Bertemu Habibie, Akbar Diwejangi Soal Kisruh Golkar
Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tandjung menemui mantan presiden Bacharuddin Jusuf Habibie, Jumat malam, 28 November 2014. Akbar mendapat wejangan dari Habibie untuk bisa mendamaikan dua kubu di tubuh Golkar yang sedang berseteru dalam soal penyelenggaraan Musyawarah Nasional IX dan pemilihan Ketua Umum Golkar.
"Senior kami ini (Habibie) punya pengalaman panjang di bidang politik dan pemerintahan. Saya bertemu untuk menyampaikan langkah apa yang sebaiknya kami tempuh untuk Partai Golkar," kata Akbar di halaman rumah Habibie, Patra Kuningan, Jakarta, Jumat, 28 November 2014.
Akbar tiba di kediaman Habibie sekitar pukul 18.30 WIB. Pertemuan tertutup itu berlangsung sekitar 45 menit. Seusai pertemuan, hanya Akbar yang bersedia bertemu dengan wartawan di halaman rumah.
Akbar bercerita kepada Habibie bahwa ia telah bertemu dengan Ketua Umum Aburizal Bakrie alias Ical di Bakrie Tower. Dengan Ical, Akbar membicarakan soal teknis pelaksanaan munas yang akan digelar sesuai rapat pimpinan nasional pada 30 November 2014.
"Kalau Pak Habibie bilang semua back to basic. Kalau Aburizal bilang melangkah bersama ke depan," kata Akbar.
Habibie, kata Akbar, menyambut baik langkah mediasi yang ditempuh Akbar untuk mendamaikan kubu Aburizal Bakrie dengan kubu Wakil Ketua Umum Agung Laksono. Habibie juga mendukung gagasan Ical bahwa kader Golkar harus mengemban tugas partai secara bersama-sama dalam menjalani berbagai agenda partai, termasuk menyepakati munas berikutnya pada 2019.
Menurut Habibie, penyelenggaraan munas harus segera dituntaskan. Alasannya, kata Akbar, segala persiapan teknis sudah disiapkan oleh panitia. "Saya sudah sampaikan, persiapan panitia sudah jauh, dari materi, tempa,t dan undangan ke DPD juga sudah dibagikan. Jadi tak mungkin ditunda," kata Akbar.
Sementara itu, kubu Agung Laksono tetap menolak percepatan jadwal munas. Mereka menginginkan munas digelar pada 15 Januari 2015 sesuai dengan keputusan Munas 2009.
Sebagai mediator, Akbar berupaya menggelar pertemuan antara kedua kubu agar tercapai titik terang. "Saya bertemu Agung dulu. Kalau ada kesamaan, baru saya tawarkan. Kalau sepakat, bisa jadi kami bisa bersama-sama ke munas 30 November," katanya.
Setelah bertemu dengan Habibie, Akbar menemui Agung Laksono di kantor Dewan Pertimbangan Golkar di Slipi, Jakarta Barat.
SUMBER
Link: http://adf.ly/ujrx8
Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tandjung menemui mantan presiden Bacharuddin Jusuf Habibie, Jumat malam, 28 November 2014. Akbar mendapat wejangan dari Habibie untuk bisa mendamaikan dua kubu di tubuh Golkar yang sedang berseteru dalam soal penyelenggaraan Musyawarah Nasional IX dan pemilihan Ketua Umum Golkar.
"Senior kami ini (Habibie) punya pengalaman panjang di bidang politik dan pemerintahan. Saya bertemu untuk menyampaikan langkah apa yang sebaiknya kami tempuh untuk Partai Golkar," kata Akbar di halaman rumah Habibie, Patra Kuningan, Jakarta, Jumat, 28 November 2014.
Akbar tiba di kediaman Habibie sekitar pukul 18.30 WIB. Pertemuan tertutup itu berlangsung sekitar 45 menit. Seusai pertemuan, hanya Akbar yang bersedia bertemu dengan wartawan di halaman rumah.
Akbar bercerita kepada Habibie bahwa ia telah bertemu dengan Ketua Umum Aburizal Bakrie alias Ical di Bakrie Tower. Dengan Ical, Akbar membicarakan soal teknis pelaksanaan munas yang akan digelar sesuai rapat pimpinan nasional pada 30 November 2014.
"Kalau Pak Habibie bilang semua back to basic. Kalau Aburizal bilang melangkah bersama ke depan," kata Akbar.
Habibie, kata Akbar, menyambut baik langkah mediasi yang ditempuh Akbar untuk mendamaikan kubu Aburizal Bakrie dengan kubu Wakil Ketua Umum Agung Laksono. Habibie juga mendukung gagasan Ical bahwa kader Golkar harus mengemban tugas partai secara bersama-sama dalam menjalani berbagai agenda partai, termasuk menyepakati munas berikutnya pada 2019.
Menurut Habibie, penyelenggaraan munas harus segera dituntaskan. Alasannya, kata Akbar, segala persiapan teknis sudah disiapkan oleh panitia. "Saya sudah sampaikan, persiapan panitia sudah jauh, dari materi, tempa,t dan undangan ke DPD juga sudah dibagikan. Jadi tak mungkin ditunda," kata Akbar.
Sementara itu, kubu Agung Laksono tetap menolak percepatan jadwal munas. Mereka menginginkan munas digelar pada 15 Januari 2015 sesuai dengan keputusan Munas 2009.
Sebagai mediator, Akbar berupaya menggelar pertemuan antara kedua kubu agar tercapai titik terang. "Saya bertemu Agung dulu. Kalau ada kesamaan, baru saya tawarkan. Kalau sepakat, bisa jadi kami bisa bersama-sama ke munas 30 November," katanya.
Setelah bertemu dengan Habibie, Akbar menemui Agung Laksono di kantor Dewan Pertimbangan Golkar di Slipi, Jakarta Barat.
SUMBER
Link: http://adf.ly/ujrx8