Please disable ad-blocker to view this page



SITUS BERITA TERBARU

Joko Widodo, Gubernur Jakarta

Friday, June 6, 2014
Dari Solo ke Jakarta, walikota terbaik ke tiga dunia ini maju sebagai calon gubernur Jakarta berpasangan dengan Basuki Purnama. Menang dua putaran dengan tingkat pemilih 53,82%, mengalahkan gubernur petahana Fauzi Bowo dan Nachrowi Ramli. Sekalipun didukung hanya oleh dua partai, yaitu PDIP dan Gerindra, pasangan ini mengalahkan dukungan mayoritas partai. Kepopuleran Jokowi sebagai walikota terbaik ketiga dunia, dan kesederhanaannya yang merakyat, telah memikat hati rakyat. Menang bukan karena iklan, atau uang, karena pesaingnya memiliki dana yang sangat besar. Ini yang sering dilupakan oleh para penyandang dana. Pilihan rakyat telah memenangkan Jokowi, Ahok, panggilan akrab Basuki.


Resmi dilantik 15 Oktober 2012, tak berlama-lama, keduanya berlari membangun Jakarta. Kini Juni 2014, belum genap dua tahun, gubernur Jakarta sudah mengukir karya yang tak terbantah. Bandingkan dengan gubernur sebelumnya yang menghabiskan waktu lima tahun untuk satu periode. Pemimpin Jakarta mengembalikan waduk pada fungsinya. Waduk Pluit yang kumuh kini berubah total. Tak hanya menjadi penampung dan pengendalian air, tapi juga area rekreasi dan olahraga. Menyusul waduk Ria Rio yang terus dalam proses bersolek. Sementara warga yang tadinya penghuni tak resmi, kini dapat hidup layak menikmati rumah susun yang manusiawi. Kisah perubahan Solo kini terasa di Jakarta.


Pasar dan terminal juga disentuh, dibuat tertib dan rapi. Pasar Tanah Abang yang lalulintasnya kusut, diurai, ditertibkan, pedagang yang menghabiskan bahu jalan dipindahkan ke pusat dagang yang semestinya. Terminal pasar Minggu dan yang lainnya, termasuk rencana renovasi pasar Senen. Jakarta sebagai ibu kota negara sudah semestinya rapi dan tertib. Jokowi, atau Ahok, bukan militer, tapi ketegasannya sangat jelas.


Dalam birokrasi, kejutan besar dan signifikan terjadi. Lelang jabatan lurah berdasarkan kompetensi menjadi jalan menuju aparat yang berbobot. Pemindahan pejabat menjadi alat uji kemampuan, karena jabatan tak boleh menjadi sarang korupsi dimana pemimpin menjadi pemerasnya. Tak penting sedekat apa anda dengan pemimpin, tapi semampu apa anda bekerja itulah pusat penilaiannya. Jalur KKN ditutup rapat. Tak mudah, mengingat mental pegawai yang sudah terbiasa serba negosiasi dan kerja santai.


Proyek-proyek berjalan, MRT, Monorail, Normalisasi kali, penambahan armada Bus Trans Jakarta dan peningkatan pelayanannya sangat terbuka untuk diakses. Sentuhan kerakyatan khas Jokowi juga tak terbantah, dari kartu sehat, kartu pintar, yang sangat menolong rakyat bawah. Belum lagi renovasi rumah yang dikenal dengan nama rumah deret. Bus wisata Jakarta bisa jadi pilihan liburan.


Hanya dalam setahun, PAD Jakarta naik dari 22T menjadi 30T (sekitar 38%). Sementara APBD dari 41T menjadi 72T (sekitar 75%). Luar biasa! Jokowi telah membuktikan dia bisa berhasil tak hanya di Solo sebagai walikota, tapi juga Jakarta sebagai gubernur. Maka bukanlah hal yang berlebihan bagi seorang Jokowi mengabdi untuk kepentingan bangsa, sebagai Presiden.
Terlalu banyak, yang bisa disampaikan tentang karya nyata Jokowi. Semua orang berkampanye indah, tapi Jokowi beda, dia sudah melakukannya. Tinggal anda, mau percaya janji atau fakta.
Bigman Sirait (Pengamat Sosial Etika & Kepemimpinan).

sumber : Kompasiana
SHARE THIS POST:
FB Share Twitter Share

Blog Archive