TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo ditemani Dinas Teknis menghadiri dengar pendapat dengan Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat, Senin malam, 29 Oktober 2013. Acara yang digelar di Balai Agung, Balai Kota DKI, ini dihadiri 11 anggota Komisi yang membidangi energi tersebut.
Dalam pertemuan ini, Jokowi "dibantai" oleh Komisi VII soal penataan Waduk Ria Rio. Pertanyaan pertama datang dari S.W. Yudha fraksi Partai Golkar. Anggota Komisi ini menanyakan soal analisis dampak lingkungan (amdal) pembangunan Waduk yang ada di Jakarta Timur ini.
"Pembangunan di Waduk Ria Rio itu harus ada amdal agar tidak bentrok dengan masyarakat nantinya," kata Yudha pada Senin, 28 Oktober 2013. Ia mengatakan, dalam amdal tersebut tentu mencantumkan analisis sosial. Yudha menilai Jokowi belum terbuka soal amdal, sehingga banyak masyarakat yang bertanya-tanya untuk apa waduk ini dikeruk.
Politikus PDI Perjuangan Efendi Simbolon pun mempersoalkan teknis pengolahan air limbah di Waduk Ria Rio. Menurut dia, fungsi waduk adalah penyuplai air bersih ke masyarakat. "Ini air yang ke waduk adalah limbah rumah tangga, sementara belum ada rencana untuk pengolahan limbah jadi air baku," ujarnya. Menurut dia, Jokowi harus mempertimbangkan hal tersebut.
Menurut Efendi, ketersediaan air baku DKI masih banyak bergantung pihak lain, artinya belum mandiri. Padahal jumlah penduduk Ibu Kota sudah mencampai angka 9 juta jiwa.
Permasalahan Waduk Ria Rio lainnya juga dipersoalkan oleh Johnny Alen Marbun yang memprotes soal pembangunan hotel di kawasan tersebut. Menurut dia, seharusnya Ria Rio untuk ruang terbuka hijau.
Meski dicecar pertanyaan soal Ria Rio oleh anggota Dewan, Jokowi santai menanggapi hal tersebut. Dengan gaya khasnya, ia menjawab, "Amdal itu jelas ada, hanya memang masih proses. Kan, pembangunan juga masih lama, ini fokus keruk dulu," ujarnya.
Jokowi pun santai menjawab pertanyaan soal pengolahan limbah. Menurut dia, pengolahan limbah Ria Rio memang bukan untuk kebutuhan rumah tangga. "Ini diolah limbahnya agar air yang masuk Waduk tidak kotor," ujarnya. Ia pun menegaskan ruang terbuka hijau di Waduk lebih luas dari komersil.
sumber