Please disable ad-blocker to view this page



SITUS BERITA TERBARU

Warga Melihat Panitia Pelonco Pakai Penutup Wajah

Saturday, December 14, 2013
Warga Melihat Panitia Pelonco Pakai Penutup Wajah

[imagetag]

Mahasiswa senior Institut Teknologi Nasional yang menjadi panitia pelaksana Kemah Bakti Desa atau KBD di obyek wisata Pantai Gua Cina, RT 49/RW 09, Dusun Rowotrate, Desa Sitiarjo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, diduga telah merencanakan kekerasan terhadap mahasiswa junior.

Dugaan itu diindikasikan dengan banyaknya aksi kekerasan saat menghukum peserta KBD. Kekerasan paling nyata dialami Fikri Dolasmantya Surya, mahasiswa asal Mataram, Nusa Tenggara Barat. Fikri kemudian meninggal pada Sabtu, 12 Oktober 2013, hari kelima pelaksanaan KBD.

"Saya menduga kekerasan itu sudah direncanakan. Apalagi panitia bilang itu sudah aturannya," kata Maryono, Ketua Paguyuban Mitra Kelola Wanawisata Pantai Gua Cina kepada Tempo, Jumat, 13 Desember 2013.

Pada Jumat malam, 11 Oktober 2013 misalnya, sekitar pukul 19.00 WIB, panitia dan peserta KBD berkumpul di barak induk. Fikri, menurut laporan yang diterima Maryono, tidak kelihatan setelah pada sore harinya terduduk lemas di teras warung kosong yang berlantai tanah berpasir. Kondisi Fikri waktu itu sudah sangat lemas dan wajahnya terlihat pucat.

Maryono yang sejak awal sudah kesal dan marah karena tidak menyetujui pelaksanaan KBD terus berjaga. Pada Sabtu, 12 Oktober, sekitar pukul dua dinihari, ia dan beberapa kawannya sempat melihat semua panitia pria mengenakan penutup wajah dari kaus atau sarung. Hanya mata mereka yang terlihat. "Saya tanya kenapa pakai penutup wajah? Katanya karena dingin. Jawabannya aneh, wong kami saja kepanasan," kata dia.

Sekitar pukul 02.30 WIB, ada seorang panitia perempuan yang mendatangi dirinya. Ia meminta izin karena "mau ada kegaduhan". Panitia tersebut tidak menjelaskan maksud kegaduhan itu. "Saya dan kawan-kawan sudah tertidur dan setahu kami kegaduhan itu di tempat lain," ujar bekas preman dan wartawan tabloid Visual di Jakarta itu.

Tapi, sekitar pukul 10.00, Maryono mendapat kabar Fikri sudah meninggal. Ia melihat banyak panitia perempuan dan warga menangis. Panitia laki-laki tampak panik. Beredar kabar bahwa Fikri sudah meninggal sebelum pukul sepuluh pagi dan dibawa ke Puskesmas Sitiarjo yang berjarak sekitar 15 kilometer dari tempat kejadian perkara dengan mobil pikap Panther warna biru.

Anehnya, bak mobil ditutup dengan kain terpal. "Tahunya kami dapat kabar Fikri sudah ada di Puskesmas Sitiarjo pada sekitar pukul 12 siang. Terus, kenapa baknya ditutup terpal kalau orangnya masih hidup," ujar Maryono.

SUMBER
SHARE THIS POST:
FB Share Twitter Share

Blog Archive