Sumber: http://m.detik.com/news/read/2014/09...o-soal-pilkada
Jakarta - Mantan kader Gerindra, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengatakan tidak mungkin bisa mengubah pikiran Prabowo Subianto terkait Pilkada. Menurutnya konsep Pilkada melalui DPRD yang diusulkan Gerindra sudah merupakan kesepakatan Koalisi Merah Putih.
"Enggak mungkin (mengubah Prabowo-red). Ini sudah pikiran mereka yang sudah berbeda jauh tentang pembagian kekuasaan dengan Koalisi Merah Putih," kata Ahok di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (15/9/2014).
Ahok memang berbeda pendapat dengan partai pengusungnya terkait Pilkada ini. Hubungan Ahok dan Prabowo bahkan semakin memanas karena Ahok tak pamit kepada Prabowo saat mengajukan pengunduran dirinya.
Menurut Ahok, keputusan ini memang harus diambil karena Partai Gerindra dinilainya sudah tidak sejalan. Ahok memilih untuk setia pada konstitusi daripada bertahan di dalam partai yang sudah berbeda visi dan misinya.
"Ada satu orang nulis, menarik juga. Dia bilang ini ibarat saya mau naik bus, lalu tiba-tiba ada orang nawarin naik mobil bagus enggak usah bayar, ya saya ikut dong. Sampai di tengah jalan, di dalam itu mulai orang-orang merokok segala macam. Kamu tahan enggak di dalam? Kalau enggak tahan ya minta turun, ya gitu saja sederhananya," ucap Ahok.
Menurut Ahok, sikapnya pro terhadap Pilkada langsung sesuai dengan konstitusi yang ada. Lewat Pilkada yang dipilih rakyat, calon pemimpin daerah yang tidak punya kekuasaan dan uang banyak bisa memiliki kesempatan untuk menang dan benar-benar menjadi pemimpin pilihan rakyat.
"Saya bisa masuk ke politik kan karena pilihan rakyat. Kalau enggak, mana mungkin seorang Ahok jadi bupati di Belitung Timur, di mana 93% muslim dan Fraksi Bulan Bintang 55%. Sampai mati enggak mungkin jadi Bupati dan orang Belitung Timur enggak pernah tahu itu ada jaminan kesehatan dan pendidikan bagi seluruh rakyat," jelas Ahok.
-----------------------------------------------------------------
Ada yang tahu ga Pilkada perwakilan itu melanggar konstitusi yang mana ?
kalau mengikuti analogi hok hok ... harusnya dia ga usah numpang mobil orang, dia lebih cocok beli mobil sendiri ... namanya juga mobilnya orang lain apalagi isinya orang banyak maka harus tahu diri ... kalau banyak kemauan silahkan beli mobil sendiri ... kalau masih berisik aja ... maka sopir berhak untuk menurunkan si penumpang ditengah jalan.
sayangnya typical ahok itu pengennya naik mobil gratisan ... kagak mau rugi ... lebih baik naik mobil orang gratisan daripada beli mobil sendiri ... giliran ada mobil bagus gratisan dia naik lantas ditengah jalan dia ngerasa ada mobil gratisan yang lebih bagus lagi lantas pengen pindah kemobil lain ... disinilah oportuniznya manusia ahok
Kutu loncat pengecut yang menjadikan konstitusi sebagai bemper ambisi pribadi ...
kenapa ahok selalu mencontohkan beltim ? krn disitulah dia benar2 merasa berjuang ... kalau jakarta ? dia hanyalah (lagi2) penumpang liar yg suka cari gratisan itu tadi ...
Link: http://adf.ly/s4hC8