![[imagetag]](http://s25.postimg.org/8vk4wo3nz/image.jpg)
Dalam tabrakan KRL versus truk tangki beberapa hari lalu, banyak penumpang kereta jurusan Tanah Abang-Serpong yang terjebak mencari di mana letak palu pemecah kaca.
Namun, alat keselamatan yang dicari tidak kunjung ditemukan, sampai akhirnya memakan tujuh korban tewas dan puluhan lainnya luka-luka.
Untuk diketahui, KRL buatan Jepang itu
memang tidak menyediakan palu pemecah kaca sebagai alat keselamatan.
Sebagai gantinya, terdapat katup angin yang dipergunakan untuk membuka semua pintu secara darurat.
Seperti dikutip dari siaran pers Divisi Humas Polri, Kamis (12/12), katup ini biasanya berada di bawah kursi penumpang, di antara sambungan gerbong.
Untuk mempergunakan katup ini, cukup dengan membuka penutup keran, lalu ditarik sehingga terdengar suara Letupan angin.
Dengan demikian, semua pintu di gerbong tersebut bisa dibuka dengan mudah.
Tetapi sayangnya, banyak penumpang tidak mengetahui informasi ini. Sebab tidak ada penunjuk keselamatan yang tertera di dalam gerbong atau di sekitaran katup angin.
Keberadaan dan sosialisasi katup angin ini penting agar kejadian serupa tidak terulang lagi dan penumpang pun bisa melakukan upaya penyelamatan dini.
PT Kereta Api Indonesia menyadari moda transportasi kereta api dan kereta listrik adalah favorit bagi banyak
masyarakat.
Mereka juga menyadari akan potensi bahaya yang mengancam para penggunanya, berkaca dari kecelakaan KRL di perlintasan Pondok Betung, Bintaro, Jakarta Selatan, baru-baru ini.
PT KAI akan menerapkan langkah sederhana guna mengantisipasi terjadinya kecelakaan. Hal ini tentu, akan membantu para penumpang gerbong apabila sewaktu-waktu terjadi kecelakaan.
"Di setiap kaca KRL akan kita tempel stiker tata cara evakuasi dalam keadaan darurat," ujar Direktur Utama PT KAI, Ignasius Jonan, dalam jumpa pers di Stasiun Gambir, Jakarta,
Selasa (10/13).
Jonan mengatakan, langkah penempelan stiker tata cara evakuasi itu merupakan cara yang paling mudah dan tepat untuk saat ini.
Menurut dia, hal itu adalah prosedur standar setiap transportasi massal sehingga dalam keadaan terdesak para penumpang pun dapat mengantisipasi.
Direktur Utama PT Commuter Line Tri Handoyo mengatakan, tiap kereta listrik sudah memiliki alat membantu evakuasi yang menjadi standar keamanan di gerbong-gerbong KRL.
Dia melanjutkan, di bagian bawah tiap kursi penumpang sudah dilengkapi tuas pemecah kaca.
"Letak tuas di bawah jok, di bawah kemudi. Sehingga dapat memecahkan kaca standar di KRL," kata Handoyo.
sumber 1 | sumber 2


