Please disable ad-blocker to view this page



SITUS BERITA TERBARU

Almarhum Munir Disejajarkan dengan Nelson Mandela

Sunday, December 8, 2013
Almarhum Munir Disejajarkan dengan Nelson Mandela

[imagetag]

Aktivis yang juga ekonom Faisal Basri menilai jasa Munir bisa disetarakan dengan jasa Nelson Mandela bagi Afrika Selatan dan dunia. Bila rakyat Afrika Selatan sangat membanggakan Nelson Mandela, maka rakyat Indonesia pun pantas membanggakan Munir. "Bila Afrika Selatan membanggakan Nelson Mandela, kita pun patut membanggakan Munir,� kata Faisal saat memberikan testimoni dalam pembukaan Omah Munir Minggu, 8 Desember 2013.


Faisal berkomentar Omah Munir dapat menjadi dokumen yang lengkap untuk mempelajari HAM di Indonesia, yang bisa dikunjungi oleh siapa pun. �Jangan lupa, ini harus dirawat karena menjadi tanggung jawab kita bersama. Semangat (almarhum) Munir tiada duanya dan semangat itu harus merasuk ke dalam pribadi-pribadi pemuda."


Dalam kesaksiannya, Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat, Lukman Hakim Saifuddin, mengatakan banyak masyarakat Indonesia tidak mengetahui bahwa pejuang hak asasi manusia, Munir Said Thalib alias Munir. Padahal, kata dia, Munir berjasa besar dalam penataan sistem hukum Indonesia.

Lukman mengaku lewat Munir-lah, dirinya dan sebagian legislator di Senayan mendapat banyak masukan bagaimana menanamkan norma-norma dasar HAM. Munir disebutnya sebagai tokoh di belakang layar yang membidani kelahiran Ketetapan MPR Nomor XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia. Tap MPR itu kemudian mendasari disusunnya Undang-Undang HAM. �Itulah pertama kalinya norma-norma yang sangat mendasar tentang HAM diwadahi dalam hukum kita secara resmi,� kata Lukman Hakim


Omah Munir merupakan museum HAM pertama di Indonesia yang berlokasi di Jalan Bukit Berbunga, Desa Sidomulyo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, Jawa Timur. Sesuai namanya, museum ini didedikasikan untuk mengenang dan merawat perjuangan Munir Said Thalib, pejuang HAM asal Kota Batu, yang lahir pada 8 Desember 1965 dan meninggal karena diracun pada 7 September 2004. Peresmian Omah Munir dilakukan bertepatan dengan ulang tahun Munir ke-48.

Acara pembukaan Omah Munir dihadiri sekitar 500 orang dari berbagai kalangan, seperti aktivis HAM, akademisi, mahasiswa, seniman, dan politikus. Selain Lukman dan Faisal, hadir pula antara lain aktivis HAM Usman Hamid; Wakil Wali Kota Batu Punjul Santoso; Wakil Wali Kota Malang Sutiaji; bekas Hakim Konstitusi yang juga Dewan Pengawas Omah Munir, Abdul Mukthie Fadjar, serta Anggota Komisi Nasional HAM Roichatul Aswidah. Sedangkan Wali Kota Batu Eddy Rumpoko datang saat pintu Omah Munir dibuka dan isinya dipamerkan.

SUMBER
SHARE THIS POST:
FB Share Twitter Share

Blog Archive