SITUS BERITA TERBARU

Menguji Ketahanan Saham Kalbe Terkait Kasus Obat Maut

Tuesday, March 17, 2015
Direktur Keuangan Kalbe Farma Vidjongtius mengaku masih fokus pada penyelesaian kasus tersebut dan menunggu hasil investigasi BPOM. Menurutnya, aktivitas penarikan ini bukan perkara mudah. Kedua obat bermasalah tersebut telah didistribusikan ke seluruh rumah sakit yang menjadi mitra Kalbe di seluruh Indonesia.

Kepala BPOM Roy Alexander Sparringa mengatakan penerapan cara pembuatan obat yang baik (CPOB) yang dilakukan oleh Kalbe tidak sepenuhnya seperti yang diharapkan. Dari peninjauan awal, lembaga ini melihat ada potensi mix up dalam aktivitas produksi Kalbe Farma.

Lantas bagaimana respons investor? Sebelum kasus ini mencuat ke permukaan, saham KLBF sebenarnya berada di tren positif. Secara year to date sejak 2 Januari 2015-13 Februari 2015 harga saham perseroan naik 2,97%. Sedangkan secara year on year sejak 13 Februari 2014 saham Kalbe telah tumbuh 16,57% dari sebelumnya hanya Rp1.390 ke 1.870 pada 13 Februari 2015.

Pada 23 Januari 2015, harga saham KLBF di tutup di level 1.880 atau pencapain tertinggi setidaknya dalam 5 tahun terakhir. Setelah bergerak volatile beberapa hari selanjutnya, saham Kalbe Farma akhirnya ditutup di level Rp1.870 pada 13 Februari 2015, tepat sehari setelah dua orang pasien RS Siloam Tangerang meninggal dunia.

Vanessa Ariati Tanuwijaya, Analis PT Mandiri Sekuritas mengatakan saham Kalbe Farma ini rentan diwarnai aksi profit taking dalam jangka pendek. Apalagi menurutya, valuasi harga saham perseroan sudah terlalu mahal.

Sementara itu, Analis PT Danareksa Sekuritas Armando Marulitua mengungkapkan dampak penarikan kedua obat bius terhadap kinerja Kalbe Farma tidak akan terlalu signifikan.

Pasalnya, lini bisnis ini diperkirakan hanya menyumbang sekitar 1% terhadap pendapatan Kalbe dari lini bisnis obat resep yang diperkirakan mencapai Rp4,32 triliun pada 2014.
Kendati demikian, risiko penurunan harga saham diperkirakan masih bisa terjadi.
Armando pun merevisi rekomendasinya terhadap saham Kalbe dari 'buy' pada 14 November 2014 menjadi 'hold' akibat kasus tersebut. Namun, target price yang dipatok Danareksa Sekuritas tetap tidak berubah di level Rp1.900.

Armando beralasan bahwa kinerja keuangan Kalbe 2014 yang belum diaudit menunjukkan performa bagus. Perseroan berhasil membukukan pendapatan Rp17,5 triliun dengan laba bersih Rp2,1 triliun pada tahun lalu. Ini sejalan dengan ekspektasi analis sehingga saham Kalbe dinilai masih menguntungkan dalam jangka panjang.

Analis PT Investa Saran Mandiri Kiswoyo Adie Joe juga punya pendapat serupa. Dia pun menyarankan investor menghindari saham Kalbe untuk sementara waktu.

"Kasusnya agak berat karena urusannya dengan nyawa manusia," katanya.

Berkaca dari kasus tersebut, kontribusi obat bius terhadap pendapatan Kalbe boleh jadi tidak seberapa. Namun, kasus yang melibatkan nyawa manusia akan menjadi katalis negatif terhadap harga saham yang rentan oleh sentimen. Masihkah Anda tertarik mengoleksi saham Kalbe?

sumber:
baca lengkap di bisnis.com  (market.bisnis.com)

Nyatanya sampai sekarang tidak ada sanksi karena banyak petinggi2 yang terlibat

Suami MenKes Nila, Farid Anfasa Moeloek adalah komisaris Kalbe
sumber: YLKI Minta Menteri Nila Adil Usut Kasus Kalbe  

Link: http://adf.ly/1AG9ql
SHARE THIS POST:
FB Share Twitter Share

Blog Archive