
sonotan udah kelabakan toh, semua pabrik dari jepang dan amerika ato eropa pada tutup