MEDAN – Pekerja di PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum) menolak wacana pengalihan 300 Megawatt (mw) pasokan listrik Inalum ke PT PLN, seperti yang disampaikan Menteri BUMN, Rini Mariani Soemarno.
Ketua PUK Serikat Pekerja Logam Elektronik dan Mesin (LEM) Kantor Peleburan Kuala Tanjung, M Ridwan mengatakan, pengalihan pasokan listrik sebesar 300 MW ke PT PLN, berarti menghentikan sekitar 50-75 persen produksi di Inalum.
"Dampak dari pengalihan itu, setidaknya 50 persen produksi akan terhenti. Karena jika pasokan listrik diambil, hanya 240 dari 510 tungku peleburan saja yang bisa beroperasi. Kalau sudah begitu, setengah pekerja dari total 2000 yang ada saat ini akan idle, dan dalam jangka panjang, terancam di PHK," jelas Ridwan kepada wartawan di Medan, Kamis (6/11/2014) malam.
Pengalihan pasokan listrik itu juga diakui Ridwan, akan berdampak pada kehidupan masyarakat di Kabupaten Batubara, tempat dimana Inalum beroperasi. Karena sebagian besar orang yang menggantungkan hidupnya pada Inalum, merupakan warga kabupaten yang baru berdiri beberapa tahun itu.
"Yang merasakan dampak langsung akibat pengurangan produksi memang kita. Tapi kita tidak boleh lupa, bahwa ada sekitar 20 ribu orang yang secara tidak langsung menggantungkan hidupnya pada Inalum. Mulai dari karyawan perusahaan kontraktor mitra Inalum, keluarga karyawan, hingga masyarakat Kabupaten Batubara lainnya, yang hidup akibat keberadaan Inalum," tambah Ridwan.
Untuk diketahui, wacana pengalihan pasokan listrik dari PT Inalum ke PT PLN yang disampaikan Menteri BUMN, ditujukan untuk mengatasi krisis listrik di Sumatera Utara.
Saat ini, PT Inalum sebenarnya sudah mengalihkan 90 MW listrik produksi mereka ke PT PLN. Dengan adanya wacana pengalihan tersebut, PT Inalum diminta memberikan tambahan pasokan 210 MW ke PT PLN
si Rini pencitraan
Tanpa mengurangi simpati kepada sebagian masyarakat SumUt yg sering mengalami listrik byar-pet, kebijakan untuk meminta Inalum memasok listrik ke PLN adalah kebijakan yg keliru.
Kenapa ?
1. Dalam proses produksi Aluminium, karakteristiknya adalah berkesinambungan, jadi bila mengurangi produksi maka tungku2 akan di matikan sebagai akibatnya tungku2 tsb akan rusak total.
Menurut berbagai sumber harga tungku peleburan di Inalum berkisar USD 1.000.000 per unit nya.
2. Tugas penyediaan listrik adalah PLN dan Pemda, jadi adalah konyol bila perusahaan yg produktif dikorbankan akibat inkompentensi PLN dan pemda setempat.
Link: http://adf.ly/tpYlS
Ketua PUK Serikat Pekerja Logam Elektronik dan Mesin (LEM) Kantor Peleburan Kuala Tanjung, M Ridwan mengatakan, pengalihan pasokan listrik sebesar 300 MW ke PT PLN, berarti menghentikan sekitar 50-75 persen produksi di Inalum.
"Dampak dari pengalihan itu, setidaknya 50 persen produksi akan terhenti. Karena jika pasokan listrik diambil, hanya 240 dari 510 tungku peleburan saja yang bisa beroperasi. Kalau sudah begitu, setengah pekerja dari total 2000 yang ada saat ini akan idle, dan dalam jangka panjang, terancam di PHK," jelas Ridwan kepada wartawan di Medan, Kamis (6/11/2014) malam.
Pengalihan pasokan listrik itu juga diakui Ridwan, akan berdampak pada kehidupan masyarakat di Kabupaten Batubara, tempat dimana Inalum beroperasi. Karena sebagian besar orang yang menggantungkan hidupnya pada Inalum, merupakan warga kabupaten yang baru berdiri beberapa tahun itu.
"Yang merasakan dampak langsung akibat pengurangan produksi memang kita. Tapi kita tidak boleh lupa, bahwa ada sekitar 20 ribu orang yang secara tidak langsung menggantungkan hidupnya pada Inalum. Mulai dari karyawan perusahaan kontraktor mitra Inalum, keluarga karyawan, hingga masyarakat Kabupaten Batubara lainnya, yang hidup akibat keberadaan Inalum," tambah Ridwan.
Untuk diketahui, wacana pengalihan pasokan listrik dari PT Inalum ke PT PLN yang disampaikan Menteri BUMN, ditujukan untuk mengatasi krisis listrik di Sumatera Utara.
Saat ini, PT Inalum sebenarnya sudah mengalihkan 90 MW listrik produksi mereka ke PT PLN. Dengan adanya wacana pengalihan tersebut, PT Inalum diminta memberikan tambahan pasokan 210 MW ke PT PLN
si Rini pencitraan
Tanpa mengurangi simpati kepada sebagian masyarakat SumUt yg sering mengalami listrik byar-pet, kebijakan untuk meminta Inalum memasok listrik ke PLN adalah kebijakan yg keliru.
Kenapa ?
1. Dalam proses produksi Aluminium, karakteristiknya adalah berkesinambungan, jadi bila mengurangi produksi maka tungku2 akan di matikan sebagai akibatnya tungku2 tsb akan rusak total.
Menurut berbagai sumber harga tungku peleburan di Inalum berkisar USD 1.000.000 per unit nya.
2. Tugas penyediaan listrik adalah PLN dan Pemda, jadi adalah konyol bila perusahaan yg produktif dikorbankan akibat inkompentensi PLN dan pemda setempat.
Link: http://adf.ly/tpYlS