JAKARTA - Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) mengecam pejabat negara yang berbicara kasar di hadapan media elektronik khususnya televisi.
Hal itu disampaikan Komisioner KPI bidang pengawasan isi siaran Agatha Lily menanggapi perilaku Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang melontarkan kata-kata kasar saat tampil live di stasiun televisi Kompas TV pada Selasa (17/3) lalu.
Agatha menegaskan lembaganya mengecam pejabat publik yang berbicara kasar dengan menggunakan kata-kata umpatan kotor televisi yang menggunakan frekuensi milik publik. "Tayangan di televisi itu disaksikan jutaan masyarakat dari berbagai latar belakang, juga disaksikan anak-anak dan remaja.
Tindakan yang bersangkutan (Ahok) bisa menjadi contoh buruk," lontar Agatha di Jakarta, Kamis (19/3).
Ia menambahkan, sikap yang dipertontonkan Ahok adalah yang pertama kali terjadi di Indonesia, dimana ada pejabat berbicara sangat kasar seperti itu di sebuah lembaga penyiaran. Menurutnya sebagai seorang pejabat, perilaku dan tutur katanya diharapkan menjadi tauladan bagi masyarakat.
Karena itu, lanjut Agatha, kasus Ahok ini menjadi lebih berat karena mengemban tanggung jawab yang lebih berat kepada jutaan rakyat Jakarta yang dipimpinnya. "Jadi (sebagai gubernur) penggunaan kata-kata dan bahasa tidak bisa sembarangan terutama disampaikan di ruang publik" terang Agatha.
Ditegaskan Agatha pula, kasus ini harus jadi pembelajaran bagi lembaga penyiaran jika akan mengundang seorang pejabat sebagai narasumber di salah satu acara, serta memperhitungkan kemungkinan tersiarkannya kata-kata tak pantas di ruang publik. Lembaga penyiaran, kata Agatha seharusnya selektif memilih narasumber dan tidak membiarkan seorang pejabat publik berbicara dengan bahasa yang tidak pantas dan kasar secara live.
"Bagaimana kalau anak remaja melihat sikap pejabat publiknya berbicara seperti itu, lalu dianggap sebagai hal yang lumrah dan kemudian mencontohnya. Bahkan dengan gaya bicara Ahok dengan kata gue elu di televisi oleh sebagian masyarakat dinilai tidak elok dan tidak nyaman didengar. Apalagi menggunakan kata kata kasar seperti yang diucapkan Ahok," pungkas Agatha prihatin.
sumber: indopos.co.id
Link: http://adf.ly/1BHCeO