- Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) bereaksi atas tudingan sejumlah pihak terkait pemblokiran situs-situs yang dinilai bermuatan radikal. Badan yang bermarkas di Sentul, Bogor, tersebut menyebut pemblokiran tidak begitu saja dilakukan.
"Ini (blokir) sudah melalui koordinasi berbagai pihak. Sudah dua tahun kita berkoordinasi dan mengumpulkan bahan, kita kumpulkan semua dari dua tahun lalu dan dikemukakan ke ulama, ahli, bahwa ini (situs radikal) enggak bener," kata Deputi Penindakan BNPT Irjen Arief Dharmawan, saat berbincang dengan detikcom, Rabu (1/4/2015).
Arief tidak merinci saat disinggung kategori situs bermuatan radikal. Namun dia memaparkan bahwa sebuah situs, khususnya berita, harusnya memiliki filter dan tidak bernuasa suku, ras, dan agama.
"Sederhana saja, kok kita disebut mengekang kebebasan berpendapat yang mana isi yang diblokir isinya maki-maki, menebar kebencian terhadap agama lain," tegas Arief.
"Ini Indonesia, bukan Amerika atau Prancis. Ada norma dan nilai yang harus dihormati," imbuhnya.
Dia menambahkan, dari analisa pihaknya terdapat lebih dari 200 situs yang berisikan konten radikal. Namun, seiring waktu situs-situs tersebut ada yang mengubah isinya bahkan tidak aktif lagi.
Situs yang diblokir itu adalah arrahmah.com, voa-islam.com, ghur4ba.blogspot.com, panjimas.com, thoriquna.com, dakwatuna.com, kafilahmujahid.com, an-najah.net, muslimdaily.net, hidayatullah.com, salam-online.com, aqlislamiccenter.com, kiblat.net, dakwahmedia.com dan muqawamah.com.
Lalu ada lasdipo.com, gemaislam.com, eramuslim.com, daulahislam.com, shoutussalam.com, azzammedia.com dan indonesiasupportislamicstate.blogspot.com. Walau begitu beberapa situs tersebut masih bisa diakses melalui telepon selular.
SUMBER (news.detik.com)
Coba pemblokiran ini terjadi pas jaman Pilpres kemarin,
Mungkin pilpres kemarin lebih damai ..
Link: http://adf.ly/1CZZyr