Jakarta , kamis 27 FEb 2014
KOMPAS.com � Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama tak puas terhadap pelayanan dua operator air bersih yang menjadi partner PDAM Jaya, yaitu Palyja dan Aetra. Menurutnya, saat dilanda banjir, pasokan air bersih mengalami gangguan dan berkurang hingga 40 persen karena instalasi pengolahan air (IPA) turut terendam banjir.
"Kita ambil alih Palyja dan Aetra saja. Enggak bisa lagi mengandalkan mereka," ujar Basuki, di Balaikota Jakarta, Rabu (26/2/2014).
Ia juga mengungkapkan, perjanjian kerja sama dengan pihak swasta selama ini lebih banyak merugikan Pemprov DKI Jakarta karena perjanjian tersebut tak bisa diputuskan secara sepihak. Selain itu, tak ada ketentuan sanksi. Saat ini, kata Basuki, Pemprov DKI tengah mengkaji alternatif perjanjian dengan swasta. Ia menekankan, perjanjian kerja sama dengan pihak swasta harus menjamin adanya keuntungan 22 persen bagi Pemprov DKI. Jika tidak, swasta dianggap memiliki utang kepada Pemprov DKI.
"Selama ini, mana ada perjanjian yang seperti itu? Bego banget kita tanda tangan perjanjian yang merugikan kita kayak begitu, makanya kita berusaha perbaiki," kata Basuki.
Untuk merealisasikan rencana tersebut, kata dia, Pemprov DKI kembali menugaskan dua perusahaan daerah yang juga membeli saham Palyja dan Aetra, yaitu PT Pembangunan Jaya dan PT Jakarta Propertindo. Walaupun badan usaha milik daerah (BUMD) itu bergerak di bidang properti, Basuki yakin keduanya dapat mengatasi persoalan air bersih di Jakarta.
mati loh palyja, aetra
emg bener sih , disaat warga jakarta kebanjiran butuh listrik dan air , eh air bersih malah ga kuar dgn alesan kerendem
disisi pemprov , tidak mendapatkan keuntungan
lah jadi siapa sih yg setuju in ??????
pengalaman TS :Palyja sering stp mejelang lebaran selalu mati air dgn alasan klise : pompa kebakar , pembersihan maintenance dll dan selalu molor dari waktu yg dijanjikan
sumber : http://megapolitan.kompas.com/read/2...tra.dan.Palyja
KOMPAS.com � Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama tak puas terhadap pelayanan dua operator air bersih yang menjadi partner PDAM Jaya, yaitu Palyja dan Aetra. Menurutnya, saat dilanda banjir, pasokan air bersih mengalami gangguan dan berkurang hingga 40 persen karena instalasi pengolahan air (IPA) turut terendam banjir.
"Kita ambil alih Palyja dan Aetra saja. Enggak bisa lagi mengandalkan mereka," ujar Basuki, di Balaikota Jakarta, Rabu (26/2/2014).
Ia juga mengungkapkan, perjanjian kerja sama dengan pihak swasta selama ini lebih banyak merugikan Pemprov DKI Jakarta karena perjanjian tersebut tak bisa diputuskan secara sepihak. Selain itu, tak ada ketentuan sanksi. Saat ini, kata Basuki, Pemprov DKI tengah mengkaji alternatif perjanjian dengan swasta. Ia menekankan, perjanjian kerja sama dengan pihak swasta harus menjamin adanya keuntungan 22 persen bagi Pemprov DKI. Jika tidak, swasta dianggap memiliki utang kepada Pemprov DKI.
"Selama ini, mana ada perjanjian yang seperti itu? Bego banget kita tanda tangan perjanjian yang merugikan kita kayak begitu, makanya kita berusaha perbaiki," kata Basuki.
Untuk merealisasikan rencana tersebut, kata dia, Pemprov DKI kembali menugaskan dua perusahaan daerah yang juga membeli saham Palyja dan Aetra, yaitu PT Pembangunan Jaya dan PT Jakarta Propertindo. Walaupun badan usaha milik daerah (BUMD) itu bergerak di bidang properti, Basuki yakin keduanya dapat mengatasi persoalan air bersih di Jakarta.
mati loh palyja, aetra
emg bener sih , disaat warga jakarta kebanjiran butuh listrik dan air , eh air bersih malah ga kuar dgn alesan kerendem
disisi pemprov , tidak mendapatkan keuntungan
lah jadi siapa sih yg setuju in ??????
pengalaman TS :Palyja sering stp mejelang lebaran selalu mati air dgn alasan klise : pompa kebakar , pembersihan maintenance dll dan selalu molor dari waktu yg dijanjikan
sumber : http://megapolitan.kompas.com/read/2...tra.dan.Palyja