Merdeka.com - Muhammad Nazaruddin kembali 'bernyanyi' membuka borok koleganya Anas Urbaningrum. Bahkan, dalam nyanyiannya kali ini, Nazaruddin memposisikan Anas sebagai otak dari skandal proyek Hambalang.
Bahkan, Nazaruddin menyebut mantan Menteri Keuangan Agus Martowardojo ikut terlibat dalam proyek itu. Hal itu lantaran Nazaruddin mengaku pernah bertemu keduanya Anas dan Agus Marto di salah satu restoran di Jakarta.
Nazaruddin pun meminta Anas untuk taubat di dalam tahanan KPK. Nazaruddin juga meminta Anas untuk membuka fakta sebenarnya.
Namun, Anas membantah semua tuduhan Nazaruddin. Anas menilai ocehan Nazaruddin merupakan kebohongan belaka.
Berikut nyanyian-nyanyian terbaru Nazaruddin terdapat Anas yang dirangkum merdeka.com:
1. Punya Rp 2 triliun untuk nyapres
Merdeka.com - M Nazaruddin kembali membuka borok koleganya Anas Urbaningrum . Lewat pengacaranya, Elza Syarief , Nazaruddin menyebut jika mantan ketua umum Partai Demokrat itu menyimpan uang Rp 2 triliun di Singapura.
"Uang di Singapura itu disimpan dalam safety box," ujar Elza, Rabu (29/1) kemarin.
Elza menyebut jika penyimpanan uang tersebut dibantu oleh mantan Wakil Direktur Eksekutif Partai Demokrat M Rahmat dan Fahmi. "Selain M Rahmat yang bantu itu Fahmi. Fahmi dari swasta, bentuknya ada yang dolar Singapura dan dolar Amerika," ujar Elza.
Menurut keterangan Nazaruddin kepada Elza, uang Rp 2 triliun itu didapat dari 20 proyek yang digarap kliennya. Dari 20 kasus itu, 12 di antaranya sudah dibuka Nazaruddin ke KPK termasuk proyek e-KTP.
Menurut Nazar, uang tersebut nantinya akan digunakan untuk memuluskan pencapresan Anas Urbaningrum. "Memang sengaja persiapan untuk nanti. Termasuk negosiasi mau membeli perusahaan seperti iklan. Di situlah saya terlibat, tetapi tidak jadi," tutut Elza.
Namun saat dikonfirmasi perihal uang Rp 2 triliun di deposit boks di Singapura, Anas membantahnya. "Kok berita bohong sampeyan percaya," bantah Anas.
Anas pun meminta media tidak mudah percaya dengan semua ocehan Nazaruddin . "Sampeyan sudah tau toh, berita bohong kok dipercaya," ujarnya lagi-lagi membantah.
Namun saat ditanya soal sumber harta kekayaannya, Anas pun enggan menjawab. "Sampeyan kayak penyidik aja," imbuhnya.
2. Anas bersama Agus Marto lobi soal Hambalang
Merdeka.com - Terpidana kasus suap Wisma Atlet SEA Games, Muhammad Nazaruddin, menyatakan mantan Menteri Keuangan, Agus Martowardojo, adalah orang yang berperan penting dalam meloloskan permintaan pengubahan skema anggaran proyek Hambalang dari tahun tunggal (single year) ke tahun jamak (multi years). Bahkan, menurut pemilik Grup Permai itu menyatakan Agus Marto nekat menyetujui pengubahan skema anggaran meski dokumen diajukan tidak lengkap.
Menurut Nazaruddin saat bersaksi dalam sidang terdakwa Deddy Kusdinar, skema anggaran proyek Hambalang sejak awal diatur diarahkan ke skema tahun jamak. Tetapi, lanjut dia, surat permohonan pengubahan skema anggaran itu sempat ditolak Kementerian Keuangan.
Buat melobi supaya skema anggaran multi years lolos, Nazaruddin mengaku sempat melakukan pertemuan dengan Agus Marto ditemani Anas Urbaningrum di sebuah restoran masakan Jepang bernama Eby, di Jakarta. Saat itu, dia juga menghadirkan Direktur PT Dutasari Citra Laras (PT DCL), Mahfud Suroso, dan pemilik M'Sons Capital sekaligus pemilik saham PT DCL, Munadi Herlambang.
"Pernah saya dengan Mas Anas bertemu Agus Marto di restoran jepang Eby. Setelah berbicara, Mas Anas bilang ke Pak Agus ini ada masalah sedikit soal anggaran proyek Hambalang. Kemudian disuruhnya Mahfud dan Munadi masuk. Pak Agus bilang, 'Mas, ini akan saya bantu dan saya urus, tapi ada surat yang kurang tolong dilengkapi'," kata Nazaruddin saat bersaksi dalam sidang Deddy, di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Kamis (16/1).
3. Anas otak proyek Hambalang
Merdeka.com - Terpidana kasus suap Wisma Atlet, Muhammad Nazaruddin, menyebut Anas Urbaningrum adalah orang yang mengatur taktik melobi dan peningkatan anggaran proyek P3SON Hambalang di DPR. Menurut suami Neneng Sri Wahyuni itu, Anas juga orang yang melobi pejabat terkait buat memuluskan lobi proyek Hambalang.
"Kalau mengatur di DPR Mas Anas. Dari Kemenpora, ada Wafid Muharam," kata Nazaruddin saat bersaksi dalam sidang Deddy, di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Kamis (16/1).
Nazaruddin mengatakan, Anas adalah orang yang memanggil meminta Anggota Komisi II DPR, Ignatius Mulyono, supaya menghubungi Kepala Badan Pertanahan Nasional saat itu, Joyo Winoto. Saat itu, suami Athiyyah Laila itu masih menjabat Ketua Fraksi Partai Demokrat. Anas meminta supaya Ignatius membantunya mengurus sertifikat hak pakai tanah Hambalang.
"Pak Ignatius mau membantu. Setelah pertemuan itu, Pak Ignatius langsung menghubungi Pak Joyo supaya bertemu di ruang ketua fraksi membahas masalah itu," lanjut Nazaruddin.
Namun, saat itu Joyo enggan menanggapi ajakan Ignatius bertemu di ruang ketua fraksi Partai Demokrat lantaran takut menimbulkan prasangka. Dia meminta supaya pembahasan itu dilakukan di luar. Akhirnya disusunlah sebuah pertemuan di restoran Nippon-Kan, Jakarta.
"Di tempat itu hadir saya, Mas Anas, Pak Joyo, sama Sestama Managam Manurung. Saat itu Pak Joyo mengatakan siap membantu karena sertifikat hak pakai itu telah ada sejak masa Dirjen Pemuda dan Olahraga," sambung Nazaruddin.
4. Anas serba tahu dan sudah tahu
Merdeka.com - Terpidana kasus suap Wisma Atlet, Muhammad Nazaruddin, kembali buka suara soal mantan sahabat karibnya, Anas Urbaningrum. Dia meminta Anas supaya bertaubat di dalam tahanan Komisi Pemberantasan Korupsi.
"Mudah-mudahan Anas bisa jujur menyampaikan apa adanya. Karena saya lihat setelah Mas Anas semakin bilang tahu, semakin besar juga dia tahu. Mau saya, sudahlah, taubat. Sudah buka saja sesuai kebenaran yang sama-sama dijalani," kata Nazaruddin di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Kamis (16/1).
Nazaruddin menyatakan supaya Anas tidak menyembunyikan fakta dalam perkara yang membelitnya. Dia pun meminta Anas jujur di hadapan penyidik dalam pemeriksaan.
"Soal Anas, sebenarnya Mas Anas ini semuanya serba tahu dan sudah tahu. Cuma semakin Mas Anas bilang tidak tahu, saya bilang kepada penyidik, makin tahulah dia," ujar Nazaruddin.
http://www.merdeka.com/peristiwa/nya...soal-anas.html
Bahkan, Nazaruddin menyebut mantan Menteri Keuangan Agus Martowardojo ikut terlibat dalam proyek itu. Hal itu lantaran Nazaruddin mengaku pernah bertemu keduanya Anas dan Agus Marto di salah satu restoran di Jakarta.
Nazaruddin pun meminta Anas untuk taubat di dalam tahanan KPK. Nazaruddin juga meminta Anas untuk membuka fakta sebenarnya.
Namun, Anas membantah semua tuduhan Nazaruddin. Anas menilai ocehan Nazaruddin merupakan kebohongan belaka.
Berikut nyanyian-nyanyian terbaru Nazaruddin terdapat Anas yang dirangkum merdeka.com:
1. Punya Rp 2 triliun untuk nyapres
Merdeka.com - M Nazaruddin kembali membuka borok koleganya Anas Urbaningrum . Lewat pengacaranya, Elza Syarief , Nazaruddin menyebut jika mantan ketua umum Partai Demokrat itu menyimpan uang Rp 2 triliun di Singapura.
"Uang di Singapura itu disimpan dalam safety box," ujar Elza, Rabu (29/1) kemarin.
Elza menyebut jika penyimpanan uang tersebut dibantu oleh mantan Wakil Direktur Eksekutif Partai Demokrat M Rahmat dan Fahmi. "Selain M Rahmat yang bantu itu Fahmi. Fahmi dari swasta, bentuknya ada yang dolar Singapura dan dolar Amerika," ujar Elza.
Menurut keterangan Nazaruddin kepada Elza, uang Rp 2 triliun itu didapat dari 20 proyek yang digarap kliennya. Dari 20 kasus itu, 12 di antaranya sudah dibuka Nazaruddin ke KPK termasuk proyek e-KTP.
Menurut Nazar, uang tersebut nantinya akan digunakan untuk memuluskan pencapresan Anas Urbaningrum. "Memang sengaja persiapan untuk nanti. Termasuk negosiasi mau membeli perusahaan seperti iklan. Di situlah saya terlibat, tetapi tidak jadi," tutut Elza.
Namun saat dikonfirmasi perihal uang Rp 2 triliun di deposit boks di Singapura, Anas membantahnya. "Kok berita bohong sampeyan percaya," bantah Anas.
Anas pun meminta media tidak mudah percaya dengan semua ocehan Nazaruddin . "Sampeyan sudah tau toh, berita bohong kok dipercaya," ujarnya lagi-lagi membantah.
Namun saat ditanya soal sumber harta kekayaannya, Anas pun enggan menjawab. "Sampeyan kayak penyidik aja," imbuhnya.
2. Anas bersama Agus Marto lobi soal Hambalang
Merdeka.com - Terpidana kasus suap Wisma Atlet SEA Games, Muhammad Nazaruddin, menyatakan mantan Menteri Keuangan, Agus Martowardojo, adalah orang yang berperan penting dalam meloloskan permintaan pengubahan skema anggaran proyek Hambalang dari tahun tunggal (single year) ke tahun jamak (multi years). Bahkan, menurut pemilik Grup Permai itu menyatakan Agus Marto nekat menyetujui pengubahan skema anggaran meski dokumen diajukan tidak lengkap.
Menurut Nazaruddin saat bersaksi dalam sidang terdakwa Deddy Kusdinar, skema anggaran proyek Hambalang sejak awal diatur diarahkan ke skema tahun jamak. Tetapi, lanjut dia, surat permohonan pengubahan skema anggaran itu sempat ditolak Kementerian Keuangan.
Buat melobi supaya skema anggaran multi years lolos, Nazaruddin mengaku sempat melakukan pertemuan dengan Agus Marto ditemani Anas Urbaningrum di sebuah restoran masakan Jepang bernama Eby, di Jakarta. Saat itu, dia juga menghadirkan Direktur PT Dutasari Citra Laras (PT DCL), Mahfud Suroso, dan pemilik M'Sons Capital sekaligus pemilik saham PT DCL, Munadi Herlambang.
"Pernah saya dengan Mas Anas bertemu Agus Marto di restoran jepang Eby. Setelah berbicara, Mas Anas bilang ke Pak Agus ini ada masalah sedikit soal anggaran proyek Hambalang. Kemudian disuruhnya Mahfud dan Munadi masuk. Pak Agus bilang, 'Mas, ini akan saya bantu dan saya urus, tapi ada surat yang kurang tolong dilengkapi'," kata Nazaruddin saat bersaksi dalam sidang Deddy, di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Kamis (16/1).
3. Anas otak proyek Hambalang
Merdeka.com - Terpidana kasus suap Wisma Atlet, Muhammad Nazaruddin, menyebut Anas Urbaningrum adalah orang yang mengatur taktik melobi dan peningkatan anggaran proyek P3SON Hambalang di DPR. Menurut suami Neneng Sri Wahyuni itu, Anas juga orang yang melobi pejabat terkait buat memuluskan lobi proyek Hambalang.
"Kalau mengatur di DPR Mas Anas. Dari Kemenpora, ada Wafid Muharam," kata Nazaruddin saat bersaksi dalam sidang Deddy, di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Kamis (16/1).
Nazaruddin mengatakan, Anas adalah orang yang memanggil meminta Anggota Komisi II DPR, Ignatius Mulyono, supaya menghubungi Kepala Badan Pertanahan Nasional saat itu, Joyo Winoto. Saat itu, suami Athiyyah Laila itu masih menjabat Ketua Fraksi Partai Demokrat. Anas meminta supaya Ignatius membantunya mengurus sertifikat hak pakai tanah Hambalang.
"Pak Ignatius mau membantu. Setelah pertemuan itu, Pak Ignatius langsung menghubungi Pak Joyo supaya bertemu di ruang ketua fraksi membahas masalah itu," lanjut Nazaruddin.
Namun, saat itu Joyo enggan menanggapi ajakan Ignatius bertemu di ruang ketua fraksi Partai Demokrat lantaran takut menimbulkan prasangka. Dia meminta supaya pembahasan itu dilakukan di luar. Akhirnya disusunlah sebuah pertemuan di restoran Nippon-Kan, Jakarta.
"Di tempat itu hadir saya, Mas Anas, Pak Joyo, sama Sestama Managam Manurung. Saat itu Pak Joyo mengatakan siap membantu karena sertifikat hak pakai itu telah ada sejak masa Dirjen Pemuda dan Olahraga," sambung Nazaruddin.
4. Anas serba tahu dan sudah tahu
Merdeka.com - Terpidana kasus suap Wisma Atlet, Muhammad Nazaruddin, kembali buka suara soal mantan sahabat karibnya, Anas Urbaningrum. Dia meminta Anas supaya bertaubat di dalam tahanan Komisi Pemberantasan Korupsi.
"Mudah-mudahan Anas bisa jujur menyampaikan apa adanya. Karena saya lihat setelah Mas Anas semakin bilang tahu, semakin besar juga dia tahu. Mau saya, sudahlah, taubat. Sudah buka saja sesuai kebenaran yang sama-sama dijalani," kata Nazaruddin di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Kamis (16/1).
Nazaruddin menyatakan supaya Anas tidak menyembunyikan fakta dalam perkara yang membelitnya. Dia pun meminta Anas jujur di hadapan penyidik dalam pemeriksaan.
"Soal Anas, sebenarnya Mas Anas ini semuanya serba tahu dan sudah tahu. Cuma semakin Mas Anas bilang tidak tahu, saya bilang kepada penyidik, makin tahulah dia," ujar Nazaruddin.
http://www.merdeka.com/peristiwa/nya...soal-anas.html