LHOKSEUMAWE - Tim Center for Infomation of Samudra Pasai Heritage (Cisah) belum lama ini menemukan batu nisan bertulisan kaligrafi Arab di dalam aliran Kreung Pasee Desa Teupin Ara Kecamatan Samudera, Kabupaten Aceh Utara. Batu nisan tersebut milik seorang yang dikenal dengan nama Al-Wazir Al-Afdhal, seorang menteri Kerajaan Samudera Pasai yang hidup pada abad ke -16.
Ketua Tim Cisah Mawardi kepada acehonline.info, Sabtu (1/2/2014) menjelaskan, temuan Batu Nisan milik seorang menteri dan ulama besar pada masa kerajaan Pasai tersebut, atas pemberitahuan warga setempat yang melihat di dalam aliran Krueng Pasee terdapat benda mirip Batu Nisan.
"Kemudian tim Cisah langsung terjun ke lokasi untuk mengamati apakah itu betul tau tidak. Setelah mengkroscek ke lokasi ternyata batu nisan itu benar, yang akhirnya diangkat dan diletakkan di halaman Mesjid Tuha Geudong," jelas Mawardi.
Pada nisan tersebut, kata Mawardi, terdapat tulisan kaligrafi Arab bertuliskan nama Al-Wazir Al-Afdhal, yang merupakan seorang menteri Kerajaan Samudera Pasai yang hidup di permulaan abad ke-16.
"Menurut keterangan warga Gampong Teupin Ara, dulunya wargga jua pernah mengangkat Nisan dari aliran sungai. Ini yang kedua kalinya," ungkapnya.
Penyebab nisan-nisan ini berada di dalam sungai, Mawardi menambahkan, diperkirakan akibat terjadinya erosi Kreung Pase pada masa lampau.
"Di arena penemuan Batu Nisan itu sebelumnya ada sebuah kompleks pemakaman penting dari zaman Samudera Pasai. Akibat terjadinya erosi dan abrasi Kreung Pase, tim penelitian Cisah skesulitan mendapatkan informasi dan monumen makam di wilayah peninggalan Sultan Malikussaleh ini," imbunya.(sumber)
Wahhh,,,, masak pembesar kerajaan nisannya di dalam sungai,,, nggak jelas nih pemerintah nggak ada perhatian untuk sejarah Aceh,,,,
Ketua Tim Cisah Mawardi kepada acehonline.info, Sabtu (1/2/2014) menjelaskan, temuan Batu Nisan milik seorang menteri dan ulama besar pada masa kerajaan Pasai tersebut, atas pemberitahuan warga setempat yang melihat di dalam aliran Krueng Pasee terdapat benda mirip Batu Nisan.
"Kemudian tim Cisah langsung terjun ke lokasi untuk mengamati apakah itu betul tau tidak. Setelah mengkroscek ke lokasi ternyata batu nisan itu benar, yang akhirnya diangkat dan diletakkan di halaman Mesjid Tuha Geudong," jelas Mawardi.
Pada nisan tersebut, kata Mawardi, terdapat tulisan kaligrafi Arab bertuliskan nama Al-Wazir Al-Afdhal, yang merupakan seorang menteri Kerajaan Samudera Pasai yang hidup di permulaan abad ke-16.
"Menurut keterangan warga Gampong Teupin Ara, dulunya wargga jua pernah mengangkat Nisan dari aliran sungai. Ini yang kedua kalinya," ungkapnya.
Penyebab nisan-nisan ini berada di dalam sungai, Mawardi menambahkan, diperkirakan akibat terjadinya erosi Kreung Pase pada masa lampau.
"Di arena penemuan Batu Nisan itu sebelumnya ada sebuah kompleks pemakaman penting dari zaman Samudera Pasai. Akibat terjadinya erosi dan abrasi Kreung Pase, tim penelitian Cisah skesulitan mendapatkan informasi dan monumen makam di wilayah peninggalan Sultan Malikussaleh ini," imbunya.(sumber)
Wahhh,,,, masak pembesar kerajaan nisannya di dalam sungai,,, nggak jelas nih pemerintah nggak ada perhatian untuk sejarah Aceh,,,,