Sepertinya Cina terus menunjukkan kekuatannya sebagai negara adidaya. Salah satunya adalah Beijing sedang mencoba untuk cepat meningkatkan persenjataan militernya. Upaya itu, China serius meningkatkan kemampuan militernya - dengan jet generasi TEMPUR, rudal balistik, dan kapal angkatan laut canggih - sebagian ditujukan untuk menjaga kedudukannya terhadap AS.
Keduanya dalam perlombaan senjata di Asia timur. AS terlibat ke dalam "poros Asia," sehingga memaksa untuk memfokuskan perhatian dalam bidang militer dan diplomatik. Saat ini, Cina juga telah menjadi negara dengan belanja militer terbesar kedua di dunia, tepat di belakang Amerika Serikat. Sejak tahun 1995, China telah meningkatkan anggaran pertahanan sebesar 500% secara riil.
Meskipun militer China memiliki cara tersendiri untuk meningkatkan kualitatif dan kuantitatif peralatan militernya, peningkatan militer negara tersebut telah terkenal dan dianggap sebagai salah satu negara dengan perkembangan geo-strategis utama dekade ini.
Chengdu J-20
Chengdu J-20 adalah pesawat TEMPUR generasi kelima China, setara kemampuannya terhadap AS F-35 dan T-50 Rusia. J-20 adalah pesawat siluman yang saat ini sedang dalam rangcanngan prototip keempat. J-20 mencoba menampilkan kemiripan dengan F-35 dan F-22, hal tersebut mungkin karena adanya pencurian data. China mungkin memiliki spesifikasi desain yang diperlukan untuk memberikan J-20 kemampuan siluman yang setara dengan F-35.
Meskipun pesawat tersebut diperkirakan dapat memiliki jangkauan hingga 1.000 mil laut, namun mesin pesawat itu sendiri masih bergantung pada Rusia dan saat ini dalam tahap yang awal dalam perkembangan.
Shenyang J-31
Shenyang J-31 adalah pesawat generasi kelima Cina yang sedang berkembang. Berbeda dengan J-20, yang berdasarkan pada rancangan Amerika yang dicuri, J-31 menawarkan desain simple. Pesawat memiliki ukuran yang sama dengan F-35, tetapi memiliki senjata yang cenderung kecil sehingga memberikan J-31 kemampuan efisiensi bahan bakar dan kecepatan.
J-31 juga dirancang untuk menjadi armada yang dapat dirakit melalui kapal induk Cina yang sedang dirancang. Hal ini akan menjadikannya setara dengan F-35 sebagai salah satu pesawat TEMPUR siluman didunia. J-31 dijadwalkan dalam pameran udara dan pertahanan terbesar dihadapan publik pada awal November.
Shenyang J-15
Shenyang J-15 adalah pesawat TEMPUR yang sempat berjaya pada tahun 2009. Dalam laporan 2014 kepada Kongres, Pentagon mencatat bahwa "pesawat hiu" ini sedang berlandas dan lepas landas dari kapal induk Liaoning China dengan muatan senjata lengkap. J-15 memiliki radius TEMPUR hingga 1.200 kilometer. Namun, apabila kapal induk Liaoning tidak menyediakan peluncuran dengan sistem ketapel, pesawat tersebut akan memiliki radius TEMPUR yang lebih kecil ketika beroperasi di laut. Demikian laporan Pentagon dihadapan Kongres.
Pemerintah Cina memproduksi J-15 berdasarkan desain dari Rusia Sukhoi Su-33. Pesawat tersebut memiliki radar China, mesin, dan senjata yang diproduksi didalam negeri.
Chengdu J-10 Firebird
Chengdu J-10 adalah pesawat tempur multi-fungsi yang diperkenalkan ke dalam unit Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat Cina pada tahun 2005. Firebird, juga dikenal sebagai Naga Api, memiliki 11 cantelan eksternal yang dapat membawa berbagai misil udara-ke-udara. Pesawat ini juga dapat dipersenjatai dengan bom yang dipandu laser.
Pemerintah Cina baru-baru ini meluncurkan sebuah versi terbaru dari J-10, J-10B. Edisi baru pesawat tersebut setara dengan generasi keempat dengan nilai plus pada badan pesawat. Karena memiliki sistem radar canggih dan teknologi onboard lainnya.
Pakistan diketahui telah mengimpor J-10s dari Cina, dan sedang dalam pembicaraan untuk membeli J-10B juga.
Xian H-6 Bomber
Desain Xian H-6 Bomber berasal dari pesawat tempur Rusia Tupolev Tu-16 Badger. Pesawat pembom ini memiliki dua varian upgrade, X-6G dan H-6K, yang bisa keduanya menjadi ancaman bagi kepentingan AS di Pasifik.
Menurut laporan Pentagon kepada Kongres, X-6G memiliki empat cantelan senjata yang dapat membawa rudal jelajah anti-kapal. Yang lebih baru H-6K memiliki mesin terbaru dan dapat membawa enam rudal jelajah anti-kapal dan darat. Pesawat pembom ini juga bisa membawa hulu ledak nuklir.
Upgrade pesawat ini dapat menjadikan China memiliki pembom strategis jarak jauh. Xian H-6 bisa terbang sejauh 3.100 mil untuk sebuah misi, dan beberapa analis bahkan percaya pesawat ini bisa mencapai Hawaii.
Hypersonic Rudal
China diketahui telah melakukan dua tes kendaraan hipersonik yang diluncurkannya, yaitu Wu-14. Rudal Hipersonik memiliki pendorong glide yang diluncurkan menggunakan roket seperti rudal balistik. Namun saat meluncur kembali ke atmosfir, rudal tersebut bergerak lebih cepat lagi, hingga beberapa kali dari kecepatan suara. Rudal tersebut juga bisa meluncur dengan sudut yang membuat mereka sangat akurat dan hampir tidak mungkin untuk dicegah menggunakan sistem yang ada.
Rudal yang juga sangat diinginkan oleh Amerika Serikat, karena China ternyata memiliki kemampuan yang lebih cepat untuk mencapai target serta menghindari perisai pertahanan rudal tradisional.
Meski teknologi ini masih belum terbukti, karena saat uji coba terakhir Cina rudal pendorong tersebut gagal pada 7 Agustus. Uji coba yang sama dilakukan AS pada tanggal 25 Agustus.
Kapal Selam Bertenaga Nuklir
Cina secara agresif berusaha untuk membangun kekuatan maritim. Armada Beijing tumbuh dengan kapal selam bertenaga nuklir yang berada di garis depan strategi angkatan laut Cina. Secara total, Cina memiliki enam kapal nuklir yang beroperasi bersama sekitar 53 kapal selam bertenaga diesel. Kapal selam diesel terbatas dalam jangkauan dan harus muncul ke permukaan secara teratur. Tapi kapal selam bertenaga nuklir ini dapat beroperasi selama berminggu-minggu di bawah air, jauh dari wilayah China - dan memungkinkan lebih dekat dengan target serangan.
Serangan kapal selam China terbaru saat memasuki Samudera Hindia untuk pertama kalinya pada bulan Oktober, menandai tonggak penting lain dalam pembangunan angkatan laut China.
Kapal Selam Rudal Nuklir
Di samping kapal selam bertenaga nuklir, Cina juga telah mengembangkan armada kapal selam dengan hulu ledak nuklir. Kapal selam ini dikenal sebagai "boomer," berfungsi sebagai penembak rudal berhulu ledak nuklir. Kapal selam ini menjadikan China memiliki kemampuan "serangan kedua", karena mereka mampu melakukan serangan balasan menyusul serangan nuklir yang mungkin menghancurkan sistem peluncuran nuklir dari darat.
Menurut WSJ, 'boomer' mampu meluluh-lantakkan Hawaii dan Alaska dari pantai China, sementara rudal nuklir kapal selam 'dapat menargetkan wilayah AS dari pertengahan Pasifik.
Pejabat Intelijen Angkatan Laut Amerika Serikat saat ini memperkirakan bahwa China memiliki tiga boomer, meskipun Beijing akan diperkirakan membangun lebih banyak lagi.
Operator pesawat
Saat ini, Cina hanya memiliki satu kapal induk di Angkatan Laut nya, Liaoning. Kapal induk ini adalah hasil dari pembaharuan teknologi Soviet yang memiliki berbagai masalah. Kapal yang berusia beberapa dekade tersebut dipertanyakan kualitasnya karena mengalami pemadaman listrik tak terduga selama uji coba laut pada bulan Oktober.
Ada analisa yang lebih luas, meskipun Liaoning hanyalah kapal yang diuji coba untuk Angkatan Laut Cina. Cina diperkirakan menggunakan Liaoning untuk membentuk grup pasukan sebelum membeli dan mengembangkan kapal yang lebih mahal dan berkemampuan.
Ada laporan bahwa Cina berencana mengembangkan tiga kelompok pasukan, dalam usaha merampingkan secara besar-besaran kekuatan AL-nya.
Rudal Anti-Satelit
Cina diperkirakan melakukan satu uji coba rudal anti-satelit. Pada bulan Januari 2007, China menghancurkan salah satu satelit cuacanya sendiri dengan rudal balistik yang diluncurkan dari darat. Penghancuran satelit tersebut menciptakan awan puing-puing yang berserakan di orbit Bumi.
Sejak itu, Cina telah melakukan sejumlah uji coba lainnya yang secara dramatis difahami AS sebagai latihan rudal anti-satelit.
Rudal anti-satelit bisa memberikan China keuntungan asimetris terhadap pasukan AS, seperti analisa Cina yang dapat menargetkan dan menghancurkan satelit GPS. Ini adalah sesuatu tidak pernah dipikirkan sebelumnya oleh militer lain di negara maju mengingat konsekuensi yang berpotensi menjadi bencana untuk infrastruktur dunia.
Intercontinental Ballistic Missiles
Cina telah menghabiskan sumber daya yang cukup untuk mengembangkan berbagai rudal balistik antarbenua (ICBM). Pada bulan Agustus, Cina menguji Dong Feng 5A (DF-5A). DF-5A memiliki jangkauan 13.000 kilometer dan mampu menjangkau wilayah Amerika.
China juga telah mengembangkan Dong Feng-41 (DF-41), senjata yang dengan berpotensi untuk mengubah keseimbangan kekuatan di Asia. DF-41 bisa membawa sepuluh hulu ledak nuklir dengan jarak 12.000 kilometer. Hal ini akan memungkinkan rudal berhulu ledak nuklir mencapai AS, untuk mencegah AS melakukan gerakan terhadap Cina yang akan difahami sebagai agresi.
ICBM Portable
Dengan ICBM buatan China DF-5A dan DF-41 yang stasioner, ternyata Beijing juga memiliki ICBM - portable yang dapat berpindah bernama Dong Feng 31A (DF-31A). DF-31A memiliki jangkauan 11.200 sampai 12.000 kilometer, yang memungkinkan untuk menyerang AS. Hal ini juga dapat dirancang untuk mampu membawa beberapa jenis muatan nuklir.
DF-31A dapat diluncurkan ke dalam armada China yang sedang tumbuh dan dari kapal selam nuklir boomer. Hal ini akan memungkinkan rudal tersebut berfungsi untuk penangkal serangan nuklir dari laut - bahkan setelah penyerangan senjata nuklir terhadap China, kemudian dapat tetap meluncurkan rudal dari lokasi tersembunyi di laut sebagai serangan balasan.
Serangan Cyber
Salah satu aset yang paling berguna dalam militer China adalah pasukan hacker dan afiliasi hacker. Hacker Cina telah mengobrak-abrik sistem AS, mencuri informasi penting berkaitan dengan F-35, pesawat P-8 pengintai, helikopter Black Hawk, rudal balistik, dan Sistem Littoral Combat.
Hacker Cina bahkan telah menargetkan baterai pertahanan rudal Israel Iron Dome . Hacker mencoba untuk mencuri rencana untuk sistem tersebut pada tahun 2011 dan 2012, dan menjadi ambisi dunia maya China. Serangan ini tidak hanya berfokus pada teknologi militer. Hacker Cina sering rutin mencuri informasi dari dunia bisnis, sehingga mampu menyebabkan kerusakan penting untuk ekonomi AS.
Kapal Perusak 055
Tipe 055 Cruiser, masih dalam pembangunan, yang diharapkan akan memberikan Angkatan Laut China pasukan yang cukup besar sekali saat dikerahkan. Cruiser akan berfungsi sebagai kapal perang serbaguna yang dapat digunakan untuk ekspedisi perang serta pertahanan pesisir laut.
055 akan menjadi kapal penjelajah besar oleh standar Cina, meskipun masih lebih kecil dari kapal perusak AS Zumwalt-kelas. Meski begitu, 055 bisa membawa sekitar 128 sel yang diluncurkan secara vertikal yang dapat digunakan untuk menyebarkan rudal jelajah. Hal ini memungkinkan kapal tersebut menyerang jauh ke wilayah musuh. Dan karena ukurannya, diharapkan dapat berfungsi saat jauh dari pelabuhan.
Drone Siluman "Sharp Sword"
Pada bulan November tahun 2013 China berhasil menyelesaikan uji terbang Sharp Sword, drone tipe tempur siluman. Keberhasilan penerbangan tersebut menempatkan China setara dengan AS, Prancis, dan Inggris sebagai satu-satunya negara yang telah mencapai level militer ini. China telah mengungkapkan sedikit informasi tentang PROGRAM kendaraan udara tak berawak tersebut. Namun, diperkirakan bahwa Cina memiliki berbagai drone, dari kendaraan taktis model kecil yang mengkhawatirkan seperti Reaper AS 's dan Predator (BN/bussinessinsider)
sumur
Link: http://adf.ly/tovSL
Keduanya dalam perlombaan senjata di Asia timur. AS terlibat ke dalam "poros Asia," sehingga memaksa untuk memfokuskan perhatian dalam bidang militer dan diplomatik. Saat ini, Cina juga telah menjadi negara dengan belanja militer terbesar kedua di dunia, tepat di belakang Amerika Serikat. Sejak tahun 1995, China telah meningkatkan anggaran pertahanan sebesar 500% secara riil.
Meskipun militer China memiliki cara tersendiri untuk meningkatkan kualitatif dan kuantitatif peralatan militernya, peningkatan militer negara tersebut telah terkenal dan dianggap sebagai salah satu negara dengan perkembangan geo-strategis utama dekade ini.
Chengdu J-20
Chengdu J-20 adalah pesawat TEMPUR generasi kelima China, setara kemampuannya terhadap AS F-35 dan T-50 Rusia. J-20 adalah pesawat siluman yang saat ini sedang dalam rangcanngan prototip keempat. J-20 mencoba menampilkan kemiripan dengan F-35 dan F-22, hal tersebut mungkin karena adanya pencurian data. China mungkin memiliki spesifikasi desain yang diperlukan untuk memberikan J-20 kemampuan siluman yang setara dengan F-35.
Meskipun pesawat tersebut diperkirakan dapat memiliki jangkauan hingga 1.000 mil laut, namun mesin pesawat itu sendiri masih bergantung pada Rusia dan saat ini dalam tahap yang awal dalam perkembangan.
Shenyang J-31
Shenyang J-31 adalah pesawat generasi kelima Cina yang sedang berkembang. Berbeda dengan J-20, yang berdasarkan pada rancangan Amerika yang dicuri, J-31 menawarkan desain simple. Pesawat memiliki ukuran yang sama dengan F-35, tetapi memiliki senjata yang cenderung kecil sehingga memberikan J-31 kemampuan efisiensi bahan bakar dan kecepatan.
J-31 juga dirancang untuk menjadi armada yang dapat dirakit melalui kapal induk Cina yang sedang dirancang. Hal ini akan menjadikannya setara dengan F-35 sebagai salah satu pesawat TEMPUR siluman didunia. J-31 dijadwalkan dalam pameran udara dan pertahanan terbesar dihadapan publik pada awal November.
Shenyang J-15
Shenyang J-15 adalah pesawat TEMPUR yang sempat berjaya pada tahun 2009. Dalam laporan 2014 kepada Kongres, Pentagon mencatat bahwa "pesawat hiu" ini sedang berlandas dan lepas landas dari kapal induk Liaoning China dengan muatan senjata lengkap. J-15 memiliki radius TEMPUR hingga 1.200 kilometer. Namun, apabila kapal induk Liaoning tidak menyediakan peluncuran dengan sistem ketapel, pesawat tersebut akan memiliki radius TEMPUR yang lebih kecil ketika beroperasi di laut. Demikian laporan Pentagon dihadapan Kongres.
Pemerintah Cina memproduksi J-15 berdasarkan desain dari Rusia Sukhoi Su-33. Pesawat tersebut memiliki radar China, mesin, dan senjata yang diproduksi didalam negeri.
Chengdu J-10 Firebird
Chengdu J-10 adalah pesawat tempur multi-fungsi yang diperkenalkan ke dalam unit Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat Cina pada tahun 2005. Firebird, juga dikenal sebagai Naga Api, memiliki 11 cantelan eksternal yang dapat membawa berbagai misil udara-ke-udara. Pesawat ini juga dapat dipersenjatai dengan bom yang dipandu laser.
Pemerintah Cina baru-baru ini meluncurkan sebuah versi terbaru dari J-10, J-10B. Edisi baru pesawat tersebut setara dengan generasi keempat dengan nilai plus pada badan pesawat. Karena memiliki sistem radar canggih dan teknologi onboard lainnya.
Pakistan diketahui telah mengimpor J-10s dari Cina, dan sedang dalam pembicaraan untuk membeli J-10B juga.
Xian H-6 Bomber
Desain Xian H-6 Bomber berasal dari pesawat tempur Rusia Tupolev Tu-16 Badger. Pesawat pembom ini memiliki dua varian upgrade, X-6G dan H-6K, yang bisa keduanya menjadi ancaman bagi kepentingan AS di Pasifik.
Menurut laporan Pentagon kepada Kongres, X-6G memiliki empat cantelan senjata yang dapat membawa rudal jelajah anti-kapal. Yang lebih baru H-6K memiliki mesin terbaru dan dapat membawa enam rudal jelajah anti-kapal dan darat. Pesawat pembom ini juga bisa membawa hulu ledak nuklir.
Upgrade pesawat ini dapat menjadikan China memiliki pembom strategis jarak jauh. Xian H-6 bisa terbang sejauh 3.100 mil untuk sebuah misi, dan beberapa analis bahkan percaya pesawat ini bisa mencapai Hawaii.
Hypersonic Rudal
China diketahui telah melakukan dua tes kendaraan hipersonik yang diluncurkannya, yaitu Wu-14. Rudal Hipersonik memiliki pendorong glide yang diluncurkan menggunakan roket seperti rudal balistik. Namun saat meluncur kembali ke atmosfir, rudal tersebut bergerak lebih cepat lagi, hingga beberapa kali dari kecepatan suara. Rudal tersebut juga bisa meluncur dengan sudut yang membuat mereka sangat akurat dan hampir tidak mungkin untuk dicegah menggunakan sistem yang ada.
Rudal yang juga sangat diinginkan oleh Amerika Serikat, karena China ternyata memiliki kemampuan yang lebih cepat untuk mencapai target serta menghindari perisai pertahanan rudal tradisional.
Meski teknologi ini masih belum terbukti, karena saat uji coba terakhir Cina rudal pendorong tersebut gagal pada 7 Agustus. Uji coba yang sama dilakukan AS pada tanggal 25 Agustus.
Kapal Selam Bertenaga Nuklir
Cina secara agresif berusaha untuk membangun kekuatan maritim. Armada Beijing tumbuh dengan kapal selam bertenaga nuklir yang berada di garis depan strategi angkatan laut Cina. Secara total, Cina memiliki enam kapal nuklir yang beroperasi bersama sekitar 53 kapal selam bertenaga diesel. Kapal selam diesel terbatas dalam jangkauan dan harus muncul ke permukaan secara teratur. Tapi kapal selam bertenaga nuklir ini dapat beroperasi selama berminggu-minggu di bawah air, jauh dari wilayah China - dan memungkinkan lebih dekat dengan target serangan.
Serangan kapal selam China terbaru saat memasuki Samudera Hindia untuk pertama kalinya pada bulan Oktober, menandai tonggak penting lain dalam pembangunan angkatan laut China.
Kapal Selam Rudal Nuklir
Di samping kapal selam bertenaga nuklir, Cina juga telah mengembangkan armada kapal selam dengan hulu ledak nuklir. Kapal selam ini dikenal sebagai "boomer," berfungsi sebagai penembak rudal berhulu ledak nuklir. Kapal selam ini menjadikan China memiliki kemampuan "serangan kedua", karena mereka mampu melakukan serangan balasan menyusul serangan nuklir yang mungkin menghancurkan sistem peluncuran nuklir dari darat.
Menurut WSJ, 'boomer' mampu meluluh-lantakkan Hawaii dan Alaska dari pantai China, sementara rudal nuklir kapal selam 'dapat menargetkan wilayah AS dari pertengahan Pasifik.
Pejabat Intelijen Angkatan Laut Amerika Serikat saat ini memperkirakan bahwa China memiliki tiga boomer, meskipun Beijing akan diperkirakan membangun lebih banyak lagi.
Operator pesawat
Saat ini, Cina hanya memiliki satu kapal induk di Angkatan Laut nya, Liaoning. Kapal induk ini adalah hasil dari pembaharuan teknologi Soviet yang memiliki berbagai masalah. Kapal yang berusia beberapa dekade tersebut dipertanyakan kualitasnya karena mengalami pemadaman listrik tak terduga selama uji coba laut pada bulan Oktober.
Ada analisa yang lebih luas, meskipun Liaoning hanyalah kapal yang diuji coba untuk Angkatan Laut Cina. Cina diperkirakan menggunakan Liaoning untuk membentuk grup pasukan sebelum membeli dan mengembangkan kapal yang lebih mahal dan berkemampuan.
Ada laporan bahwa Cina berencana mengembangkan tiga kelompok pasukan, dalam usaha merampingkan secara besar-besaran kekuatan AL-nya.
Rudal Anti-Satelit
Cina diperkirakan melakukan satu uji coba rudal anti-satelit. Pada bulan Januari 2007, China menghancurkan salah satu satelit cuacanya sendiri dengan rudal balistik yang diluncurkan dari darat. Penghancuran satelit tersebut menciptakan awan puing-puing yang berserakan di orbit Bumi.
Sejak itu, Cina telah melakukan sejumlah uji coba lainnya yang secara dramatis difahami AS sebagai latihan rudal anti-satelit.
Rudal anti-satelit bisa memberikan China keuntungan asimetris terhadap pasukan AS, seperti analisa Cina yang dapat menargetkan dan menghancurkan satelit GPS. Ini adalah sesuatu tidak pernah dipikirkan sebelumnya oleh militer lain di negara maju mengingat konsekuensi yang berpotensi menjadi bencana untuk infrastruktur dunia.
Intercontinental Ballistic Missiles
Cina telah menghabiskan sumber daya yang cukup untuk mengembangkan berbagai rudal balistik antarbenua (ICBM). Pada bulan Agustus, Cina menguji Dong Feng 5A (DF-5A). DF-5A memiliki jangkauan 13.000 kilometer dan mampu menjangkau wilayah Amerika.
China juga telah mengembangkan Dong Feng-41 (DF-41), senjata yang dengan berpotensi untuk mengubah keseimbangan kekuatan di Asia. DF-41 bisa membawa sepuluh hulu ledak nuklir dengan jarak 12.000 kilometer. Hal ini akan memungkinkan rudal berhulu ledak nuklir mencapai AS, untuk mencegah AS melakukan gerakan terhadap Cina yang akan difahami sebagai agresi.
ICBM Portable
Dengan ICBM buatan China DF-5A dan DF-41 yang stasioner, ternyata Beijing juga memiliki ICBM - portable yang dapat berpindah bernama Dong Feng 31A (DF-31A). DF-31A memiliki jangkauan 11.200 sampai 12.000 kilometer, yang memungkinkan untuk menyerang AS. Hal ini juga dapat dirancang untuk mampu membawa beberapa jenis muatan nuklir.
DF-31A dapat diluncurkan ke dalam armada China yang sedang tumbuh dan dari kapal selam nuklir boomer. Hal ini akan memungkinkan rudal tersebut berfungsi untuk penangkal serangan nuklir dari laut - bahkan setelah penyerangan senjata nuklir terhadap China, kemudian dapat tetap meluncurkan rudal dari lokasi tersembunyi di laut sebagai serangan balasan.
Serangan Cyber
Salah satu aset yang paling berguna dalam militer China adalah pasukan hacker dan afiliasi hacker. Hacker Cina telah mengobrak-abrik sistem AS, mencuri informasi penting berkaitan dengan F-35, pesawat P-8 pengintai, helikopter Black Hawk, rudal balistik, dan Sistem Littoral Combat.
Hacker Cina bahkan telah menargetkan baterai pertahanan rudal Israel Iron Dome . Hacker mencoba untuk mencuri rencana untuk sistem tersebut pada tahun 2011 dan 2012, dan menjadi ambisi dunia maya China. Serangan ini tidak hanya berfokus pada teknologi militer. Hacker Cina sering rutin mencuri informasi dari dunia bisnis, sehingga mampu menyebabkan kerusakan penting untuk ekonomi AS.
Kapal Perusak 055
Tipe 055 Cruiser, masih dalam pembangunan, yang diharapkan akan memberikan Angkatan Laut China pasukan yang cukup besar sekali saat dikerahkan. Cruiser akan berfungsi sebagai kapal perang serbaguna yang dapat digunakan untuk ekspedisi perang serta pertahanan pesisir laut.
055 akan menjadi kapal penjelajah besar oleh standar Cina, meskipun masih lebih kecil dari kapal perusak AS Zumwalt-kelas. Meski begitu, 055 bisa membawa sekitar 128 sel yang diluncurkan secara vertikal yang dapat digunakan untuk menyebarkan rudal jelajah. Hal ini memungkinkan kapal tersebut menyerang jauh ke wilayah musuh. Dan karena ukurannya, diharapkan dapat berfungsi saat jauh dari pelabuhan.
Drone Siluman "Sharp Sword"
Pada bulan November tahun 2013 China berhasil menyelesaikan uji terbang Sharp Sword, drone tipe tempur siluman. Keberhasilan penerbangan tersebut menempatkan China setara dengan AS, Prancis, dan Inggris sebagai satu-satunya negara yang telah mencapai level militer ini. China telah mengungkapkan sedikit informasi tentang PROGRAM kendaraan udara tak berawak tersebut. Namun, diperkirakan bahwa Cina memiliki berbagai drone, dari kendaraan taktis model kecil yang mengkhawatirkan seperti Reaper AS 's dan Predator (BN/bussinessinsider)
sumur
Link: http://adf.ly/tovSL