![[imagetag]](https://lh3.googleusercontent.com/blogger_img_proxy/AEn0k_vjLjvj6-ffSNbhHc3FpdgdcotokGRvmhfR7kis63XfvvUZfkGjo0TIPovd6XUVBMvbp39OnYZ0UgaXjI-y5T1vRb864B_Pgzgr8Z3JfBrfmG6AtnNtIlaOgXyLexxCl8vwu0kw8Q=s0-d)
DENPASAR - Akibat perbuatannya berencana menghabisi sipir wanita Lapas Keronokan Bali, Renae �Bali Nine� Lawrance, terpidana 20 tahun bui dalam kasus penyelundupan 8,4 kilogran hasis dipastikan tidak akan memperoleh remisi.
Meskipun baru sebatas rencana namun perbuatan perempuan asal Australia itu bisa membahayakan petugas. Belum lagi dengan temuan barang-barang terlarang untuk napi seperti senjata tajam dan smartphone blackberry di kamar Renae, yang merupakan pelanggaran.
"Dengan adanya pelanggaran yang dilakukannya itu maka Renae akan kehilangan haknya untuk memperoleh remisi khusus dan umum," ujar Kepala Lapas Kelas II A Denpasar (Kerobokan), I Gusti Ngurah Wiratna, di Denpasar, Selasa (29/10/2013).
Petugas telah memindahkan Renae dan rekannya sesama napi Sonia Gonzales alias Grandong ke penjara terpisah, yakni Rutan Negara dan Gianyar menghindari hal tidak diinginkan.
Seperti diberitakan, Renae berencana menghabisi seorang sipir LP Kerobokan Bali yang biasa dipanggil 'Bunda'. Untuk memuluskan rencananya, Renae menyewa seorang narapidana perempuan, Sonia Gonzales.
Rencana untuk menghabisi Bunda diketahui dari BlackBerry Messenger (BBM) yang ditemukan petugas di sel Renae. Diduga, aksi Renae dilatarbelakangi kekecewaan terhadap sasarannya.
sumber
