Raksasa teknologi asal Amerika Serikat ini mulai membuat 180satelitpemancar internet. Satelit-satelit itu kelak berfungsi sebagai pemancar sinyal ke wilayah-wilayah yang selama ini tidak terjangkau sambungan internet di seluruh dunia. Berbeda dengan satelit tradisional, satelit buatan Google dirancang mengorbit lebih rendah di angkasa.
Proyek satelit merupakan kelanjutan dari Project Loon yang belum lama diluncurkan. Loon sendiri menggunakan balon sebagai pembawa sinyal internet bagi warga di beberapa bagian negara Selandia Baru. Mereka sebelumnya tidak bisa menjangkau layanan dunia maya. Dengan dimulainya proyek satelit, Google bertekad membangun jaringan sinyal yang lebih kuat dan stabil.
Proyek satelit ini akan dipimpin Greg Wyler, pendiri perusahaan spesialis jaringan, O3B Networks. Bersama 20 anak buahnya, dia akan melaporkan langsung perkembangan proyek kepada CEO Larry Page. Google akan memakai perangkat keras buatan anak usaha, Titan Aerospace, yang baru saja dibeli dengan harga mahal. Titan akan memproduksi satelit bertenaga matahari yang mampu terbang selama lima tahun dan dinamakan 'Satelit Atmosfir'.
Tapi bisa jadi langkah Google ini tidak akan mulus begitu saja. Otorits harus memutar otak, agar produk ini tidak menjadi kanibal bagi Perusahaan operator telekomunikasi. Pasalnya, bila satelit Google benar-benar beroperasi, sebagian besar wilayah di dunia akan terkoneksi sambungan internet. Akibatnya, mereka bisa kehilangan pelanggan karena jangkauan jaringannya kalah luas dibandingkan satelit Google.
Di bursa Nasdaq, kemarin sahamGoogle (GOOG) ditutup pada posisi US$553,93. Angka ini lebih rendah 1,06% dibandingkan sesi perdagangan reguler hari Senin (edm)sumber
setelah layanan 1gbps murah di US sekarang 180 satellite internet
