Please disable ad-blocker to view this page



SITUS BERITA TERBARU

Kata Suami Bu Pur Soal Istana, SBY, dan Istrinya

Thursday, December 5, 2013
Kata Suami Bu Pur Soal Istana, SBY, dan Istrinya


[imagetag]

Jakarta - Komisaris Besar Polisi (Purnawirawan) Purnomo D. Rahardjo merasa perlu menjadi juru bicara istrinya, Sylvia Sholeha, saksi dugaan korupsi proyek Hambalang. Istrinya disebut ikut memuluskan proyek itu. Sebelum Bu Pur�panggilan Sylvia�turun tangan, Kementerian Keuangan selalu menolak usulan penambahan anggaran. Kemarin, Ahmad Nurhasim dan Anton Septian dari Tempo mewawancarai pensiunan polisi yang kini berusia 63 tahun itu.

Bagaimana ceritanya Anda bisa menjadi kepala rumah tangga kediaman Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Cikeas, Bogor?
Itu tidak benar. Saya tidak pernah jadi kepala rumah tangga di kediaman Presiden di Cikeas atau di Istana.

Benarkah Bu Pur dekat dengan Ani Yudhoyono? Dari dokumen pemeriksaan KPK, Bu Pur sempat mengadu lewat pesan pendek ke Ani soal sikap Andi Mallarangeng terkait dengan proyek di Kementerian Pemuda dan Olahraga.
Saya satu angkatan dengan Pak SBY di Akademi Angkatan Bersenjata pada 1973. Kami kenal Pak SBY dan keluarganya. Sebelum jadi Presiden, kami sudah kenal.

Tapi belum tentu dibalas oleh Ani. Balasan itu juga menandakan istri Anda dekat sekali dengan Ibu Presiden?
Ya, Ibu Ani tahu yang mengirim SMS itu istrinya polisi yang satu angkatan dengan Pak SBY di Akabri. Kalau pemimpin redaksi yang mengirim SMS ke Ibu Negara, belum tentu dibalas.

Soal pesan pendek Bu Pur ke Ani, apa konteksnya?
Waktu itu ada pejabat yang menawarkan kerja sama ke istri saya. Saya lupa pejabatnya. Istri saya ragu-ragu. Lalu dia minta petunjuk ke Ibu Ani.

Seberapa sering istri Anda datang ke Cikeas?

Jarang. Boleh dibilang enggak pernah. Ibu negara kok kami datangi, itu kan melebih-lebihkan. Jarang sekali, kecuali ada acara keluarga, seperti Agus Harimurti Yudhoyono menikah. Juga saat Edhie Baskoro Yudhoyono kimpoi. Rapat-rapat panitia acara pernikahan itu, kami datang.

Kenapa istri Anda kerap hadir dalam acara kepresidenan dan Partai Demokrat, seperti di Jakarta Convention Center pada pertengahan 2010?
Itu yang saya mau klarifikasi. Istri saya tidak pernah hadir di acara Kepresidenan atau Demokrat. Kami ini simpatisan saja. Kami bukan anggota Demokrat. Saya bukan siapa-siapa.

Benarkah istri Anda menghubungi Kepala Subdirektorat II Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan, Sudarto, untuk memuluskan anggaran Hambalang?
Nanti Ibu yang akan menjawab. Saya tidak tahu.

Benarkah Widodo Wisnu Sayoko dan Arif Botak atau Arif Gundul menjadi operator di lapangan yang membantu istri Anda dalam memuluskan anggaran Hambalang?
Saya enggak tahu mereka. Kalau disebut memuluskan, istri saya itu siapa, kok memuluskan proyek cukup besar, Rp 2,5 triliun. Itu bukan uang kecil. Lalu istri saya disebut menerima uang Rp 2,5 miliar. Uang segitu enggak imbang dengan nilai proyek.

Benarkah Widodo itu sepupu SBY?
Mungkin saja. Saya tidak terlalu dekat.

Benarkah istri Anda menerima imbalan Rp 2,5 miliar dari PT Adhi Karya terkait dengan Hambalang. Uang diberikan secara melingkar lewat Komisaris PT Methapora Solusi Global, Muhammad Arifin; dan Direktur CV Rifa Medika, Lisa Lukitawati. Uang diserahkan lewat Arif Gundul�.
Saya tidak tahu. Yang jelas, saya tidak pernah menerima uang itu. Itu urusan Arif. Cari saja si Arif. (Arif sudah meninggal pada akhir 2012). Saya tidak tahu urusan uang-uang itu.

Arifin dan Lisa membenarkan skenario uang melingkar tersebut.
Namanya manusia, disumpah kan belum tentu berkata benar.

Apakah istri Anda pernah cerita soal membantu anggaran Hambalang?
Istri saya tidak tahu soal itu. Saat stres, istri saya merasa dikambinghitamkan oleh Tempo. Ini seperti ada perang bintang. Kami dilibatkan dalam kasus ini sebagai bemper.

SUMBER.....[/QUOTE]

Kayanya kasus hambalang udah melibatkan banyak orang, dan semuanya harus di tuntaskan hingga ke akarnya!!!!!
SHARE THIS POST:
FB Share Twitter Share

Blog Archive