SITUS BERITA TERBARU

(Congor Busuk) KPI: Talkshow Ahok Lecehkan Ruang Publik

Friday, March 20, 2015
JAKARTA - Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) angkat suara menyikapi talkshow Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di sebuah stasiun televisi swasta. Tayangan tersebut oleh KPI dianggap melecehkan ruang publik lantaran dibumbuhi dengan kata-kata kasar.

"KPI akan memberikan sanksi kepada stasiun televisi karena menyiarkan kata-kata kasar dan kata-kata kotor pada talkshow yang menghadirkan narasumber Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Talkshow Ahok sudah melecehkan ruang publik," ujar Komisioner KPI Agatha Lily, Kamis (19/3/2015).

Agatha menegaskan, stasiun televisi bertanggung jawab terhadap semua pelanggaran yang terjadi di layar kaca. Meskipun disiarkan secara live, bukan berarti televisi bebas menyiarkan segalanya termasuk kata-kata kasar dan kotor.

Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran KPI secara jelas telah mengatur apa yang boleh dan tidak boleh disiarkan oleh stasiun televisi. Dalam kondisi live pun seorang presenter harus mampu mengendalikan narasumber.

"Apa yang dilakukan pewawancara saat itu untuk mengingatkan narsum bahwa siaran tersebut live sudah benar," ujarnya.

Namun, sambung dia, tanggung jawab stasiun televisi tidak berhenti hanya mengingatkan saja, ketika kata-kata kasar kembali terulang, maka pewawancara harus segera menghentikan acara apakah melalui break iklan, bahkan seharusnya pewawancara menyampaikan permintaan maaf kepada publik sebagai pemilik utuh frekuensi.

"Tersiarnya kata-kata kasar tersebut bukan hanya merendahkan martabat pihak-pihak yang terlibat melainkan melecehkan publik pemirsa," terangnya.

Menurut dia, kasus ini jelas bertentangan dengan Pasal 35 Pedoman Perilaku Penyiaran dan Pasal 24 Standar Program Siaran, bahwa lembaga penyiaran dilarang menyiarkan kata-kata kasar atau kata-kata kotor baik dalam Bahasa Indonesia, bahasa asing maupun bahasa daerah.

Lantaran itu KPI mengingatkan agar kasus ini menjadi pelajaran sehingga lembaga penyiaran lain tidak mengikuti atau mengulangi kesalahan serupa. "Kita tentu tidak ingin televisi yang merupakan cermin peradaban bangsa dirusak dengan kata-kata kasar dan makian, apalagi disampaikan oleh seorang pemimpin yang seharusnya menjadi tauladan masyarakat," ulasnya.

Sumber   (m.okezone.com)

Akibat congor busuk Ahok, televisi yang kena sanksi. Entah kapan congor si Ahok disekolahkan

Surat Terbuka kepada Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama

Pak Gubernur Yth.

Perkenalkan, saya adalah seorang warga Jakarta. Saya lahir dan besar di Jakarta, begitupun orangtua dan kakek-nenek saya. Selama hampir 50 tahun saya ikuti kiprah para gubernurnya dan ikut peduli membangun daerah ini.

Sebagai warga saya punya harapan besar setiap Gubernur DKI Jakarta menjadi pemimpin yang sukses, dan menjadi kebanggaan serta panutan semua warganya.

Namun, Saya sangat terusik ketika seringkali menyaksikan Bapak di televisi tampil bicara dengan menggunakan bahasa yang sangat tidak santun dan bahkan beberapa kali mengeluarkan kata-kata kasar dan kotor.

Bapak sebagai gubernur menggunakan kosa kata yang sering saya dengar saat anak-anak sedang bertengkar dan saling mengumpat.

Pada awalnya saya coba memahami mungkin Bapak sedang marah dan kesal. Namun, perilaku ini sering berulang dan semakin hari kata-kata yang Bapak gunakan semakin kasar dan kotor.

Pak Gubernur, puncak kegundahan dan kekecewaan saya muncul saat menyaksikan wawancara Bapak pada salah satu stasiun TV. Meski di awal pembawa acara sudah mengingatkan Bapak bahwa acara tersebut disiarkan langsung, ternyata lagi-lagi kosa kata kasar dan kotor keluar dari mulut Bapak, Sang Gubernur DKI Jakarta.

Ibu saya yang sudah sepuh ikut menonton siaran itu tak henti beristigfar. Saya tidak tahu apa reaksi jutaan warga masyarakat yang ikut menonton, bukan hanya di Jakarta tapi di seluruh Indonesia.

Pak Gubernur Yth.

Apakah Bapak tidak menyadari bahwa sekian juta masyarakat Indonesia menyaksikan acara tersebut? Apakah Bapak tidak mengingat bahwa sosok gubernur adalah seorang yang dijadikan panutan oleh masyarakat Jakarta? Termasuk sekian banyak anak-anak dan remaja yang butuh pembelajaran dan keteladanan yang baik?

Pak Gubernur Yth.

Bangsa kita saat ini, terutama generasi mudanya sedang mengalami krisis moral. Perilaku yang tidak lagi saling menghormati dan menyayangi sesama, perilaku saling memperolok dan menyakiti serta kebiasaan menggunakan kata-kata kasar dan kotor. Saya meyakini untuk memperbaiki kondisi ini kita harus memberikan contoh dan teladan baik, khususnya dari para pemimpinnya.

Apa jadinya jika anak-anak, remaja dan generasi muda kita melihat bahwa pemimpinnya sendiri berbicara dengan tutur kata yang tidak sopan dan bahkan tidak segan mengeluarkan makian kasar di depan umum.

Saya sangat menghormati Anda Pak Gubernur sebagai pimpinan masyarakat Jakarta. Saya akan dukung penuh program nyata Bapak yang baik. Saya juga dukung penuh jika Bapak ingin membersihkan praktek curang dan korup. Namun sekali lagi lakukan itu dengan cara yang baik.

Terakhir Pak Gubernur. Kebetulan pekerjaan saya mengharuskan saya berinteraksi dengan banyak tokoh dan pemimpin di berbagai negara. Ternyata mereka pun memberi perhatian terhadap berita-berita media menyangkut kiprah Bapak.

Dengan kerendahan hati saya berharap suara warga ini sampai dan Bapak mau dengarkan. 'Sebaik-baik manusia adalah yang mau mendengarkan perkataan, dan mengikuti apa-apa yang baik.'

Salam hormat,

Mahfuz Sidik

Jl Mampang Prapatan Nomor 43 - Jakarta Selatan

Link: http://adf.ly/1AZdVp
SHARE THIS POST:
FB Share Twitter Share

Blog Archive