TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia Dodi Ambardi mengatakan calon presiden dari poros Partai Gerindra, Prabowo Subianto, menerapkan strategi merambah konstituen sebanyak mungkin dalam menghadapi pemilihan presiden. Tak jadi soal meski mereka berasal dari kelompok berseberangan.
Dodi mencontohkan, Prabowo menggambarkan diri sebagai Sukarno muda. Namun, di sisi lain, ia ingin memperjuangkan gelar pahlawan untuk Soeharto, tokoh yang melengserkan sang Proklamator. "Ini bisa jadi sasaran tembak poros Jokowi," kata Dodi saat dihubungi, Sabtu, 7 Juni 2014.
Hal yang sama terjadi pada calon presiden Joko Widodo. Dodi berpendapat, Jokowi tak perlu menjaring semua calon pemilih. "Konsistensi untuk mempertahankan yang ada sudah bagus," katanya. "Bertahan saja sembari merangkul kalangan swing voters."
Dodi mencontohkan, Prabowo menggambarkan diri sebagai Sukarno muda. Namun, di sisi lain, ia ingin memperjuangkan gelar pahlawan untuk Soeharto, tokoh yang melengserkan sang Proklamator. "Ini bisa jadi sasaran tembak poros Jokowi," kata Dodi saat dihubungi, Sabtu, 7 Juni 2014.
Hal yang sama terjadi pada calon presiden Joko Widodo. Dodi berpendapat, Jokowi tak perlu menjaring semua calon pemilih. "Konsistensi untuk mempertahankan yang ada sudah bagus," katanya. "Bertahan saja sembari merangkul kalangan swing voters."
Sebelumnya, Dodi mengatakan kunjungan Prabowo ke pusara Soeharto berada dalam konteks pemilihan presiden. Dengan melakukan langkah tersebut, Prabowo bisa menggaet massa yang merindukan mitos zaman enak Orde Baru.
"Namun jumlahnya tak terlalu banyak," katanya. Dalam sigi Lembaga Survei Indonesia pada akhir 2013, sentimen terhadap Soeharto tak bakal membuat perolehan suara melejit. "Totalnya sekitar 1-2 persen total pemilih."
Dodi menilai langkah Prabowo tersebut malah bisa menjadi blunder dalam penghimpunan suara. Dengan mendekat kepada Soeharto, Prabowo berpeluang besar kehilangan calon pemilih yang tak menyukai sosok presiden kedua Indonesia itu.
"Kalau banyak kontradiksi di dalam, justru malah merepotkan," katanya. "Kelompok berlainan di dalam rentan berantem."
sumber


