JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi mengklarifikasi ucapannya soal "pedagang Glodok". Menurut Pras, ia tak pernah sama sekali berniat menyinggung Gubernur Basuki Tjahaja Purnama secara rasial.
Pras mengatakan, tujuannya menyamakan Ahok (sapaan Basuki) dengan pedagang Glodok dilatarbelakangi sikap Ahok yang suka berbicara seenaknya kepada orang lain. "Pedagang Glodok kan kayak gitu sama pembeli. Kalau ngomong, suka-suka dia," ujar Pras di Gedung DPRD DKI, Kamis (26/3/2015).
Sebagai informasi, pernyataan Pras yang menyamakan Ahok dengan pedagang Glodok disampaikan pada Senin (23/3/2015). Saat itu, Pras menyayangkan Ahok yang mengancam tidak akan mencairkan alokasi anggaran untuk gaji anggota DPRD.
Menurut Pras, pernyataan itu membuktikan bahwa Ahok tak menganggap DPRD sebagai lembaga yang setara dengan lembaga eksekutif. Ia menduga selama ini Ahok menganggap anggota DPRD sebagai bawahannya.
"Anggota DPRD tidak digaji. Memang kami anak perusahaan dia? Emang saya anak buah dia. Jabatan Ahok itu jabatan politik, sama seperti saya. Dia bukan direktur utama," ujar politisi PDI Perjuangan itu.
Pras menilai pernyataan Ahok telah keluar dari tugas pokok dan fungsinya sebagai gubernur. Menurut Pras, dalam posisinya sebagai gubernur, tidak seharusnya Ahok bersikap seperti seorang pelaku usaha.
"Kalau dia merasa DPRD adalah mitra, sesuai undang-undang, jangan merasa seperti pengusaha Glodok," ucap Pras. [Baca: Ketua DPRD: Memangnya Saya Anak Buah Ahok?]
Dari situlah, Ahok kemudian menganggap Pras telah melontarkan ejekan rasial kepadanya.
"Si Pras itu apa enggak rasial bilang saya pedagang Glodok? Saya bukan pedagang Glodok, Bos! Saya enggak pernah dagang dari dulu. Saya orang tambang. Emang hubungan Glodok apa sama saya? Rasial. Partai dia nasionalis, tetapi kelakuannya rasial. Itu ada undang-undang, bisa dihukum lho," ujar Ahok.
SUMBER : http://megapolitan.kompas.com/read/2...edagang.Glodok
bukan rasis ternyata
Link: http://adf.ly/1BqYBq
Pras mengatakan, tujuannya menyamakan Ahok (sapaan Basuki) dengan pedagang Glodok dilatarbelakangi sikap Ahok yang suka berbicara seenaknya kepada orang lain. "Pedagang Glodok kan kayak gitu sama pembeli. Kalau ngomong, suka-suka dia," ujar Pras di Gedung DPRD DKI, Kamis (26/3/2015).
Sebagai informasi, pernyataan Pras yang menyamakan Ahok dengan pedagang Glodok disampaikan pada Senin (23/3/2015). Saat itu, Pras menyayangkan Ahok yang mengancam tidak akan mencairkan alokasi anggaran untuk gaji anggota DPRD.
Menurut Pras, pernyataan itu membuktikan bahwa Ahok tak menganggap DPRD sebagai lembaga yang setara dengan lembaga eksekutif. Ia menduga selama ini Ahok menganggap anggota DPRD sebagai bawahannya.
"Anggota DPRD tidak digaji. Memang kami anak perusahaan dia? Emang saya anak buah dia. Jabatan Ahok itu jabatan politik, sama seperti saya. Dia bukan direktur utama," ujar politisi PDI Perjuangan itu.
Pras menilai pernyataan Ahok telah keluar dari tugas pokok dan fungsinya sebagai gubernur. Menurut Pras, dalam posisinya sebagai gubernur, tidak seharusnya Ahok bersikap seperti seorang pelaku usaha.
"Kalau dia merasa DPRD adalah mitra, sesuai undang-undang, jangan merasa seperti pengusaha Glodok," ucap Pras. [Baca: Ketua DPRD: Memangnya Saya Anak Buah Ahok?]
Dari situlah, Ahok kemudian menganggap Pras telah melontarkan ejekan rasial kepadanya.
"Si Pras itu apa enggak rasial bilang saya pedagang Glodok? Saya bukan pedagang Glodok, Bos! Saya enggak pernah dagang dari dulu. Saya orang tambang. Emang hubungan Glodok apa sama saya? Rasial. Partai dia nasionalis, tetapi kelakuannya rasial. Itu ada undang-undang, bisa dihukum lho," ujar Ahok.
SUMBER : http://megapolitan.kompas.com/read/2...edagang.Glodok
bukan rasis ternyata
Link: http://adf.ly/1BqYBq