JAKARTA - Pengamat Politik Universitas Paramadina, Hendri Satrio mengungkapkan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham), Yasonna Laoly telah melakukan blunder sebanyak dua kali dengan mengesahkan Agung Laksono menjadi Ketua Umum Partai Golkar.
Dia mengatakan, Yasonna terlalu terburu-buru mengesahkan kepengurusan Partai Golkar kubu Agung Laksono. Padahal dalam kasus PPP, Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) menerima gugatan kubu Djan Fadiz yang menganulir SK yang dikeluarkan Menkumham atas pengesahan PPP kubu Romahurmuziy (Romi).
"Yassona blunder kok dua kali," kata Hendri saat berbincang dengan Okezone, Rabu (11/3/2015).
Menurutnya, apa yang dilakukan oleh pria kelahiran Nias itu justru membuat Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan dirugikan. Pasalnya, saat ini mantan Gubernur DKI Jakarta itu sedang membutuhkan banyak dukungan dari berbagai kalangan elite politik termasuk Aburizal Bakrie (Ical).
"Dukungan Politik sedang dibutuhkan Jokowi mengingat saat ini tensi politik sedang memanas lantaran harga-harga bahan pokok sedang melambung tinggi," bebernya.
Lebih lanjut Hendri menegaskan, seharusnya Yasonna belajar dari kasalahannya dalam konflik PPP lantaran terburu-buru memberikan SK untuk Romi sebagai Ketua Umum partai berlambang kakbah.
"Mestinya Yasonna belajar dari kesalahan pada kasus PPP. Kenapa harus terburu-buru saat konflik belum selesai tapi sudah di intervensi," tuturnya.
Saat disinggung apakah Yasonna mendapat desakan oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) yang juga merupakan kader Golkar, Hendri menjelaskan bahwa JK tidak berada pada lingkaran konflik tersebut.
"JK dan Akbar Tanjung itu berada di luar konflik, mereka memilih untuk tidak berpihak," simpulnya.
Sumber (m.okezone.com)
Ane dengar Menkumham akan segera di evaluasi kinerjanya.
Link: http://adf.ly/19px7N
Dia mengatakan, Yasonna terlalu terburu-buru mengesahkan kepengurusan Partai Golkar kubu Agung Laksono. Padahal dalam kasus PPP, Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) menerima gugatan kubu Djan Fadiz yang menganulir SK yang dikeluarkan Menkumham atas pengesahan PPP kubu Romahurmuziy (Romi).
"Yassona blunder kok dua kali," kata Hendri saat berbincang dengan Okezone, Rabu (11/3/2015).
Menurutnya, apa yang dilakukan oleh pria kelahiran Nias itu justru membuat Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan dirugikan. Pasalnya, saat ini mantan Gubernur DKI Jakarta itu sedang membutuhkan banyak dukungan dari berbagai kalangan elite politik termasuk Aburizal Bakrie (Ical).
"Dukungan Politik sedang dibutuhkan Jokowi mengingat saat ini tensi politik sedang memanas lantaran harga-harga bahan pokok sedang melambung tinggi," bebernya.
Lebih lanjut Hendri menegaskan, seharusnya Yasonna belajar dari kasalahannya dalam konflik PPP lantaran terburu-buru memberikan SK untuk Romi sebagai Ketua Umum partai berlambang kakbah.
"Mestinya Yasonna belajar dari kesalahan pada kasus PPP. Kenapa harus terburu-buru saat konflik belum selesai tapi sudah di intervensi," tuturnya.
Saat disinggung apakah Yasonna mendapat desakan oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) yang juga merupakan kader Golkar, Hendri menjelaskan bahwa JK tidak berada pada lingkaran konflik tersebut.
"JK dan Akbar Tanjung itu berada di luar konflik, mereka memilih untuk tidak berpihak," simpulnya.
Sumber (m.okezone.com)
Ane dengar Menkumham akan segera di evaluasi kinerjanya.
Link: http://adf.ly/19px7N