Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok meminta maaf terkait perkataan kasarnya dalam sebuah wawancara dengan salah satu stasiun televisi nasional, Rabu kemarin.
"Kalau ada yang merasa tersinggung, atau merasa tidak suka perkataan saya membawa bahasa toilet, ya saya minta maaf," kata dia di Balai Kota, Jumat, 20 Maret 2015.
Ia terpaksa melontarkan perkataan kasar sebab dia jengah dengan kondisi masyarakat yang begitu miskin, tapi pejabatnya tak peduli. Bahkan, di tengah kondisi masyarakat yang miskin, ada oknum pejabat yang korup. "Pejabat nyolong uang gila-gilaan," katanya.
Ahok menambahkan, kelakuan oknum pejabat korup itu dibalut dengan perilaku mereka yang santun dan lemah lembut. "Santun gaya bahasa agama," kata mantan Bupati Belitung Timur itu.
Karena itu, keluarlah perkataan kasar dari mulut Ahok. "Kamu muak enggak kira-kira? Nah itu ungkapan perasaan saya yang sudah enggak tahan. Kalo menurut teman-teman saya, bilang saya masih lumayan keluarin bahasa toilet," ucap dia.
Atas dasari itu, Ahok kemudian masuk dunia politik. "Saya bisa masuk ke politik karena kemarahan. Saya sebagai pengusaha enggak mampu menolong rakyat miskin," kata dia.
Ahok memulai karir politiknya dengan masuk Partai Perhimpunan Indonesia Baru pada 2004. Dengan partai itu, ia berhasil melenggang menjadi anggota DPRD Belitung Timur, yang kemudian menjadi bupati daerah itu. Pada 2008, Ahok pindah ke Partai Golkar. Ia kemudian terpilih menjadi anggota DPR dan duduk di Komisi Pemerintahan.
Empat tahun kemudian, ia pindah ke Partai Gerindra dan ikut mencalonkan diri pada Pilkada 2012 menjadi wakil gubernur berpasangan dengan Joko Widodo. Karir politik di Gerindra tak lama, pada 2014 dia mengundurkan diri karena perbedaan pandangan terkait RUU Pilkada. Di tahun yang sama, Ahok menggantikan Jokowi sebagai gubernur DKI Jakarta karena Jokowi terpilih sebagai Presiden RI.
Sumber : Click Here
Link: http://adf.ly/1Ag6vY
