PULAU Flores, Nusa Tenggara Timur dikenal dengan Pulau Bunga. Penyebutan nama itu sangat didukung
oleh keindahan alam Flores. Tidak salah orang
Portugis menyebut Flores sebagai Pulau Bunga. Ini
terbukti bahwa ada pohon di Jalan Transflores yang
berada dalam kawasan Taman Wisata Alam Ruteng
berdaun pink. Selama ini wisatawan asing dan domestik sudah
mengenal pantai pink di Labuan Bajo, Kabupaten
Manggarai Barat dan danau tiga warna Kelimutu di
Kabupaten Ende. Mata para pelancong yang
menghabiskan liburan di Pulau Flores terkagum-
kagum dengan keunikan pohon berdaun warna pink. Orang sering menyebutnya seperti bunga Sakura di
Jepang. Mata wisatawan mancanegara dan domestik dikejutkan
tatkala melihat pohon di kiri kanan saat melintasi jalan
Transflores berwarna pink. Selama ini berwisata ke
Pulau Flores selalu bertujuan ke Pantai Pink dan
Danau Tiga Warna Kelimutu. Wisatawan belum melirik
untuk berwisata alam di Taman Wisata Alam Ruteng yang dikelolaa oleh Balai Konservasi Sumber Daya
Alam Kelas Ruteng. Keindahan alam tak kalah dengan
Pantai Pink. Bahkan, berwisata melihat pohon
berdaun pink sambil mendengarkan suara merdu dari
burung-burung yang masih di alam bebas di kawasan
Taman Wisata Alam Ruteng. Pohon berdaun pink di kawasan Taman Wisata Alam
Ruteng, Flores, Nusa Tenggara Timur. Foto diambil
pada Agustus 2014. Biasanya, setiap tahun dalam bulan Juni-Agustus,
pohon itu menyuguhkan daun berwarna pink. Pohon
ini tumbuh di pinggir jalan Transflores yang berada di
Kampung Robo, Kecamatan Wae Rii, Kabupaten
Manggarai. Bahkan, pohon yang tumbuh berdaun pink
itu berada tak jauh dari Gunung api Ranaka. Mata para pelancong menikmati dua keindahan alam, yakni
melihat puncak gunung api Ranaka serta keindahan
alam disekitarnya dan melihat dari dekat pohon
berdaun pink. Tak terlalu sulit untuk melihatnya,
wisatawan bisa melihat dari dalam mobil travel tujuan
Ruteng-Maumere maupun sebaliknya. Pada Agustus 2014 lalu, saat Kompas.com melintasi
Jalan Transflores dari arah Ruteng, Ibu Kota
Kabupaten Manggarai, Flores, NTT, para sopir taksi
tujung Ruteng-Borong dan ke arah Timur selalu
menginformasikan kepada para penumpang tentang
keunikan pohon berdaun warna pink. Tak sia-sia dengan kamera yang disiapkan di dalam
tasnya mengabadikan keunikan alam Pulau Flores
dengan memotret. Bahkan, seorang penumpang yang
hendak ke Kota Kupang juga mengabadikannya dengan
memotret pohon berdaun berwarna pink tersebut.
Ketika para penumpang menanyakan kepada para sopir pohon apa namanya itu dalam bahasa lokal orang
Manggarai, para sopir tidak mengetahui nama pohon
itu. Namun, setiap tahun pohon itu selalu
menyuguhkan daun berwarna pink. Turis sering mengabadikan keindahan alam Pulau
Flores bagian barat saat melintasi Jalan Transflores di
Rongket, Kampung Robo, Kecamatan Wae Rii,
Kabupaten Manggarai, Flores, Nusa Tenggara Timur.
Foto diambil pada Agustus 2014. Setelah diabadikan dalam sebuah kamera, para
penumpang mulai menceriterakan keindahan alam
Pulau Flores dengan beraneka kekayaan pariwisatanya.
Bukan hanya ada di pantai yang berwarna pink
melainkan pohon juga berwarna pink. Ini sesuatu yang
menakjubkan, mengapa Pulau Flores sangat dikenal di dunia luar Negeri. Para penumpang menceriterakan tentang binatang
Komodo, salah satu binatang purba yang masih hidup
sampai dengan zaman sekarang. Bahkan, sudah
ditetapkan menjadi salah satu warisan keajaiban
dunia. Selain itu, persawahan yang berbentuk sarang
laba-laba. Dan keajaiban lain, danau tiga warna di kawah Kelimutu. Belum lagi dengan atraksi-atraksi
budaya yang menakjubkan seperti tari caci, tari Ja'i,
Tari Gawi. Bahkan berbagai keunikan-keunikan lain
yang belum dipromosikan. Terkait dengan pohon berdaun pink, Kepala Balai
Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Ruteng, Ora
Yohanes kepada Kompas.com, Rabu (29/10/2014)
menjelaskan, Kawasan Taman Wisata Alam Ruteng
memiliki kekayaan alam yang indah. Salah satunya
adalah pohon berwarna pink yang berada di Gololusang maupun di pinggir Jalan Transflores dari
arah Ruteng menuju arah Timur. Selain pohon itu, ada puncak Gunung Ranaka, bekas
letusan api beberapa tahun lalu. Selain itu, di dalam
kawasan Taman Wisata Alam Ruteng terdapat burung
endemik khas Flores seperti burung hantu. "Turis
asing dan peneliti burung sudah sering mengunjungi
Taman Wisata Alam Ruteng di bagian Gololusang dan di sekitar danau Ranamese," jelasnya. Pohon berdaun pink di kawasan Taman Wisata Alam
Ruteng, Flores, Nusa Tenggara Timur. Foto diambil
pada Agustus 2014. Seorang warga Manggarai, Albertus Harianto
mengatakan, wisatawan asing dan domestik saat
melintasi pinggir Jalan Transflores di sekitar
Rongket, Kampung Robo, Kecamatan Wae Rii selalu
berhenti di pinggir jalan untuk melihat keanehan
pohon berdaun pink serta mengabadikan dalam sebuah kamera. "Turis sering mengabadikan dalam kamera mereka
untuk memotret pohon berdaun pink itu," tuturnya. Penulis: Kontributor Manggarai, Markus Makur Editor: I Made Asdhiana
Link: http://adf.ly/td84G
oleh keindahan alam Flores. Tidak salah orang
Portugis menyebut Flores sebagai Pulau Bunga. Ini
terbukti bahwa ada pohon di Jalan Transflores yang
berada dalam kawasan Taman Wisata Alam Ruteng
berdaun pink. Selama ini wisatawan asing dan domestik sudah
mengenal pantai pink di Labuan Bajo, Kabupaten
Manggarai Barat dan danau tiga warna Kelimutu di
Kabupaten Ende. Mata para pelancong yang
menghabiskan liburan di Pulau Flores terkagum-
kagum dengan keunikan pohon berdaun warna pink. Orang sering menyebutnya seperti bunga Sakura di
Jepang. Mata wisatawan mancanegara dan domestik dikejutkan
tatkala melihat pohon di kiri kanan saat melintasi jalan
Transflores berwarna pink. Selama ini berwisata ke
Pulau Flores selalu bertujuan ke Pantai Pink dan
Danau Tiga Warna Kelimutu. Wisatawan belum melirik
untuk berwisata alam di Taman Wisata Alam Ruteng yang dikelolaa oleh Balai Konservasi Sumber Daya
Alam Kelas Ruteng. Keindahan alam tak kalah dengan
Pantai Pink. Bahkan, berwisata melihat pohon
berdaun pink sambil mendengarkan suara merdu dari
burung-burung yang masih di alam bebas di kawasan
Taman Wisata Alam Ruteng. Pohon berdaun pink di kawasan Taman Wisata Alam
Ruteng, Flores, Nusa Tenggara Timur. Foto diambil
pada Agustus 2014. Biasanya, setiap tahun dalam bulan Juni-Agustus,
pohon itu menyuguhkan daun berwarna pink. Pohon
ini tumbuh di pinggir jalan Transflores yang berada di
Kampung Robo, Kecamatan Wae Rii, Kabupaten
Manggarai. Bahkan, pohon yang tumbuh berdaun pink
itu berada tak jauh dari Gunung api Ranaka. Mata para pelancong menikmati dua keindahan alam, yakni
melihat puncak gunung api Ranaka serta keindahan
alam disekitarnya dan melihat dari dekat pohon
berdaun pink. Tak terlalu sulit untuk melihatnya,
wisatawan bisa melihat dari dalam mobil travel tujuan
Ruteng-Maumere maupun sebaliknya. Pada Agustus 2014 lalu, saat Kompas.com melintasi
Jalan Transflores dari arah Ruteng, Ibu Kota
Kabupaten Manggarai, Flores, NTT, para sopir taksi
tujung Ruteng-Borong dan ke arah Timur selalu
menginformasikan kepada para penumpang tentang
keunikan pohon berdaun warna pink. Tak sia-sia dengan kamera yang disiapkan di dalam
tasnya mengabadikan keunikan alam Pulau Flores
dengan memotret. Bahkan, seorang penumpang yang
hendak ke Kota Kupang juga mengabadikannya dengan
memotret pohon berdaun berwarna pink tersebut.
Ketika para penumpang menanyakan kepada para sopir pohon apa namanya itu dalam bahasa lokal orang
Manggarai, para sopir tidak mengetahui nama pohon
itu. Namun, setiap tahun pohon itu selalu
menyuguhkan daun berwarna pink. Turis sering mengabadikan keindahan alam Pulau
Flores bagian barat saat melintasi Jalan Transflores di
Rongket, Kampung Robo, Kecamatan Wae Rii,
Kabupaten Manggarai, Flores, Nusa Tenggara Timur.
Foto diambil pada Agustus 2014. Setelah diabadikan dalam sebuah kamera, para
penumpang mulai menceriterakan keindahan alam
Pulau Flores dengan beraneka kekayaan pariwisatanya.
Bukan hanya ada di pantai yang berwarna pink
melainkan pohon juga berwarna pink. Ini sesuatu yang
menakjubkan, mengapa Pulau Flores sangat dikenal di dunia luar Negeri. Para penumpang menceriterakan tentang binatang
Komodo, salah satu binatang purba yang masih hidup
sampai dengan zaman sekarang. Bahkan, sudah
ditetapkan menjadi salah satu warisan keajaiban
dunia. Selain itu, persawahan yang berbentuk sarang
laba-laba. Dan keajaiban lain, danau tiga warna di kawah Kelimutu. Belum lagi dengan atraksi-atraksi
budaya yang menakjubkan seperti tari caci, tari Ja'i,
Tari Gawi. Bahkan berbagai keunikan-keunikan lain
yang belum dipromosikan. Terkait dengan pohon berdaun pink, Kepala Balai
Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Ruteng, Ora
Yohanes kepada Kompas.com, Rabu (29/10/2014)
menjelaskan, Kawasan Taman Wisata Alam Ruteng
memiliki kekayaan alam yang indah. Salah satunya
adalah pohon berwarna pink yang berada di Gololusang maupun di pinggir Jalan Transflores dari
arah Ruteng menuju arah Timur. Selain pohon itu, ada puncak Gunung Ranaka, bekas
letusan api beberapa tahun lalu. Selain itu, di dalam
kawasan Taman Wisata Alam Ruteng terdapat burung
endemik khas Flores seperti burung hantu. "Turis
asing dan peneliti burung sudah sering mengunjungi
Taman Wisata Alam Ruteng di bagian Gololusang dan di sekitar danau Ranamese," jelasnya. Pohon berdaun pink di kawasan Taman Wisata Alam
Ruteng, Flores, Nusa Tenggara Timur. Foto diambil
pada Agustus 2014. Seorang warga Manggarai, Albertus Harianto
mengatakan, wisatawan asing dan domestik saat
melintasi pinggir Jalan Transflores di sekitar
Rongket, Kampung Robo, Kecamatan Wae Rii selalu
berhenti di pinggir jalan untuk melihat keanehan
pohon berdaun pink serta mengabadikan dalam sebuah kamera. "Turis sering mengabadikan dalam kamera mereka
untuk memotret pohon berdaun pink itu," tuturnya. Penulis: Kontributor Manggarai, Markus Makur Editor: I Made Asdhiana
Link: http://adf.ly/td84G