Haji Lulung: Urusan dengan Ahok Belum Selesai
Ketu a Partai Persatuan Pembangunan DKI Jakarta Abraham Lunggana alias Haji Lulung kembali memperlihatkan ketidakharmonisannya dengan Pelaksana Tugas Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Kali ini, Haji Lulung menyerang Ahok dalam Muktamar PPP kubu Suryadharma Ali yang digelar pada 29 Oktober-2 November 2014 di Hotel Grand Sahid, Jakarta.
Dalam salah satu sesi di muktamar itu, Lulung menginstruksikan agar seluruh kader yang hadir untuk mengikuti yel-yel buatannya. Saat hendak maju memberi kata sambutan, Lulung meminta kader meneriakkan kata "Turunkan", sesudah dirinya menyebut kata "Ahok". "Ahok," kata Haji Lulung, "Turunkan," yang sontak disambung oleh seluruh hadirin.
Pantauan Tempo, Lulung menyorakkan yel-yel tersebut sebanyak tiga kali dan diakhiri oleh tepuk tangan meriah. Kepada wartawan, Lulung mengatakan itu hanya sebuah muktamar yang mempunyai legitimasi. Lulung juga menegaskan bahwa aksi cium pipi dengan Ahok hanya urusan upacara adat tradisional Betawi. "Kalau urusan politik, belum (selesai)," ujarnya.
Ahok kerap bersitegang dengan Lulung. Riwayat perseteruan mereka terekam sejak Mei 2013 hingga mencapai puncaknya pada pertengahan September 2014. Komunikasi politik keduanya kerap naik-turun, yang diwarnai tudingan-tudingan dan perdebatan sengit. Ketegangan Ahok dan Lulung pertama kali memanas terkait dengan penertiban PKL di Tanah Abang pada 2013.
Saat itu Ahok menuding ada oknum di DPRD DKI Jakarta yang membekingi keberadaan PKL di Pasar Tanah Abang. Ahok menyerahkan kepada warga Ibu Kota untuk melengserkan oknum tersebut. Mendengar pernyataan Ahok, Lulung yang merupakan tokoh di Tanah Abang tersinggung dan meminta Ahok memeriksa kejiwaan. Saran itu dibalas Ahok dengan menyatakan Lulung tidak paham peraturan daerah.
Hubungan mereka tampak mencair saat acara Lebaran Betawi di silang Monas, Jakarta, Ahad, 14 September 2014. Lulung yang datang terlambat ke acara itu disambut Ahok dengan cium pipi kanan dan kiri. Keduanya berjabat tangan erat dan sempat berbicara satu sama lain. Begitu tiba di kursinya, Lulung enggan menyebutkan isi pembicaraannya dengan Ahok. "Enggak ada, wartawan biang kerok aja," kata Lulung.
SUMBER
Link: http://adf.ly/tdqlY
Ketu a Partai Persatuan Pembangunan DKI Jakarta Abraham Lunggana alias Haji Lulung kembali memperlihatkan ketidakharmonisannya dengan Pelaksana Tugas Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Kali ini, Haji Lulung menyerang Ahok dalam Muktamar PPP kubu Suryadharma Ali yang digelar pada 29 Oktober-2 November 2014 di Hotel Grand Sahid, Jakarta.
Dalam salah satu sesi di muktamar itu, Lulung menginstruksikan agar seluruh kader yang hadir untuk mengikuti yel-yel buatannya. Saat hendak maju memberi kata sambutan, Lulung meminta kader meneriakkan kata "Turunkan", sesudah dirinya menyebut kata "Ahok". "Ahok," kata Haji Lulung, "Turunkan," yang sontak disambung oleh seluruh hadirin.
Pantauan Tempo, Lulung menyorakkan yel-yel tersebut sebanyak tiga kali dan diakhiri oleh tepuk tangan meriah. Kepada wartawan, Lulung mengatakan itu hanya sebuah muktamar yang mempunyai legitimasi. Lulung juga menegaskan bahwa aksi cium pipi dengan Ahok hanya urusan upacara adat tradisional Betawi. "Kalau urusan politik, belum (selesai)," ujarnya.
Ahok kerap bersitegang dengan Lulung. Riwayat perseteruan mereka terekam sejak Mei 2013 hingga mencapai puncaknya pada pertengahan September 2014. Komunikasi politik keduanya kerap naik-turun, yang diwarnai tudingan-tudingan dan perdebatan sengit. Ketegangan Ahok dan Lulung pertama kali memanas terkait dengan penertiban PKL di Tanah Abang pada 2013.
Saat itu Ahok menuding ada oknum di DPRD DKI Jakarta yang membekingi keberadaan PKL di Pasar Tanah Abang. Ahok menyerahkan kepada warga Ibu Kota untuk melengserkan oknum tersebut. Mendengar pernyataan Ahok, Lulung yang merupakan tokoh di Tanah Abang tersinggung dan meminta Ahok memeriksa kejiwaan. Saran itu dibalas Ahok dengan menyatakan Lulung tidak paham peraturan daerah.
Hubungan mereka tampak mencair saat acara Lebaran Betawi di silang Monas, Jakarta, Ahad, 14 September 2014. Lulung yang datang terlambat ke acara itu disambut Ahok dengan cium pipi kanan dan kiri. Keduanya berjabat tangan erat dan sempat berbicara satu sama lain. Begitu tiba di kursinya, Lulung enggan menyebutkan isi pembicaraannya dengan Ahok. "Enggak ada, wartawan biang kerok aja," kata Lulung.
SUMBER
Link: http://adf.ly/tdqlY