Quote:
JAKARTA, suaramerdeka.com - Setiap tahunnya, sekitar 95 ribu lulusan SMA sederajat berprestasi tidak dapat melanjutkan ke pendidikan tinggi yang disebabkan karena masalah ekonomi. Meskipun berbagai program beasiswa dan bantuan pendidikan telah digulirkan oleh pemerintah maupun swasta.
Hal tersebut membuktikan bahwa skema program beasiswa dan program bantuan pendidikan yang ada selama ini belum memadai serta komprehensif. Oleh karena itu, dibutuhkan terobosan yang lebih efektif untuk menekan jumlah siswa yang tidak melanjutkan pendidikan.
"95 ribu lulusan SMA sederajat itu tidak melanjutkan karena masalah ekonomi," ujar Direktur Jendral Pendidikan Tinggi, Djoko Santoso, dalam jumpa pers tentang Silaturahim Nasional Bidikmisi Tahun 2014, di Gedung Kemdikbud, kemarin.
Menurutnya, program beasiswa Bidikmisi yang sudah dijalankan sejak tahun 2010 bisa menjadi salah satu solusi untuk mengurangi jumlah lulusan SMA sederajat yang tidak dapat melanjutkan ke pendidikan karena faktor ekonomi.
"Skema dukungan biaya Bidikmisi bukan hanya membebaskan mahasiswa dri biaya kuliah, tapi juga bantuan biaya hidup serta pendampingan akademik supaya lulus tepat waktu dan berprestasi," ungkapnya.
Sampai dengan tahun 2013, program Bidikmisi sudah dirasakan kepada 149.768 mahasiswa, yang tersebar di 98 PTN dan 590 PTS. Dari jumlah tersebut, sebanyak 1.732 mahasiswa angkatan 2010, khususnya yang mengikuti pendidikan D3 telah lulus. Untuk tahun 2014 ini, pemerintah menyediakan kuota untuk 60 ribu calon mahasiswa.
Lebih lanjut diungkapkan, pihaknya juga melakukan program afirmasi pendidikan tinggi dan pendidikan menengah. Dengan program tersebut diharapkan dapat mengurangi angka putus sekolah. Dengan demikian, akses untuk melanjutkan kejenjang pendidikan selanjutnya dapat semakin terbuka.
"Intinya mereka berkompetisi di daerahnya masing-masing, sehingga yang berada diperingkat atas bisa dimasukkan ke PTN. Ini tidak hanya untuk Papua dan Papua Barat, tapi juga beberapa kabupaten di Indonesia," ujarnya.
Sementara itu, Direktur Kemahasiswaan dan Akademik, Direktorat Pendidikan Tinggi (Dikti) Kemdikbud, Ilah Sailah mengamini bahwa hingga saat ini masih banyak lulusan SMA/SMK yang belum beruntung melanjutkan ke pendidikan tinggi. Meski demikian, sambung dia, program beasiswa Bidikmisi cukup membantu siswa berprestasi untuk bisa melanjutkan pendidikannya.
Dirinya juga berharap semua pihak turut membantu pemerintah untuk membuka akses pendidikan bagi siswa berprestasi. "Perusahaan-perusahaan juga diharapkan membantu dengan program-program CSR-nya," imbuhnya.
Kedepan, sambung dia, angka tersebut dapat ditekan dengan program integrasi dari program Bantuan Siswa Miskin (BSM). "Nantinya siswa-siswa yang masuk dan terdaftar BSM bisa diprioritaskan untuk mendapatkan Bidikmisi. Harapannya bisa dimulai tahun ini," ujar Ilah.
Acara Silaturahim Nasional Bidikmisi dengan tema Kebangkitan Kaum Dhuafa akan dilaksanakan pada haru Kamis (27/2), diikuti sekitar seribu mahasiswa penerima Bidikmisi. Dalam acara tersebut, para mahasiswa akan mendengarkan amanat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Mendikbud, Mohammad Nuh.
sumber
selain masalah ekonomi, minat melanjutkan pendidikan juga penting
JAKARTA, suaramerdeka.com - Setiap tahunnya, sekitar 95 ribu lulusan SMA sederajat berprestasi tidak dapat melanjutkan ke pendidikan tinggi yang disebabkan karena masalah ekonomi. Meskipun berbagai program beasiswa dan bantuan pendidikan telah digulirkan oleh pemerintah maupun swasta.
Hal tersebut membuktikan bahwa skema program beasiswa dan program bantuan pendidikan yang ada selama ini belum memadai serta komprehensif. Oleh karena itu, dibutuhkan terobosan yang lebih efektif untuk menekan jumlah siswa yang tidak melanjutkan pendidikan.
"95 ribu lulusan SMA sederajat itu tidak melanjutkan karena masalah ekonomi," ujar Direktur Jendral Pendidikan Tinggi, Djoko Santoso, dalam jumpa pers tentang Silaturahim Nasional Bidikmisi Tahun 2014, di Gedung Kemdikbud, kemarin.
Menurutnya, program beasiswa Bidikmisi yang sudah dijalankan sejak tahun 2010 bisa menjadi salah satu solusi untuk mengurangi jumlah lulusan SMA sederajat yang tidak dapat melanjutkan ke pendidikan karena faktor ekonomi.
"Skema dukungan biaya Bidikmisi bukan hanya membebaskan mahasiswa dri biaya kuliah, tapi juga bantuan biaya hidup serta pendampingan akademik supaya lulus tepat waktu dan berprestasi," ungkapnya.
Sampai dengan tahun 2013, program Bidikmisi sudah dirasakan kepada 149.768 mahasiswa, yang tersebar di 98 PTN dan 590 PTS. Dari jumlah tersebut, sebanyak 1.732 mahasiswa angkatan 2010, khususnya yang mengikuti pendidikan D3 telah lulus. Untuk tahun 2014 ini, pemerintah menyediakan kuota untuk 60 ribu calon mahasiswa.
Lebih lanjut diungkapkan, pihaknya juga melakukan program afirmasi pendidikan tinggi dan pendidikan menengah. Dengan program tersebut diharapkan dapat mengurangi angka putus sekolah. Dengan demikian, akses untuk melanjutkan kejenjang pendidikan selanjutnya dapat semakin terbuka.
"Intinya mereka berkompetisi di daerahnya masing-masing, sehingga yang berada diperingkat atas bisa dimasukkan ke PTN. Ini tidak hanya untuk Papua dan Papua Barat, tapi juga beberapa kabupaten di Indonesia," ujarnya.
Sementara itu, Direktur Kemahasiswaan dan Akademik, Direktorat Pendidikan Tinggi (Dikti) Kemdikbud, Ilah Sailah mengamini bahwa hingga saat ini masih banyak lulusan SMA/SMK yang belum beruntung melanjutkan ke pendidikan tinggi. Meski demikian, sambung dia, program beasiswa Bidikmisi cukup membantu siswa berprestasi untuk bisa melanjutkan pendidikannya.
Dirinya juga berharap semua pihak turut membantu pemerintah untuk membuka akses pendidikan bagi siswa berprestasi. "Perusahaan-perusahaan juga diharapkan membantu dengan program-program CSR-nya," imbuhnya.
Kedepan, sambung dia, angka tersebut dapat ditekan dengan program integrasi dari program Bantuan Siswa Miskin (BSM). "Nantinya siswa-siswa yang masuk dan terdaftar BSM bisa diprioritaskan untuk mendapatkan Bidikmisi. Harapannya bisa dimulai tahun ini," ujar Ilah.
Acara Silaturahim Nasional Bidikmisi dengan tema Kebangkitan Kaum Dhuafa akan dilaksanakan pada haru Kamis (27/2), diikuti sekitar seribu mahasiswa penerima Bidikmisi. Dalam acara tersebut, para mahasiswa akan mendengarkan amanat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Mendikbud, Mohammad Nuh.
sumber
selain masalah ekonomi, minat melanjutkan pendidikan juga penting