JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menginstruksikan agar TNI AL menenggelamkan ratusan kapal asing yang masuk ke perairan Indonesia secara ilegal. Menurut Presiden, illegal fishing yang dilakukan oleh kapal asing selama ini telah merugikan negara cukup besar.
Presiden Jokowi mengungkapkan, laporan menyebutkan setiap hari 5.400 kapal yang masuk perairan Indonesia tanpa izin. Laporan maraknya kapal asing yang masuk dan mencari ikan di wilayah Indonesia itu dilaporkan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti Senin (17/11) sore kepada Presiden Jokowi.
"Bayangkan sebanyak 5.400 (kapal). Saya sampaikan kemarin (kepada Susi) nggak usah ditangkap-tangkap (kapal ilegal), langsung tenggelamkan, tenggelamkan 10-20 (kapal) nanti baru mereka (pelaku illegal fishing) mikir," ujar Presiden Jokowi di Istana Negara Jakarta kemarin.
Penegasan Presiden untuk menjaga keamanan laut wilayah RI tersebut disampaikan saat memberikan pengarahan kepada peserta Program Pendidikan Reguler Angkatan LI dan LII Lembaga Ketahanan Nasional Tahun 2014.
Hadir dalam acara tersebut antara lain Menko Kemaritiman Indroyono Soesilo, Menko Perekonomian Sofyan Djalil, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko, Kapolri Jenderal Pol Sutarman, dan Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana TNI Marsetio.
Menurut Presiden, untuk memberikan efek jera diinstruksikan agar petugas keamanan patroli laut segera menenggelamkan sebanyak-banyaknya 100 kapal ilegal. "Tapi orangnya (di kapal) diselamatkan dulu, karena nanti jadi ramai kalau sama (kapal) negara lain. Kalau enggak ditegaskan seperti itu ya nanti tongkaptangkep, tongkap-tangkep, enggak akan rampung," ujar mantan wali kota Solo ini dengan logat Jawanya yang kental.
Dalam pengarahannya Presiden menekankan besarnya kekayaan laut Indonesia yang harus dimanfaatkan untuk rakyat. Hal ini menurutnya segaris dengan apa yang telah diamanahkan oleh undang-undang, yaitu sumber daya alam untuk kesejahteraan rakyat.
Kepada seluruh peserta yang hadir, Presiden menceritakan hasil pertemuannya dengan Menteri Perikanan Susi Pudjiastuti, yang saat itu baru selesai melakukan blusukan di wilayah utara perairan Kalimantan. Dalam laporannya, Susi melaporkan sebanyak empat kapal dari puluhan kapal illegal fishing berhasil ditangkap.
"Saya tanya, terus kenapa enggak ketangkep banyak? (Susi menjawab) bensin habis Pak Presiden. Nah, ini yang nanti akan saya bicarakan dengan Pak KSAL dan Panglima TNI," kata Jokowi. Sementara itu, Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana TNI Marsetio mengatakan, penenggelaman kapal asing pencuri ikan pernah dilakukan oleh TNI AL pada 2004. Saat itu dirinya masih menjabat sebagai Asisten Operasional Panglima Armatim.
"Beberapa kapal bodong yang memasuki wilayah kita, kita tenggelamkan. Sekarang (cara seperti itu) kita lihat dulu, tergantung kesalahannya apa," ujar Marsetio. Bila memang kapal para illegal fishing itu benar-benar memasuki perairan Indonesia dan melanggar, maka TNI AL menurutnya tak akan memberikan toleransi kepada mereka. Dia menegaskan, pihaknya siap untuk mengamankan seluruh personel kapal untuk kemudian menenggelamkan kapal tersebut.
Saat ini menurut Marsetio semua langkah penanganan kapal- kapal gelap itu harus sesuai dengan hukum. Cara penenggelaman kapal ilegal ini diakui KSAL merupakan cara yang paling efektif dan menimbulkan efek jera bagi yang memasuki perairan Indonesia tanpa izin.
"Walaupun timbul protes dari duta besar negara bersangkutan, tapi dia melihat (kasus ini). Dan kita sampaikan bahwa personelnya tetap ada dan sehat karena kita jaga keselamatannya untuk kemudian kita memulangkan mereka ke negaranya," jamin KSAL.
Sumber
O.M.D.O
Link: http://adf.ly/ulDoc
Presiden Jokowi mengungkapkan, laporan menyebutkan setiap hari 5.400 kapal yang masuk perairan Indonesia tanpa izin. Laporan maraknya kapal asing yang masuk dan mencari ikan di wilayah Indonesia itu dilaporkan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti Senin (17/11) sore kepada Presiden Jokowi.
"Bayangkan sebanyak 5.400 (kapal). Saya sampaikan kemarin (kepada Susi) nggak usah ditangkap-tangkap (kapal ilegal), langsung tenggelamkan, tenggelamkan 10-20 (kapal) nanti baru mereka (pelaku illegal fishing) mikir," ujar Presiden Jokowi di Istana Negara Jakarta kemarin.
Penegasan Presiden untuk menjaga keamanan laut wilayah RI tersebut disampaikan saat memberikan pengarahan kepada peserta Program Pendidikan Reguler Angkatan LI dan LII Lembaga Ketahanan Nasional Tahun 2014.
Hadir dalam acara tersebut antara lain Menko Kemaritiman Indroyono Soesilo, Menko Perekonomian Sofyan Djalil, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko, Kapolri Jenderal Pol Sutarman, dan Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana TNI Marsetio.
Menurut Presiden, untuk memberikan efek jera diinstruksikan agar petugas keamanan patroli laut segera menenggelamkan sebanyak-banyaknya 100 kapal ilegal. "Tapi orangnya (di kapal) diselamatkan dulu, karena nanti jadi ramai kalau sama (kapal) negara lain. Kalau enggak ditegaskan seperti itu ya nanti tongkaptangkep, tongkap-tangkep, enggak akan rampung," ujar mantan wali kota Solo ini dengan logat Jawanya yang kental.
Dalam pengarahannya Presiden menekankan besarnya kekayaan laut Indonesia yang harus dimanfaatkan untuk rakyat. Hal ini menurutnya segaris dengan apa yang telah diamanahkan oleh undang-undang, yaitu sumber daya alam untuk kesejahteraan rakyat.
Kepada seluruh peserta yang hadir, Presiden menceritakan hasil pertemuannya dengan Menteri Perikanan Susi Pudjiastuti, yang saat itu baru selesai melakukan blusukan di wilayah utara perairan Kalimantan. Dalam laporannya, Susi melaporkan sebanyak empat kapal dari puluhan kapal illegal fishing berhasil ditangkap.
"Saya tanya, terus kenapa enggak ketangkep banyak? (Susi menjawab) bensin habis Pak Presiden. Nah, ini yang nanti akan saya bicarakan dengan Pak KSAL dan Panglima TNI," kata Jokowi. Sementara itu, Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana TNI Marsetio mengatakan, penenggelaman kapal asing pencuri ikan pernah dilakukan oleh TNI AL pada 2004. Saat itu dirinya masih menjabat sebagai Asisten Operasional Panglima Armatim.
"Beberapa kapal bodong yang memasuki wilayah kita, kita tenggelamkan. Sekarang (cara seperti itu) kita lihat dulu, tergantung kesalahannya apa," ujar Marsetio. Bila memang kapal para illegal fishing itu benar-benar memasuki perairan Indonesia dan melanggar, maka TNI AL menurutnya tak akan memberikan toleransi kepada mereka. Dia menegaskan, pihaknya siap untuk mengamankan seluruh personel kapal untuk kemudian menenggelamkan kapal tersebut.
Saat ini menurut Marsetio semua langkah penanganan kapal- kapal gelap itu harus sesuai dengan hukum. Cara penenggelaman kapal ilegal ini diakui KSAL merupakan cara yang paling efektif dan menimbulkan efek jera bagi yang memasuki perairan Indonesia tanpa izin.
"Walaupun timbul protes dari duta besar negara bersangkutan, tapi dia melihat (kasus ini). Dan kita sampaikan bahwa personelnya tetap ada dan sehat karena kita jaga keselamatannya untuk kemudian kita memulangkan mereka ke negaranya," jamin KSAL.
Sumber
O.M.D.O
Link: http://adf.ly/ulDoc