Sekeluarga Tertipu Rp 2,5 Miliar oleh Investasi Tambang Emas VGMC
TRIBUNNEWS.COM - Penipuan berkedok investasi tambang emas dialami Wily Irawan (28). Ia bersama keluarganya tertipu investasi tambang emas bernama Virgin Gold Mining Corporation (VGMC) yang berbasis di Timur Tengah.
Sejak tahun 2010 Wily mengikuti VGMC. Awalnya investasi tersebut berjalan lancar selama satu tahun. Namun sejak tahun lalu investasi yang diikutinya itu mulai mengalami masalah.
"Saya dan lima orang keluarga saya rugi sebesar Rp 2,55 miliar. Saya memang terlalu percaya karena awalnya tidak ada masalah. Cuma sejak tahun lalu mulai ada kejanggalan," ujar warga Desa Ciluluk, Kecamatan Cikancung, Senin (30/9/2013).
Wily yang juga menjadi koordinator korban penipuan inventasi VGMC untuk wilayah Kabupaten Bandung, menuturkan kerugian sebesar miliaran rupiah itu setelah ia bersama keluarganya membeli 170 lembar saham. Harga setiap lembarnya sekitar Rp 15 juta. Ia pun tidak menyangka jika perusahaan investasi itu melakukan penipuan.
"Dulu saya diajak sama yang namanya Ardi. Dia posisinya seperti agen yang merekrut orang. Dia merupakan warga Dangdeur, Kecamatan Rancaekek. Tapi sekarang dia sudah menghilang setelah kami menanyakan kejelasan uang kami," ujar Wily.
Wily mengaku tidak mengetahui kantor resmi VGMC di Indonesia. Pasalnya setiap melakukan pertemuan selalu diadakan di hotel berbintang di Kota Bandung. Untuk mengikuti investasi tersebut bisa melalui dua jalur.
"Untuk jalur pertama yaitu melalui Ardi yang menghilang. Dia merekrut untuk kalangan menengah ke bawah. Satu lagi melalui Lulung. Kalau dia merekrut kalangan cendekiawan. Untuk Lulung ini masih ada di Bandung. Katanya dia mau bertanggungjawab," katanya.
Ia pun belum melaporkan penipuan tersebut ke pihak kepolisian. Pasalnya pihak VGMC menjanjikan akan mengganti kerugian para korban pada akhir Oktober. Untuk jumlah korban sendiri ia belum bisa memastikan. Pihaknya masih melakukan pendataan. Diperkirakan jumlah korban penipuan di Kabupaten Bandung mencapai ribuan orang. Untuk kerugian korban di seluruh Indonesia ditaksir mencapai Rp 13 triliun.(Tribun Jabar/aa)
sumber
TRIBUNNEWS.COM - Penipuan berkedok investasi tambang emas dialami Wily Irawan (28). Ia bersama keluarganya tertipu investasi tambang emas bernama Virgin Gold Mining Corporation (VGMC) yang berbasis di Timur Tengah.
Sejak tahun 2010 Wily mengikuti VGMC. Awalnya investasi tersebut berjalan lancar selama satu tahun. Namun sejak tahun lalu investasi yang diikutinya itu mulai mengalami masalah.
"Saya dan lima orang keluarga saya rugi sebesar Rp 2,55 miliar. Saya memang terlalu percaya karena awalnya tidak ada masalah. Cuma sejak tahun lalu mulai ada kejanggalan," ujar warga Desa Ciluluk, Kecamatan Cikancung, Senin (30/9/2013).
Wily yang juga menjadi koordinator korban penipuan inventasi VGMC untuk wilayah Kabupaten Bandung, menuturkan kerugian sebesar miliaran rupiah itu setelah ia bersama keluarganya membeli 170 lembar saham. Harga setiap lembarnya sekitar Rp 15 juta. Ia pun tidak menyangka jika perusahaan investasi itu melakukan penipuan.
"Dulu saya diajak sama yang namanya Ardi. Dia posisinya seperti agen yang merekrut orang. Dia merupakan warga Dangdeur, Kecamatan Rancaekek. Tapi sekarang dia sudah menghilang setelah kami menanyakan kejelasan uang kami," ujar Wily.
Wily mengaku tidak mengetahui kantor resmi VGMC di Indonesia. Pasalnya setiap melakukan pertemuan selalu diadakan di hotel berbintang di Kota Bandung. Untuk mengikuti investasi tersebut bisa melalui dua jalur.
"Untuk jalur pertama yaitu melalui Ardi yang menghilang. Dia merekrut untuk kalangan menengah ke bawah. Satu lagi melalui Lulung. Kalau dia merekrut kalangan cendekiawan. Untuk Lulung ini masih ada di Bandung. Katanya dia mau bertanggungjawab," katanya.
Ia pun belum melaporkan penipuan tersebut ke pihak kepolisian. Pasalnya pihak VGMC menjanjikan akan mengganti kerugian para korban pada akhir Oktober. Untuk jumlah korban sendiri ia belum bisa memastikan. Pihaknya masih melakukan pendataan. Diperkirakan jumlah korban penipuan di Kabupaten Bandung mencapai ribuan orang. Untuk kerugian korban di seluruh Indonesia ditaksir mencapai Rp 13 triliun.(Tribun Jabar/aa)
sumber