Ikan teri dan pisang jadi dua komoditas unggulan kawasan perbatasan Indonesia dengan Malaysia di Kalimantan. Namun, kedua komoditas ini banyak dijual ke Malaysia untuk diolah, dan dijual kembali ke Indonesia.
"Banyak komoditas daerah perbatasan seperti ikan teri ambalat di Pulau Sebatik, Kalimantan Barat banyak dikirim ke Malaysia dan diolah di sana kemudian dikirim kembali ke Indonesia. Pisang mentah juga banyak yang seperti itu dan dikirim ke pasar Malaysia," ungkap Deputi II Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) Suhatmansyah saat menjadi pembicara pada Rakernas Kadin Indonesia di Hotel Aryaduta, Jakarta, Senin (28/10/2013).
Suhatmansyah menambahkan, tidak hanya ikan teri dan buah pisang, perkebunan kelapa sawit dan lahan batubara khususnya di wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia juga lebih banyak dikuasai oleh Malaysia.
"Ada 170 kawasan perkebunan sawit di Sintang, Kalimantan Barat tetapi kebanyakan milik Malaysia. Lalu ada pertambangan batubara juga banyak yang dimiliki negara asing," imbuhnya.
Lebih detil Suhatman mengungkapkan, Indonesia adalah negara yang diapit atau dibatasi oleh 10 negara, di mana 3 negara berbatasan darat dan 7 negara berbatasan laut. Sehingga tidak aneh pertumbuhan kemiskinan di kawasan perbatasan jauh lebih tinggi, bila dibandingkan rata-rata pertumbuhan kemiskinan nasional.
"Jadi 18,7% pertumbuhan kemiskinan di kawasan perbatasan, sedangkan rata-rata pertumbuhan kemiskinan nasional hanya 14,1%. Wilayah perbatasan sering kali disebut wilayah terbelakang, termiskin dan terbodoh," ujarnya.
Sumber : detik..com
