TEMPO.CO, Jakarta - Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) menilai kunjungan sejumlah anggota Komisi Komunikasi dan Pertahanan Dewan Perwakilan Rakyat ke 4 negara tak ada manfaatnya. Negara yang dituju itu adalah Korea Selatan, Australia, Cina dan Belanda. "Ini memperlihatkan bahwa anggota Dewan hanya mau menghabiskan dana yang sudah dianggarkan,," kata Koordinator Investigasi dan Advokasi Fitra, Uchok Sky Khadafi, saat dihubungi, Selasa, 29 Oktober 2013.
Menurut Uchok, selama ini kunjungan kerja ke luar negeri anggota Dewan tak pernah mendatangkan manfaat. Transparansi dan akuntabilitas kunjungan juga tak pernah terbuka kepada publik. Padahal anggaran untuk berangkat ke luar negeri itu tak pernah sedikit.
Uchok jiuga menilai, kunjungan kerja ke luar negeri hanya menghabiskan anggaran. Kegiatan ini sangat tak efektif untuk memperbaiki produk legislasi yang tengah dibahas. Ketimbang kunjungan kerja, DPR lebih baik mengundang saja pakar atau ahli dari luar negeri bersangkutan yang ingin dimintai penjelasan.
Selain itu DPR juga bisa memanfaatkan teknologi untuk melakukan pertemuan atau menggali informasi tentang suatu hal. "Itu lebih efektif daripada kunjungan kerja yang lebih banyak unsur pelesirnya. DPR sudah hilang rasa berhematnya."
Kunjungan ke 4 negara ini menurut anggota DPR Evita Nursanty untuk mendalami dua isu. Pertama seputar Rancangan Undang-Undang Disiplin Militer yang tengah dibahas. Untuk ini mereka akan berkunjung ke Belanda dan Cina. "Tujuan ke Belanda karena negara tersebut sudah memiliki Undang Undang Militer," kata dia.
Sedangkan kunjungan ke Korea Selatan dan Australia untuk mendalami bahan tentang RUU Radio dan Televisi Republik Indonesia . Panja akan berkunjung ke Korea Selatan karena negeri gingseng itu mempunyai sistem yang sebagian besar akan menjadi acuan dalam penyelenggaraan TVRI dan RRI. Kunjungan ke Australia juga dengan alasan yang sama.
Meski begitu, Evita mengatakan, tak semua anggota Komisi ikut berkunjung ke luar negeri. Setiap rombongan hanya diikuti panitia kerja dengan kapasitas 10 orang legislator. Kunjungan dilakukan sejak 26 Oktober 2013 hingga 1 November 2013.
sumber