Quote:
Pekan ini, muncul laporan dilansir Kantor Berita Xinhua bahwa terdapat peningkatan tren tersangka kasus korupsi di China memilih bunuh diri. Tindakan nekat itu dilakukan, setelah nama mereka muncul di media massa. Maling uang negara tersebut ketakutan bila sampai dicokok polisi dan mati di hadapan regu tembak. Motifnya selain malu, adalah melindungi keluarga mereka supaya tidak ikut dihukum kalau sampai kasusnya dibuka lebar.
Pada 2013, total tercatat 23 kematian tidak lazim dialami pejabat China baik di pusat maupun daerah. Semuanya adalah pejabat eselon tinggi maupun pegawai rendahan yang terjerat korupsi. Sedangkan sejak awal tahun hingga Juli lalu, sudah ada enam pejabat China lainnya bunuh diri.
Sejak kepemimpinan Presiden Deng Xiaoping pada akhir 1980-an, Negeri Tirai Bambu berbenah. Akuntabilitas penggunaan uang negara diperketat, kendati korupsi masih menggila.
Pencurian uang negara benar-benar mewabah saat negara itu membuka diri pada ekonomi pasar memasuki abad 21. Banyak investasi asing masuk, ekonomi konstan tumbuh 9 persen, sehingga muncul orang kaya baru (OKB) baik dari swasta maupun pejabat berlatar anggota Partai Komunis China.
Wujudnya mulai dari proyek fiktif, sogok menyogok, sampai alih nama aset negara jadi aset pribadi. Komplet korupnya, dari Ibu Kota Beijing sampai pedesaan di Sichuan. Mau tahu seberapa parah korupsi di Negeri berpenduduk terbanyak dunia itu?
Laporan Badan Pemeriksa Keuangan China pada 2006 menunjukkan di tahun anggaran sebelumnya, ada 114 kasus penggunaan dana tidak jelas. Praktik lancung tersebut menjerat 26 kementerian, dengan perkiraan kerugian negara sebesal USD 510 juta (setara Rp 6,18 triliun). Itu baru yang diungkap ke publik.
Sejak dilantik pada 14 Maret 2013, Presiden China Xi Jinping mengobarkan perang melawan korupsi. Dia bersumpah membenahi birokrasi supaya tidak ada lagi kebocoran anggaran akibat dicuri abdi negara bermoral bejat.
Sebelum Jinping berkuasa, pemberantasan korupsi marak tapi kurang mengerikan buat koruptor kakap. Dulu, pejabat yang juga anggota Partai Komunis China bisa memanfaatkan koneksi politik untuk menghindari bui.
Tapi Presiden ke-7 China itu punya strategi lebih canggih dibanding para pendahulunya dalam memberantas korupsi. Tahu hukuman mati tak akan efektif bila hanya menimpa pelaku rendahan, dia menargetkan pejabat tinggi dulu yang kena vonis paling berat. Khususnya menteri dan pejabat tinggi sekelas direktur jenderal.
Sang presiden punya ungkapan terkenal soal strateginya dalam pemberantasan korupsi. "Saya mengincar macan, baru berikutnya lalat."
Tak sampai 12 bulan, hasilnya kelihatan dengan maraknya kasus bunuh diri tersangka korupsi. Di era pemerintahan baru ini, petinggi partai pun tak bisa mengelak dari tiang gantungan. Alhasil pejabat menengah dan pegawai kroco yang korup resah.
Siapa saja pejabat kakap sipil dan militer yang telah dijatuhi vonis mati selama era Jingping lalu bikin koruptor lain kalang kabut? Berikut rangkumannya oleh merdeka.com. Selamat membaca dan merenungkan!
1.Menteri Perkeretapian Liu Zhijun
Ini adalah kasus vonis mati pertama buat pejabat sekelas menteri di Negeri Tirai Bambu. Liu Zhijun, di era Presiden Hu Jintao adalah sosok yang bisa dibilang tak tersentuh hukum.
Kementerian Kereta Api, membawahi beberapa badan usaha milik negara yang menguasai aset sangat besar. China adalah negara dengan jaringan rel kereta terpanjang sedunia, mencapai 10 ribu kilometer.
Borok Zhijun terkuak saat terjadi kecelakaan kereta pada 2011 di Kota Wenzhou, menewaskan 40 orang. Dari penyelidikan independen diketahui insiden itu akibat perawatan infrastruktur kurang memadai.
Saat Kejaksaan Agung China meneliti, ketahuan, kalau beberapa tender di kementerian kereta api dilakukan sembrono. Perusahaan yang terpilih menyetor duit terlebih dulu pada Zhijun.
Praktik lancung itu sudah biasa dia lakukan selama menjabat pada 1986 hingga 2011. Diperkirakan total pelicin masuk kantong Zhijun mencapai 64,6 juta Yuan (setara Rp 200 miliar). Diduga, faktor keanggotaan di Partai Komunis dan kedekatan dengan Presiden Jintao bikin dia bisa lepas dari incaran jaksa selama bertahun-tahun.
Tak ada ampun, pada sidang Juli tahun lalu, hakim memvonisnya hukuman mati. Media massa China geger saat tahu sang menteri yang berpengaruh itu umurnya tinggal hitungan bulan. Rekor sebelumnya, pejabat pemerintah paling tinggi yang dihukum mati cuma 'sekelas' Wakil Gubernur Provinsi Jianxi, bernama Hu Changqing pada 2000.
Tahun lalu, Kementerian kereta api langsung dibubarkan karena jadi sarang koruptor di Negeri Panda.
2.Letjen Gu Junshan
Letnan Jenderal Gu Junshan (58 tahun) dipastikan mendapat vonis mati, karena penyidikan di Mahkamah Militer menyimpulkan dia menerima suap "dengan jumlah amat besar". Pengembangan kasus sudah dilakukan sejak tahun lalu, sampai akhirnya lengkap bulan ini.
Junshan, adalah petinggi Tentara Pembebasan Rakyat (PLA), insitusi militer paling berpengaruh di China. Bila dibandingkan Indonesia, jabatannya setara KASAD. Sebelum dia, nyaris tidak ada jenderal di Negeri Tirai Bambu yang tersentuh hukum.
Bersama seniornya Jenderal Xu Caiho, keduanya terbukti mereka merancang korupsi gila-gilaan di tubuh militer. Caranya cukup klasik, perwira yang ingin karirnya melaju harus setor duit ke mereka berdua.
Khusus Junshan, hukumannya lebih berat karena dia juga menilap beberapa aset angkatan darat. Perwira yang dulu amat ditakuti ini sudah diincar sejak 2012. Pergantian presiden membuka semua boroknya.
Ternyata Junshan punya belasan rumah mewah di pelbagai provinsi. Bahkan salah satu kediamannya di Provinsi Henan meniru rumah kaisar China, dengan pilar bersepuh emas asli 24 karat.
3.Dirjen Perancangan KA Zhang Shuguang
Dia dulu insinyur kereta api yang dipuja-puji. Selama berkarir di Kementerian Kereta Api selama 11 tahun Zhang Shuguang dianggap orang berpengaruh sekaligus berprestasi. Kecelakaan pada 2011, ditambah terkuaknya skandal megakorupsi atasannya, Liu Zhijun, ikut menghabisi karirnya.
Ternyata sang Direktur Jenderal Perancangan KA ini otak di balik tender-tender sembrono yang penuh sogokan. Zhang di pengadilan, mengakui ikut menerima pelicin sebanyak USD 7,7 juta (setara Rp 93,4 miliar).
Dialah yang aktif memalak perusahaan swasta hendak membangun rel atau memasok kereta. Secara total, Zhang dijerat 13 dakwaan berlapis dan memperoleh hukuman mati. Nasibnya tak jauh beda dari Zhijun yang sudah lebih dulu menghitung hari.
Gara-gara dua petingginya ternyata biang koruptor dan umurnya tinggal menghitung hari, Maret 2013, Kementerian kereta api langsung dibubarkan.
4.Dirjen PU Zhou Zhenhong
Dia adalah salah satu petinggi yang tahun ini dijatuhi hukuman mati. Zhou Zhenhong menjabat sebagai Kepala Departemen Pekerjaan Umum (UFWD). Tapi dia dicokok saat sudah kembali menjadi PNS di Provinsi Guangzhou.
Selama menjadi pejabat, Zhou memanfaatkan jabatannya yang luwes berhubungan dengan petinggi Partai Komunis China maupun lembaga-lembaga berpengaruh lainnya.
Proyek-proyek infrastruktur dia mainkan, tentu dengan imbalan pelicin. Dari praktik lancung tersebut, Zhou menerima 24,6 juta yuan (setara Rp 4,85 miliar).
Selain proyek, sang dirjen juga memeras 33 orang yang ingin naik pangkat, serta rajin memalak rekanan swasta. Zhou pun ketahan tukang main di internal partai, karena membuka 'kursus' cara cepat naik jabatan. Ini semacam saran darinya, siapa saja petinggi PKC wajib didekati, bila ada kader ingin dapat posisi strategis. Dengan semua kelakuannya tersebut, dia langsung dijatuhi hukuman mati.
SUMBER
HUKUM MATI KORUPTOR DI INDONESIA ....
SIAPAPUN DIA .. ENTAH KETUA DPR, MENTERI, GUBERNUR, JENDERAL ....
SIAPAUN YANG KORUP HARUS DIHUKUM MATI!!!
Link: http://adf.ly/td3vB
Pekan ini, muncul laporan dilansir Kantor Berita Xinhua bahwa terdapat peningkatan tren tersangka kasus korupsi di China memilih bunuh diri. Tindakan nekat itu dilakukan, setelah nama mereka muncul di media massa. Maling uang negara tersebut ketakutan bila sampai dicokok polisi dan mati di hadapan regu tembak. Motifnya selain malu, adalah melindungi keluarga mereka supaya tidak ikut dihukum kalau sampai kasusnya dibuka lebar.
Pada 2013, total tercatat 23 kematian tidak lazim dialami pejabat China baik di pusat maupun daerah. Semuanya adalah pejabat eselon tinggi maupun pegawai rendahan yang terjerat korupsi. Sedangkan sejak awal tahun hingga Juli lalu, sudah ada enam pejabat China lainnya bunuh diri.
Sejak kepemimpinan Presiden Deng Xiaoping pada akhir 1980-an, Negeri Tirai Bambu berbenah. Akuntabilitas penggunaan uang negara diperketat, kendati korupsi masih menggila.
Pencurian uang negara benar-benar mewabah saat negara itu membuka diri pada ekonomi pasar memasuki abad 21. Banyak investasi asing masuk, ekonomi konstan tumbuh 9 persen, sehingga muncul orang kaya baru (OKB) baik dari swasta maupun pejabat berlatar anggota Partai Komunis China.
Wujudnya mulai dari proyek fiktif, sogok menyogok, sampai alih nama aset negara jadi aset pribadi. Komplet korupnya, dari Ibu Kota Beijing sampai pedesaan di Sichuan. Mau tahu seberapa parah korupsi di Negeri berpenduduk terbanyak dunia itu?
Laporan Badan Pemeriksa Keuangan China pada 2006 menunjukkan di tahun anggaran sebelumnya, ada 114 kasus penggunaan dana tidak jelas. Praktik lancung tersebut menjerat 26 kementerian, dengan perkiraan kerugian negara sebesal USD 510 juta (setara Rp 6,18 triliun). Itu baru yang diungkap ke publik.
Sejak dilantik pada 14 Maret 2013, Presiden China Xi Jinping mengobarkan perang melawan korupsi. Dia bersumpah membenahi birokrasi supaya tidak ada lagi kebocoran anggaran akibat dicuri abdi negara bermoral bejat.
Sebelum Jinping berkuasa, pemberantasan korupsi marak tapi kurang mengerikan buat koruptor kakap. Dulu, pejabat yang juga anggota Partai Komunis China bisa memanfaatkan koneksi politik untuk menghindari bui.
Tapi Presiden ke-7 China itu punya strategi lebih canggih dibanding para pendahulunya dalam memberantas korupsi. Tahu hukuman mati tak akan efektif bila hanya menimpa pelaku rendahan, dia menargetkan pejabat tinggi dulu yang kena vonis paling berat. Khususnya menteri dan pejabat tinggi sekelas direktur jenderal.
Sang presiden punya ungkapan terkenal soal strateginya dalam pemberantasan korupsi. "Saya mengincar macan, baru berikutnya lalat."
Tak sampai 12 bulan, hasilnya kelihatan dengan maraknya kasus bunuh diri tersangka korupsi. Di era pemerintahan baru ini, petinggi partai pun tak bisa mengelak dari tiang gantungan. Alhasil pejabat menengah dan pegawai kroco yang korup resah.
Siapa saja pejabat kakap sipil dan militer yang telah dijatuhi vonis mati selama era Jingping lalu bikin koruptor lain kalang kabut? Berikut rangkumannya oleh merdeka.com. Selamat membaca dan merenungkan!
1.Menteri Perkeretapian Liu Zhijun
Ini adalah kasus vonis mati pertama buat pejabat sekelas menteri di Negeri Tirai Bambu. Liu Zhijun, di era Presiden Hu Jintao adalah sosok yang bisa dibilang tak tersentuh hukum.
Kementerian Kereta Api, membawahi beberapa badan usaha milik negara yang menguasai aset sangat besar. China adalah negara dengan jaringan rel kereta terpanjang sedunia, mencapai 10 ribu kilometer.
Borok Zhijun terkuak saat terjadi kecelakaan kereta pada 2011 di Kota Wenzhou, menewaskan 40 orang. Dari penyelidikan independen diketahui insiden itu akibat perawatan infrastruktur kurang memadai.
Saat Kejaksaan Agung China meneliti, ketahuan, kalau beberapa tender di kementerian kereta api dilakukan sembrono. Perusahaan yang terpilih menyetor duit terlebih dulu pada Zhijun.
Praktik lancung itu sudah biasa dia lakukan selama menjabat pada 1986 hingga 2011. Diperkirakan total pelicin masuk kantong Zhijun mencapai 64,6 juta Yuan (setara Rp 200 miliar). Diduga, faktor keanggotaan di Partai Komunis dan kedekatan dengan Presiden Jintao bikin dia bisa lepas dari incaran jaksa selama bertahun-tahun.
Tak ada ampun, pada sidang Juli tahun lalu, hakim memvonisnya hukuman mati. Media massa China geger saat tahu sang menteri yang berpengaruh itu umurnya tinggal hitungan bulan. Rekor sebelumnya, pejabat pemerintah paling tinggi yang dihukum mati cuma 'sekelas' Wakil Gubernur Provinsi Jianxi, bernama Hu Changqing pada 2000.
Tahun lalu, Kementerian kereta api langsung dibubarkan karena jadi sarang koruptor di Negeri Panda.
2.Letjen Gu Junshan
Letnan Jenderal Gu Junshan (58 tahun) dipastikan mendapat vonis mati, karena penyidikan di Mahkamah Militer menyimpulkan dia menerima suap "dengan jumlah amat besar". Pengembangan kasus sudah dilakukan sejak tahun lalu, sampai akhirnya lengkap bulan ini.
Junshan, adalah petinggi Tentara Pembebasan Rakyat (PLA), insitusi militer paling berpengaruh di China. Bila dibandingkan Indonesia, jabatannya setara KASAD. Sebelum dia, nyaris tidak ada jenderal di Negeri Tirai Bambu yang tersentuh hukum.
Bersama seniornya Jenderal Xu Caiho, keduanya terbukti mereka merancang korupsi gila-gilaan di tubuh militer. Caranya cukup klasik, perwira yang ingin karirnya melaju harus setor duit ke mereka berdua.
Khusus Junshan, hukumannya lebih berat karena dia juga menilap beberapa aset angkatan darat. Perwira yang dulu amat ditakuti ini sudah diincar sejak 2012. Pergantian presiden membuka semua boroknya.
Ternyata Junshan punya belasan rumah mewah di pelbagai provinsi. Bahkan salah satu kediamannya di Provinsi Henan meniru rumah kaisar China, dengan pilar bersepuh emas asli 24 karat.
3.Dirjen Perancangan KA Zhang Shuguang
Dia dulu insinyur kereta api yang dipuja-puji. Selama berkarir di Kementerian Kereta Api selama 11 tahun Zhang Shuguang dianggap orang berpengaruh sekaligus berprestasi. Kecelakaan pada 2011, ditambah terkuaknya skandal megakorupsi atasannya, Liu Zhijun, ikut menghabisi karirnya.
Ternyata sang Direktur Jenderal Perancangan KA ini otak di balik tender-tender sembrono yang penuh sogokan. Zhang di pengadilan, mengakui ikut menerima pelicin sebanyak USD 7,7 juta (setara Rp 93,4 miliar).
Dialah yang aktif memalak perusahaan swasta hendak membangun rel atau memasok kereta. Secara total, Zhang dijerat 13 dakwaan berlapis dan memperoleh hukuman mati. Nasibnya tak jauh beda dari Zhijun yang sudah lebih dulu menghitung hari.
Gara-gara dua petingginya ternyata biang koruptor dan umurnya tinggal menghitung hari, Maret 2013, Kementerian kereta api langsung dibubarkan.
4.Dirjen PU Zhou Zhenhong
Dia adalah salah satu petinggi yang tahun ini dijatuhi hukuman mati. Zhou Zhenhong menjabat sebagai Kepala Departemen Pekerjaan Umum (UFWD). Tapi dia dicokok saat sudah kembali menjadi PNS di Provinsi Guangzhou.
Selama menjadi pejabat, Zhou memanfaatkan jabatannya yang luwes berhubungan dengan petinggi Partai Komunis China maupun lembaga-lembaga berpengaruh lainnya.
Proyek-proyek infrastruktur dia mainkan, tentu dengan imbalan pelicin. Dari praktik lancung tersebut, Zhou menerima 24,6 juta yuan (setara Rp 4,85 miliar).
Selain proyek, sang dirjen juga memeras 33 orang yang ingin naik pangkat, serta rajin memalak rekanan swasta. Zhou pun ketahan tukang main di internal partai, karena membuka 'kursus' cara cepat naik jabatan. Ini semacam saran darinya, siapa saja petinggi PKC wajib didekati, bila ada kader ingin dapat posisi strategis. Dengan semua kelakuannya tersebut, dia langsung dijatuhi hukuman mati.
SUMBER
HUKUM MATI KORUPTOR DI INDONESIA ....
SIAPAPUN DIA .. ENTAH KETUA DPR, MENTERI, GUBERNUR, JENDERAL ....
SIAPAUN YANG KORUP HARUS DIHUKUM MATI!!!
Link: http://adf.ly/td3vB