Jakarta - Disadari atau tidak, beberapa komoditas energi yang sebelumnya disubsidi, sejak 1 Januari 2015 sudah tidak lagi. Bahkan harganya dilepas ke mekanisme pasar.
Komoditas energi yang sudah disesuaikan dengan mekanisme pasar salah satunya adalah bensin pertamax. Harganya bisa naik turun sesuai dengan harga di pasar dunia.
Jadi, komoditas apa saja yang yang akhirnya mengikuti gaya jual pertamax? Simak hasil penelusuran detikFinance, Senin (5/1/2015).
Pemerintah sejak jauh-jauh hari sudah mengumumkan akan mencabut subsidi listrik untuk beberapa golongan pelanggan PLN. Selanjutnya tarif listriknya ditetapkan dengan skema tarif adjustment (penyesuaian) tergantung harga minyak/Indonesia Crude Price (ICP), nilai tukar (kurs), dan inflasi.
Ada 12 golongan pelanggan listrik PLN terhitung sejak 1 Januari 2015 Pukul 00.00 waktu setempat sudah tidak lagi disubsidi listriknya. Hanya pelanggan 450 VA dan 900 VA saja yang listriknya masih disubsidi pemerintah.
Berdasarkan data PLN yang dikutip detikFinance, Senin (5/1/2015), berikut daftar tarif listrik pada Januari 2015 untuk 12 golongan yang tidak disubsidi lagi tarif listriknya:
Golongan Rumah Tangga
R-1/TR daya 1.300 VA Rp 1.496,05/kWh
R-1/TR daya 2.200 VA Rp 1.496,05/kWh
R-2/TR daya 3.500 VA- 5.500 VA Rp 1.496,05/kWh
R-3/TR data di atas 6.600 VA Rp 1.496,05/kWh
Golongan Bisnis
B-2/TR daya 6.600 VA - 200 kVA Rp 1.496,05/kWh
B-3/TM daya di atas 200 kVA K x Rp 1.077,18/kWh, kVarh Rp 1.159,30/kWh
Golongan Industri
I-3/TM daya di atas 200 kVA K x Rp 1.077,18/kWh, kVarh Rp 1.159,30/kWh
I-4/TT data 30.000 kVA ke atas kVarh Rp 1.011,99/kWh
Golongan Pemerintah
P-1/TR daya 6.600 VA - 200 kVA Rp 1.496,05/kWh
P-2/TM daya di atas 200 kVA K x Rp 1.077,18/kWh, kVarh Rp 1.159,30/kWh
P-3/TR Rp 1.496,05/kWh
L/TR,TM,TT Rp 1.574,57/kWh
Manajer Senior Kominikasi Korporat PLN Bambang Dwiyanto mengatakan, rata-rata konsumsi listrik pelanggan rumah tangga 1.300 VA mencapai 180 kWh/bulan.
"Artinya tiap bulan pelanggan 1.300 VA tersebut membayar listrik Rp 234.000," kata Bambang.
Mulai 1 Januari 2015 Pukul 00.00 waktu setempat pemerintah mencabut subsidi terhadap bensin RON 88 ini, dan mekanisme harganya diserahkan pada harga pasar, walaupun tiap awal bulan pemerintah menetapkan harga dasar BBM.
"Berlaku nanti malam pukul 00.00 (1/1/2015). Intinya adalah perkembangan harga minyak dunia yang terus terjadi pelemahan. Pemerintah merasa ini perlu peninjauan," kata Menko Prekonomian Sofyan Djalil ketika mengumumkan kebijakan BBM baru pemerintah di Kantornya didampingi Menko Maritim Indroyono Susilo, Menteri ESDM Sudirman Said, Menteri BUMN Rini Soemarno, dan Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro, Rabu (31/12/2014).
Komoditas energi yang sudah disesuaikan dengan mekanisme pasar salah satunya adalah bensin pertamax. Harganya bisa naik turun sesuai dengan harga di pasar dunia.
Jadi, komoditas apa saja yang yang akhirnya mengikuti gaya jual pertamax? Simak hasil penelusuran detikFinance, Senin (5/1/2015).
Pemerintah sejak jauh-jauh hari sudah mengumumkan akan mencabut subsidi listrik untuk beberapa golongan pelanggan PLN. Selanjutnya tarif listriknya ditetapkan dengan skema tarif adjustment (penyesuaian) tergantung harga minyak/Indonesia Crude Price (ICP), nilai tukar (kurs), dan inflasi.
Ada 12 golongan pelanggan listrik PLN terhitung sejak 1 Januari 2015 Pukul 00.00 waktu setempat sudah tidak lagi disubsidi listriknya. Hanya pelanggan 450 VA dan 900 VA saja yang listriknya masih disubsidi pemerintah.
Berdasarkan data PLN yang dikutip detikFinance, Senin (5/1/2015), berikut daftar tarif listrik pada Januari 2015 untuk 12 golongan yang tidak disubsidi lagi tarif listriknya:
Golongan Rumah Tangga
R-1/TR daya 1.300 VA Rp 1.496,05/kWh
R-1/TR daya 2.200 VA Rp 1.496,05/kWh
R-2/TR daya 3.500 VA- 5.500 VA Rp 1.496,05/kWh
R-3/TR data di atas 6.600 VA Rp 1.496,05/kWh
Golongan Bisnis
B-2/TR daya 6.600 VA - 200 kVA Rp 1.496,05/kWh
B-3/TM daya di atas 200 kVA K x Rp 1.077,18/kWh, kVarh Rp 1.159,30/kWh
Golongan Industri
I-3/TM daya di atas 200 kVA K x Rp 1.077,18/kWh, kVarh Rp 1.159,30/kWh
I-4/TT data 30.000 kVA ke atas kVarh Rp 1.011,99/kWh
Golongan Pemerintah
P-1/TR daya 6.600 VA - 200 kVA Rp 1.496,05/kWh
P-2/TM daya di atas 200 kVA K x Rp 1.077,18/kWh, kVarh Rp 1.159,30/kWh
P-3/TR Rp 1.496,05/kWh
L/TR,TM,TT Rp 1.574,57/kWh
Manajer Senior Kominikasi Korporat PLN Bambang Dwiyanto mengatakan, rata-rata konsumsi listrik pelanggan rumah tangga 1.300 VA mencapai 180 kWh/bulan.
"Artinya tiap bulan pelanggan 1.300 VA tersebut membayar listrik Rp 234.000," kata Bambang.
Mulai 1 Januari 2015 Pukul 00.00 waktu setempat pemerintah mencabut subsidi terhadap bensin RON 88 ini, dan mekanisme harganya diserahkan pada harga pasar, walaupun tiap awal bulan pemerintah menetapkan harga dasar BBM.
"Berlaku nanti malam pukul 00.00 (1/1/2015). Intinya adalah perkembangan harga minyak dunia yang terus terjadi pelemahan. Pemerintah merasa ini perlu peninjauan," kata Menko Prekonomian Sofyan Djalil ketika mengumumkan kebijakan BBM baru pemerintah di Kantornya didampingi Menko Maritim Indroyono Susilo, Menteri ESDM Sudirman Said, Menteri BUMN Rini Soemarno, dan Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro, Rabu (31/12/2014).
Sehingga, harga BBM Premium ditetapkan Rp 7.600/liter. Turun dibandingkan sebelumnya yaitu Rp 8.500/liter. Sementara harga Solar menjadi Rp 7.250/liter. Juga turun dari harga sebelumnya Rp 7.500/liter.
Elpiji 12 Kg
//images.detik.com/content/2015/01/05/1034/gaselpiji12kgrachman7.jpg
Elpiji ini sedikit berbeda dengan bensin premium dan listrik yang subsidinya dicabut pemerintah, elpiji 12 kg selama ini disubsidi oleh PT Pertamina (Persero), BUMN energi tersebut menjual di bawah harga keekonomian sehingga tidak heran tiap tahun menderita triliunan rupiah ketika menjual elpiji.
Namun, sejak 2 Januari 2015 pukul 00.00 waktu setempat, Pertamina menaikkan harga elpiji 12 kg menjadi Rp 134.700/tabung, sehingga dengan harga tersebut keekonomian artinya Pertamina tidak lagi mensubsidi elpiji 12 kg.
"Dengan harga elpiji 12 kg saat ini Rp 134.700/tabung, harganya telah mencapai harga keekonomian atau tidak disubsidi Pertamina lagi," kata Vice President Corporate Communication Pertamina Ali Mundakir kepada detikFinance.
Setelah kenaikan harga tersebut, selanjutnya Pertamina akan melakukan penyesuaian harga setiap 3 bulan sekali.
"Selanjutnya, Pertamina melakukan penyesuaian harga yang dilakukan secara berkala setiap 3 bulan sesuai harga pasar dunia LPG (CP Aramco), sehingga secara otomatis harga elpiji 12 kg akan berfluktuasi," kata Ali.
Pertamina pada Jumat (2/1/2014) menaikkan harga elpiji 12 kg dari sebelumnya Rp 114.900/tabung menjadi Rp 134.700/tabung. Artinya, harga elpiji 12 kg naik sekitar 17%.
"Efektif mulai hari ini sejak pukul 00.00 waktu setempat, Pertamina memutuskan untuk sesuaikan harga elpiji non subsidi kemasan 12 kg Rp 1.500/kg," ujar Ali.
Ali mengatakan, kebijakan korporasi ini merupakan pelaksanaan Roadmap Penyesuaian Harga Elpiji 12 kg secara berkala untuk menuju harga keekonomian sesuai dengan kaidah bisnis korporasi. Dengan penyesuaian ini, harga jual rata-rata Elpiji 12 kg bersih dari Pertamina menjadi Rp 9.069 per kg dari sebelumnya Rp 7.569 per kg.
"Apabila ditambahkan dengan komponen biaya lain untuk transportasi, pengisian di SPPBE, margin agen dan PPN, maka harga jual di agen menjadi Rp 11.225 per kg atau Rp 134.700 per tabung dari sebelumnya Rp 9.575 per kg atau Rp 114.900 per tabung," tutup Ali.
http://finance.detik.com/read/2015/0...990101mainnews
bahkan sumber suci panastak pun sampe bikin judul nyelekit gini
benar benar negeri autopilot. jadi sekarang pemerintah jadi tukang tagih pajak doang
nasib rakyatnya diserahkan mentah-mentah ke pasar. bukan cuma bbm....listrik, gas, sampe pulsa telepon seluler juga sudah disetujui untuk naik. dolar naik pun dibilang wapres bagus dong untuk ekspor! padahal harga dolar pengaruh ke harga bbm, listrik sama harga eceran gas

Dikutip dari: http://adf.ly/vv9RR


