![[imagetag]](http://upload.kapanlagi.com/c.php?f=201312131136274_ilustrasipolisiaustraliaafpdlm_52aa8ecbde8bd.jpeg)
Skandal kasus inses menghebohkan Australia. Belasan anak ditemukan dalam kondisi dekil dan tak terawat di sebuah peternakan di pinggiran Australia. Anak-anak ini diduga sebagai hasil hubungan sedarah atau inses dari penghuni peternakan tersebut.
Total ada 12 anak yang berusia antara 5-15 tahun yang ditemukan petugas dinas sosial di area peternakan tersebut. Beberapa anak ditemukan dalam kondisi cacat atau memiliki kelainan akibat hubungan intim sedarah. Demikian seperti dilansir AFP, Jumat (13/12/2013).
Temuan ini merupakan tindak lanjut dari laporan pada Juli 2012 dari warga setempat bahwa anak-anak di rumah tersebut kerap tidak masuk sekolah. Ketika muncul di sekolah pun, mereka terlihat kurus, kotor dan dekil.
Petugas dinas sosial yang didampingi polisi datang mengunjungi wilayah peternakan tersebut. Mereka menemukan 30 orang dewasa, dari bermacam generasi namun berasal dari satu keluarga. Kondisi kehidupan orang-orang tersebut dinyatakan sebagai kondisi sangat berbahaya dan sangat kotor.
Penyelidikan awal menunjukkan, empat generasi keluarga yang terdiri atas paman dan bibi dan saudara laki-laki serta saudara perempuan diketahui saling berhubungan intim. Hubungan mereka bahkan melahirkan generasi baru yang nantinya akan melakukan hal yang sama dengan mereka.
Hasil tes genetik menemukan bahwa 11 dari 12 anak yang ada di peternakan tersebut, memiliki orang tua yang saling memiliki hubungan darah. Malangnya, beberapa anak mengalami kondisi disabilitas termasuk tuli dan buta.
Orang-orang yang tinggal di peternakan ini diketahui memiliki perilaku seksual menyimpang. Beberapa laporan menyebutkan mereka juga melibatkan anak-anak dalam hubungan seks mereka. Kasus ini segera disidangkan oleh pengadilan anak setempat.
"Semua bukti menunjukkan adanya hubungan inses antar generasi dan praktik pencabulan antar anggota keluarga," demikian bunyi dokumen pengadilan yang dirilis ke publik pekan ini.
Disebutkan juga bahwa kelompok ini tidak tinggal di sebuah rumah yang layak, melainkan di dua karavan, dua gudang dan dua tenda tanpa adanya aliran air dan saluran pembuangan. Beberapa anak bahkan tidak tahu bagaimana caranya menggunakan toilet, sama sekali tidak tahu apa itu tisu toilet dan sama sekali tidak pernah melihat sikat gigi sebelumnya.
"Anak-anak tersebut terlihat sangat kotor, mengenakan pakaian kotor dan cenderung pemalu dan tidak berani melakukan kontak mata," lanjut bunyi dokumen pengadilan tersebut.
"Percakapan mereka juga susah dimengerti, dan mereka memiliki kondisi kesehatan gigi maupun kebersihan yang buruk. Tidak ada toilet, pancuran air atau bak mandi. Anak-anak ini harus pergi ke semak-semak jika ingin buang air. Mereka cuci tangan di kubangan air," demikian bunyi dokumen tersebut.
Kasus ini akhirnya diungkap ke publik merujuk pada keseriusan dan parahnya kasus ini. Anak-anak tersebut kini dalam pengasuhan negara hingga usia mereka menginjak 18 tahun.
SUMBER
Parah bener nih yaaa .....
![[imagetag]](http://kaskus.co.id/images/smilies/matabelo1.gif)
![[imagetag]](http://kaskus.co.id/images/smilies/matabelo1.gif)
![[imagetag]](http://kaskus.co.id/images/smilies/matabelo1.gif)


