BANDA ACEH - Masyarakat Transparansi Aceh (Mata) menemukan sejumlah indikasi penyelewengan anggaran beasiswa yang dikelola oleh Lembaga Peningkatan Sumber Daya Manusia (LPSDM) Aceh Tahun 2013.
Aflian, kordinator Mata kepada Kompas.com, Selasa (25/02/2013), menyatakan, pihaknya mencium banyaknya dugaan penyelewengan anggara beasiswa yang dikelola LPSDM Aceh. Misalnya, jumlah nominal beasiswa yang diterima mahasiswa di satu perguruan tinggi yang sama, sangat bervariasi dan berbeda jauh.
"Misalnya, mahasiswa tingkat S1 di Unsyiah, ada yang mendapatkan Rp 40 juta dan ada yang hanya mendapatkan Rp 4 juta. Padahal itukan masih dalam satu universitas yang sama, belum lagi mahasiswa yang mendapatkan beasiswa keluar negeri," katanya.
Selain itu, masih kata Alfian, pengelolaan beasiswa untuk S1, S2 dan S3 baik di dalam maupun keluar negeri yang dikelola LPSDM pada tahun 2013, sempat dihentikan oleh Pemerintah Aceh, setelah dievaluasi. Namun hasil evaluasi yang dilakukan Pemerintah Aceh tidak dipertanggungjawabkan secara publik.
"Kami menduga ada temuan penyelewengan anggaran saat LPSDM dievaluasi, sehingga program beasiswa tahun 2013 dihentikan," jelasnya.
Meski tidak ada program pengelolaan anggaran beasiswa pada tahun 2013, namun mereka menghabiskan dana Rp 1,2 miliar untuk gaji pengelola LPSDM yang berjumlah 40 orang, mulai dari koordinator hingga staf-stafnya.
"Padahal itu sudah jelas tidak ada program yang dijalankan LPDSM, tapi mereka menghabiskan uang sebanyak itu. Jadi apa yang dikerjakan mereka selama ini?" tanya Alfian. SUMBER: http://acehonline.info/detail.php?no_berita=7141
Makmur bener korupsi di Aceh ya,,,
Aflian, kordinator Mata kepada Kompas.com, Selasa (25/02/2013), menyatakan, pihaknya mencium banyaknya dugaan penyelewengan anggara beasiswa yang dikelola LPSDM Aceh. Misalnya, jumlah nominal beasiswa yang diterima mahasiswa di satu perguruan tinggi yang sama, sangat bervariasi dan berbeda jauh.
"Misalnya, mahasiswa tingkat S1 di Unsyiah, ada yang mendapatkan Rp 40 juta dan ada yang hanya mendapatkan Rp 4 juta. Padahal itukan masih dalam satu universitas yang sama, belum lagi mahasiswa yang mendapatkan beasiswa keluar negeri," katanya.
Selain itu, masih kata Alfian, pengelolaan beasiswa untuk S1, S2 dan S3 baik di dalam maupun keluar negeri yang dikelola LPSDM pada tahun 2013, sempat dihentikan oleh Pemerintah Aceh, setelah dievaluasi. Namun hasil evaluasi yang dilakukan Pemerintah Aceh tidak dipertanggungjawabkan secara publik.
"Kami menduga ada temuan penyelewengan anggaran saat LPSDM dievaluasi, sehingga program beasiswa tahun 2013 dihentikan," jelasnya.
Meski tidak ada program pengelolaan anggaran beasiswa pada tahun 2013, namun mereka menghabiskan dana Rp 1,2 miliar untuk gaji pengelola LPSDM yang berjumlah 40 orang, mulai dari koordinator hingga staf-stafnya.
"Padahal itu sudah jelas tidak ada program yang dijalankan LPDSM, tapi mereka menghabiskan uang sebanyak itu. Jadi apa yang dikerjakan mereka selama ini?" tanya Alfian. SUMBER: http://acehonline.info/detail.php?no_berita=7141
Makmur bener korupsi di Aceh ya,,,
