YOGYAKARTA (kabarkota.com) – Yogyakarta secara resmi akan menggunakan tagline "Jogja Istimewa" dan menanggalkan tagline sebelumnya "Jogja Never Ending Asia". Kepastian itu dimulai hari ini, Sabtu (7/3), dengan diadakannya peluncuran yang dikemas dengan kirab layaknya pisowanan agung, dari Jalan Malioboro hingga Kraton Yogyakarta.
Sekitar pukul 14.00 WIB, barisan pasukan kirab telah mamadati Jalan Malioboro yang berjalan menuju Kraton Yogyakarta. Setidaknya, ada lebih dari 60 elemen masyarakat yang terlibat dalam acara tersebut.(Baca juga: Peluncuran Logo Baru Yogya, Seniman akan Padati Jalan Malioboro)
Mereka berasal dari kelompok kesenian tradisi, bregada rakyat, serta kelompok marching band dari universitas pilihan se-DIY. Ada lebih dari 3500 peserta yang mengikuti kirab tersebut. Selain kirab, disediakan pula 26 angkringan gratis di Alun-alun Utara bagi warga yang hadir.
Mantan ketua tim 11 yang memilih dan menyeleksi logo yang berasal dari berbagai lapisan masyarakat, Herry Zudiyanto berharap logo baru ini tidak sekadar menjadi branding. (Baca juga: Logo Brand Yogyakarta Resmi Berubah)
Menurutnya, peluncuran logo baru sekaligus menyosialisasikan adanya unsur sembilan renaisans yang meliputi bidang pendidikan, pariwisata, teknlogi, ekonomi, energi, pangan, kesehatan, keterlindungan warga, tata ruang dan lingkungan, disimbolkan dengan huruf "g" yang berbentuk angka sembilan di logo itu.
"Diwujudkan sebagai Jogja gumregah. Bahwa keistimewaan Jogja bisa kita jalankan bersama," katanya. (Baca juga: "Jogja Gumregah" Digelar Hari Ini)
Seniman Butet Kartaredjasa menyatakan adanya peluncuran logo ini membedakan Yogyakarta dengan kota-kota lain di Indonesia. Menurutnya, ini membuktikan Yogyakarta memiliki kekuatan kebudayaan.
"Logo dirayakan hampir semua elemen masyarakat. Ini harus bisa dihayati dan menjadi spirit bersama," ujarnya.
Setelah kirab, acara kemudian dilanjutkan pisowanan agung. Yakni penyerahan logo baru dari panitia kepada Gubernur sekaligus Raja Kraton Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X di Kraton Yogyakarta.
AHMAD MUSTAQIM .
sumber
Link: http://adf.ly/18AStq
Sekitar pukul 14.00 WIB, barisan pasukan kirab telah mamadati Jalan Malioboro yang berjalan menuju Kraton Yogyakarta. Setidaknya, ada lebih dari 60 elemen masyarakat yang terlibat dalam acara tersebut.(Baca juga: Peluncuran Logo Baru Yogya, Seniman akan Padati Jalan Malioboro)
Mereka berasal dari kelompok kesenian tradisi, bregada rakyat, serta kelompok marching band dari universitas pilihan se-DIY. Ada lebih dari 3500 peserta yang mengikuti kirab tersebut. Selain kirab, disediakan pula 26 angkringan gratis di Alun-alun Utara bagi warga yang hadir.
Mantan ketua tim 11 yang memilih dan menyeleksi logo yang berasal dari berbagai lapisan masyarakat, Herry Zudiyanto berharap logo baru ini tidak sekadar menjadi branding. (Baca juga: Logo Brand Yogyakarta Resmi Berubah)
Menurutnya, peluncuran logo baru sekaligus menyosialisasikan adanya unsur sembilan renaisans yang meliputi bidang pendidikan, pariwisata, teknlogi, ekonomi, energi, pangan, kesehatan, keterlindungan warga, tata ruang dan lingkungan, disimbolkan dengan huruf "g" yang berbentuk angka sembilan di logo itu.
"Diwujudkan sebagai Jogja gumregah. Bahwa keistimewaan Jogja bisa kita jalankan bersama," katanya. (Baca juga: "Jogja Gumregah" Digelar Hari Ini)
Seniman Butet Kartaredjasa menyatakan adanya peluncuran logo ini membedakan Yogyakarta dengan kota-kota lain di Indonesia. Menurutnya, ini membuktikan Yogyakarta memiliki kekuatan kebudayaan.
"Logo dirayakan hampir semua elemen masyarakat. Ini harus bisa dihayati dan menjadi spirit bersama," ujarnya.
Setelah kirab, acara kemudian dilanjutkan pisowanan agung. Yakni penyerahan logo baru dari panitia kepada Gubernur sekaligus Raja Kraton Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X di Kraton Yogyakarta.
AHMAD MUSTAQIM .
sumber
Link: http://adf.ly/18AStq
