Quote:Jokowi Temukan Pasien Salah Paham soal KJS
![](https://lh3.googleusercontent.com/blogger_img_proxy/AEn0k_uFUm2uYDVz9Bx7u2NNgwd7l0KvFhrgXKDMYmMpvrS9cN9SrStx-O5907_sDyhLVeWSH9uNcfjinGNS7xn4XfXbUiZl9irho85PTGog4PeaWS4ttmn_clpbbmFXdFe8NFRPM0Gu3LZo-eoScFMTkyknlP7Qo4y7K-sgtPwR=s0-d)
JAKARTA, KOMPAS.com � Saat meninjau pelayanan Kartu Jakarta Sehat (KJS) di RSUD Budhi Asih, Kramat Jati, Jakarta Timur, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mendapati masih ada pasien yang tak paham program KJS.
Seorang pasien ibu-ibu penderita sakit jantung mengeluhkan ada obat penyakitnya yang tidak diakomodasi dalam KJS. Ia pun harus membayar untuk menebus obat yang diminta sang ibu.
"Katanya enggak ada di list Pak, saya disuruh bayar," ujar ibu itu saat mengadukan hal tersebut kepada Jokowi, Kamis (19/12/2013) pagi.
Jokowi tersenyum mendengar keluhan sang ibu. Ia pun menjelaskan bahwa obat untuk penyakit pasien ditentukan oleh dokter bukan pasien. Berhubung sang ibu adalah pasien KJS, obat bagi penyakit sang pasien harus ada di dalam daftar obat KJS.
"Sering memang pasien ini minta obat yang enggak ada di daftar. Padahal, ada obat lain untuk penyakit yang sama di dalam list. Jadi yang nentuin obat pasien itu dokter, bukan pasien," ujar Jokowi menjelaskan.
Mendengar penjelasan Jokowi, sang ibu mengaku baru mengerti. Ia pun mengucapkan terima kasih kepada Jokowi sambil menyalaminya.
Kepada wartawan seusai berbincang dengan beberapa pasien di RSUD Budhi Asih, Jokowi mengungkapkan tujuan peninjauannya kali ini yakni memastikan pelayanan KJS berjalan dengan optimal. Sejauh ini, Jokowi yakin tidak ada kendala berarti di prosesnya.
"Hanya tenaga dokter dan perawat masih kurang. Tapi tahun ini, kita nambah 600. Ruangan kita bangun, di sini (RSUD Budhi Asih) 8 lantai, di RSUD Koja ada 16 lantai, nambah semua," ujarnya.
Data dari Humas RS Budhi Asih, setiap harinya rumah sakit melayani 1.000 hingga 1.200 pasien KJS. Sejumlah pasien tersebut tersebar di 13 poliklinik yang ada di rumah sakit. Adapun jumlah tenaga medis mencapai 700 yang terdiri dari perawat dan dokter.
Pantauan Kompas.com, Jokowi tiba di RSUD Budhi Asih sekitar pukul 09.00. Kehadirannya, yang tetap mengenakan kemeja putih disambut puluhan pasien. Mereka berebut menyalaminya dan mengabadikan Jokowi lewat kamera dari dekat. Jokowi sempat meninjau beberapa loket pelayanan antara lain KJS dan loket UGD.
Menurut ane wajar ada masyarakat yang salah paham, karena kebanyakan tahunya kalo pake KJS maka semua obat mau merk apa pun harus gratis.
Yang sebenernya itu begini, pengelola KJS sudah membuat daftar obat yang bisa diresepkan bagi pasien KJS, dokter wajib mengikuti daftar itu. Kalau pasien meminta merk obat yang tidak ada dalam daftar obat itu, maka pasien harus bayar sendiri karena obatnya tidak ditanggung oleh KJS.
Contoh kasus : (merk yang saya pakai hanya contoh saja supaya lebih gampang dimengerti)
Dokter meresepkan Paracetamol bagi seorang pasien KJS yang demam, merk Paracetamol yang ada di daftar obat KJS misalnya Sanmol.
D : Bu ini ibu saya kasih Sanmol buat nurunin panasnya
P : Dok, saya maunya Panadol aja, klo panas saya biasanya minum itu, obat lain ga mempan.
D : Panadol isinya sama aja kaya Sanmol bu, tapi Panadol ga ada di daftar obat KJS, nanti ibu harus bayar sendiri obatnya
P : Kok bayar sih dok, katanya kalo pake KJS obatnya gratis?!!
D : ... ...![Smilie](https://lh3.googleusercontent.com/blogger_img_proxy/AEn0k_uHbahgBJBPFfNU4laMxiPOu59UvbCmO_kih6Yh-l6xMUujW6ZnA-WLWzopk4hxbnfdS5Fbkdh04NVMQk3JEAJwsfnb34Tvs7FMSC_1m1iaJyXPBjXjYOuy=s0-d)
Padahal Sanmol sama Panadol itu isinya sama-sama Paracetamol 500 mg.
Sekali lagi saya mengingatkan bahwa merk Sanmol dan Panadol di sini hanya sebagai contoh.
Kesalahpahaman lain yang sering terjadi adalah pasien KJS meminta merk suplemen/vitamin yang tidak termasuk di dalam daftar obat KJS. Seperti pada berita di bawah ini
Quote:
Pakai KJS bayar, ibu hamil ngadu ke Jokowi
Sindonews.com - Seorang ibu muda yang sedang memeriksa kehamilannya di RSUD Koja, Jakarta Utara langsung mengadu kepada Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo yang sedang blusukan ke rumah sakit tersebut, Jumat (13/12/2013).
"Saya kenapa masih bayar pak? Padahal pakai KJS (KArtu Jakarta Sehat)," kata ANi (23) warga Koja sambil menunjukan obat yang dibelinya kepada Jokowi di RSUD Koja.
Mendengar aduan tersebut, orang nomor satu di DKI ini langsung bergegas menuju petugas loket RSUD Koja sambil membawa obat perempuan muda itu. "Ini obat kenapa bayar?," tanya Jokowi.
Obat yang dibawa Jokowi itu kemudian diperiksa petugas loket dengan seksama lalu dijelaskan jika obat tersebut merupakan suplemen tambahan bagi ibu hamil. "Itu suplemen pak," kata petugas loket.
Merasa puas dengan jawaban petugas loket, Jokowi kemudian menghampiri warganya yang sedang hamil muda tersebut seraya menjelaskan jika obat yang diadukannya itu suplemen tambahan bagi kesehatan bayi.
"Oh, ini ternyata suplemen mbak Ani biar anaknya sehat, bukan obat, jadi tidak ditanggung (KJS) ya. Itu makanan tambahan. Tapi berapa harganya, pasti murah," jelasnya.
Usai menerima aduan, Jokowi bertolak ke lobi dan berkeliling mendengarkan keluhan dari pasien KJS lainnya. Rata-rata pasien di rumah sakit itu merasa puas dengan pelayanan kesehatan KJS yang diberikan Pemprov DKI.
"Kami merasa puas dengan program pak Jokowi, yang KJS ini. Semua jadi bisa berobat murah," ujar para pasien sambil menyalami Jokowi.
Semoga masyarakat makin paham aturan KJS, semoga hubungan pasien dengan dokter makin baik. maju terus dunia kesehatan Indonesia![I Love Indonesia (S)](https://lh3.googleusercontent.com/blogger_img_proxy/AEn0k_vTUyVXdCGUvcy7fgaWcXpMz2cGwwGKfN5k29L_4j2KKR2I1asAHGiDa72dvw9hTVo2npmbCOus4kiEhXfVwreUgr0W4cCUvEA9OL1-6MHIEU7S77sLeHBWfdlt=s0-d)
sumber
http://megapolitan.kompas.com/read/2...Paham.soal.KJS
http://metro.sindonews.com/read/2013...gadu-ke-jokowi
JAKARTA, KOMPAS.com � Saat meninjau pelayanan Kartu Jakarta Sehat (KJS) di RSUD Budhi Asih, Kramat Jati, Jakarta Timur, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mendapati masih ada pasien yang tak paham program KJS.
Seorang pasien ibu-ibu penderita sakit jantung mengeluhkan ada obat penyakitnya yang tidak diakomodasi dalam KJS. Ia pun harus membayar untuk menebus obat yang diminta sang ibu.
"Katanya enggak ada di list Pak, saya disuruh bayar," ujar ibu itu saat mengadukan hal tersebut kepada Jokowi, Kamis (19/12/2013) pagi.
Jokowi tersenyum mendengar keluhan sang ibu. Ia pun menjelaskan bahwa obat untuk penyakit pasien ditentukan oleh dokter bukan pasien. Berhubung sang ibu adalah pasien KJS, obat bagi penyakit sang pasien harus ada di dalam daftar obat KJS.
"Sering memang pasien ini minta obat yang enggak ada di daftar. Padahal, ada obat lain untuk penyakit yang sama di dalam list. Jadi yang nentuin obat pasien itu dokter, bukan pasien," ujar Jokowi menjelaskan.
Mendengar penjelasan Jokowi, sang ibu mengaku baru mengerti. Ia pun mengucapkan terima kasih kepada Jokowi sambil menyalaminya.
Kepada wartawan seusai berbincang dengan beberapa pasien di RSUD Budhi Asih, Jokowi mengungkapkan tujuan peninjauannya kali ini yakni memastikan pelayanan KJS berjalan dengan optimal. Sejauh ini, Jokowi yakin tidak ada kendala berarti di prosesnya.
"Hanya tenaga dokter dan perawat masih kurang. Tapi tahun ini, kita nambah 600. Ruangan kita bangun, di sini (RSUD Budhi Asih) 8 lantai, di RSUD Koja ada 16 lantai, nambah semua," ujarnya.
Data dari Humas RS Budhi Asih, setiap harinya rumah sakit melayani 1.000 hingga 1.200 pasien KJS. Sejumlah pasien tersebut tersebar di 13 poliklinik yang ada di rumah sakit. Adapun jumlah tenaga medis mencapai 700 yang terdiri dari perawat dan dokter.
Pantauan Kompas.com, Jokowi tiba di RSUD Budhi Asih sekitar pukul 09.00. Kehadirannya, yang tetap mengenakan kemeja putih disambut puluhan pasien. Mereka berebut menyalaminya dan mengabadikan Jokowi lewat kamera dari dekat. Jokowi sempat meninjau beberapa loket pelayanan antara lain KJS dan loket UGD.
Menurut ane wajar ada masyarakat yang salah paham, karena kebanyakan tahunya kalo pake KJS maka semua obat mau merk apa pun harus gratis.
Yang sebenernya itu begini, pengelola KJS sudah membuat daftar obat yang bisa diresepkan bagi pasien KJS, dokter wajib mengikuti daftar itu. Kalau pasien meminta merk obat yang tidak ada dalam daftar obat itu, maka pasien harus bayar sendiri karena obatnya tidak ditanggung oleh KJS.
Contoh kasus : (merk yang saya pakai hanya contoh saja supaya lebih gampang dimengerti)
Dokter meresepkan Paracetamol bagi seorang pasien KJS yang demam, merk Paracetamol yang ada di daftar obat KJS misalnya Sanmol.
D : Bu ini ibu saya kasih Sanmol buat nurunin panasnya
P : Dok, saya maunya Panadol aja, klo panas saya biasanya minum itu, obat lain ga mempan.
D : Panadol isinya sama aja kaya Sanmol bu, tapi Panadol ga ada di daftar obat KJS, nanti ibu harus bayar sendiri obatnya
P : Kok bayar sih dok, katanya kalo pake KJS obatnya gratis?!!
D : ... ...
Padahal Sanmol sama Panadol itu isinya sama-sama Paracetamol 500 mg.
Sekali lagi saya mengingatkan bahwa merk Sanmol dan Panadol di sini hanya sebagai contoh.
Kesalahpahaman lain yang sering terjadi adalah pasien KJS meminta merk suplemen/vitamin yang tidak termasuk di dalam daftar obat KJS. Seperti pada berita di bawah ini
Quote:
Pakai KJS bayar, ibu hamil ngadu ke Jokowi
Sindonews.com - Seorang ibu muda yang sedang memeriksa kehamilannya di RSUD Koja, Jakarta Utara langsung mengadu kepada Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo yang sedang blusukan ke rumah sakit tersebut, Jumat (13/12/2013).
"Saya kenapa masih bayar pak? Padahal pakai KJS (KArtu Jakarta Sehat)," kata ANi (23) warga Koja sambil menunjukan obat yang dibelinya kepada Jokowi di RSUD Koja.
Mendengar aduan tersebut, orang nomor satu di DKI ini langsung bergegas menuju petugas loket RSUD Koja sambil membawa obat perempuan muda itu. "Ini obat kenapa bayar?," tanya Jokowi.
Obat yang dibawa Jokowi itu kemudian diperiksa petugas loket dengan seksama lalu dijelaskan jika obat tersebut merupakan suplemen tambahan bagi ibu hamil. "Itu suplemen pak," kata petugas loket.
Merasa puas dengan jawaban petugas loket, Jokowi kemudian menghampiri warganya yang sedang hamil muda tersebut seraya menjelaskan jika obat yang diadukannya itu suplemen tambahan bagi kesehatan bayi.
"Oh, ini ternyata suplemen mbak Ani biar anaknya sehat, bukan obat, jadi tidak ditanggung (KJS) ya. Itu makanan tambahan. Tapi berapa harganya, pasti murah," jelasnya.
Usai menerima aduan, Jokowi bertolak ke lobi dan berkeliling mendengarkan keluhan dari pasien KJS lainnya. Rata-rata pasien di rumah sakit itu merasa puas dengan pelayanan kesehatan KJS yang diberikan Pemprov DKI.
"Kami merasa puas dengan program pak Jokowi, yang KJS ini. Semua jadi bisa berobat murah," ujar para pasien sambil menyalami Jokowi.
Semoga masyarakat makin paham aturan KJS, semoga hubungan pasien dengan dokter makin baik. maju terus dunia kesehatan Indonesia
sumber
http://megapolitan.kompas.com/read/2...Paham.soal.KJS
http://metro.sindonews.com/read/2013...gadu-ke-jokowi
![bagikan ke facebook FB Share](http://4.bp.blogspot.com/-WBHTxQyLMuw/TkAMYLJhOSI/AAAAAAAAgO4/465lu0O7L7I/s1600/facebook.png)
![publikasikan ke twitter Twitter Share](http://1.bp.blogspot.com/-k5oTZ-w4qUo/TkAMX9prZmI/AAAAAAAAgOw/ALlB8FpXkjo/s1600/twitter.png)