JAKARTA. Nama Sonangol mungkin
tak akrab di sebagian besar
telinga kita. Tapi, nama
perusahaan minyak milik Angola
itu adalah senjata Presiden Joko
Widodo (Jokowi) untuk membabat peran trader dalam impor
minyak. Sebab, Jokowi telah menunjuk
Sonangol EP sebagai pemasok
sebagian kebutuhan minyak
Indonesia, mengurangi peran
Petral. Akhir Oktober lalu,
kesepakatan itu sudah diteken antara Pertamina dan Sonangol. Nah, cerita yang bakal seru,
Surya Paloh adalah pembisik
utama nama Sonangol EP ke
telinga Jokowi. Benarkah? Pendiri Partai Nasdem ini tak
menampik. Ia mengakui
menyarankan Presiden Jokowi
agar Pertamina bekerjasama
dengan Sonangol. "Tapi saran
kecil saja," ujar Surya kepada KONTAN di Kantor Partai Nasdem,
Jakarta, Kamis (6/11), dengan
nada merendah. Surya menyatakan saran itu
bertujuan membantu pemerintah
baru agar bisa menghemat dari
impor minyak dan bahan bakar
minyak (BBM). Maklum, selama ini
Pertamina mengimpor minyak melalui pihak ketiga atau trader
alias tidak membeli minyak
langsung ke produsennya. Akibatnya, kata pemilik Media
Group ini, impor minyak jadi mahal
dan memberatkan negara. Nah,
dia yakin, jika Indonesia membeli
langsung ke produsen, biaya
impor bisa ditekan. "Seperti yang dilaksanakan dengan Sonangol,
itu baik," kata Surya. Namun, kendati melibatkan PT
Surya Energi Raya, perusahaan
minyak miliknya, dalam
mempertemukan Pertamina dan
Sonangol, Surya Paloh
membantah dirinya memiliki kepentingan bisnis dalam impor
minyak Angola. "Saya hanya
memperkenalkan mereka. Setelah
itu tak ada hubungan lagi,"
tandasnya. Sebagai catatan, Grup Sonangol
adalah kongsi lama Surya Paloh.
Tahun 2009, Surya Energi
mendapat pinjaman modal dari
China Sonangol International
Holding Ltd. Anak usaha Sonangol EP tersebut menyuntikkan dana
US$ 200 juta ke Surya Energi
untuk menggarap Blok Cepu. Asal tahu saja, Surya Energi
adalah pemilik 75% saham PT Asri
Darma Sejahtera. Sementara 25%
saham perusahaan ini dikuasai
oleh Pemerintah Kabupaten
Bojonegoro, Jawa Timur. Asri Darma inilah yang mendekap 4,5%
saham blok minyak jumbo di Cepu. Direktur Utama Surya Energi,
Reri Murdijat menyatakan,
Surya Energi memang terlibat
memfasilitasi kerjasama
Pertamina dengan Sonangol.
Namun, "Kami tidak memiliki hubungan apapun dalam
kerjasama antara Pertamina
dengan Sonangol," tandas dia. Dia menyatakan, kerjasama
Surya Energi dengan Grup
Sonangol sebatas pada
pendanaan proyek Blok Cepu
tahun 2009 yang senilai US$ 200
juta itu. "Saya enggak bisa ngomong lebih detail," jelas
dia. Bisnis minyak memang
menggiurkan. Mudah-mudahan
saja deal bisnis ini tak melahirkan
trader baru.
Sumber
Link: http://adf.ly/tpkB0
tak akrab di sebagian besar
telinga kita. Tapi, nama
perusahaan minyak milik Angola
itu adalah senjata Presiden Joko
Widodo (Jokowi) untuk membabat peran trader dalam impor
minyak. Sebab, Jokowi telah menunjuk
Sonangol EP sebagai pemasok
sebagian kebutuhan minyak
Indonesia, mengurangi peran
Petral. Akhir Oktober lalu,
kesepakatan itu sudah diteken antara Pertamina dan Sonangol. Nah, cerita yang bakal seru,
Surya Paloh adalah pembisik
utama nama Sonangol EP ke
telinga Jokowi. Benarkah? Pendiri Partai Nasdem ini tak
menampik. Ia mengakui
menyarankan Presiden Jokowi
agar Pertamina bekerjasama
dengan Sonangol. "Tapi saran
kecil saja," ujar Surya kepada KONTAN di Kantor Partai Nasdem,
Jakarta, Kamis (6/11), dengan
nada merendah. Surya menyatakan saran itu
bertujuan membantu pemerintah
baru agar bisa menghemat dari
impor minyak dan bahan bakar
minyak (BBM). Maklum, selama ini
Pertamina mengimpor minyak melalui pihak ketiga atau trader
alias tidak membeli minyak
langsung ke produsennya. Akibatnya, kata pemilik Media
Group ini, impor minyak jadi mahal
dan memberatkan negara. Nah,
dia yakin, jika Indonesia membeli
langsung ke produsen, biaya
impor bisa ditekan. "Seperti yang dilaksanakan dengan Sonangol,
itu baik," kata Surya. Namun, kendati melibatkan PT
Surya Energi Raya, perusahaan
minyak miliknya, dalam
mempertemukan Pertamina dan
Sonangol, Surya Paloh
membantah dirinya memiliki kepentingan bisnis dalam impor
minyak Angola. "Saya hanya
memperkenalkan mereka. Setelah
itu tak ada hubungan lagi,"
tandasnya. Sebagai catatan, Grup Sonangol
adalah kongsi lama Surya Paloh.
Tahun 2009, Surya Energi
mendapat pinjaman modal dari
China Sonangol International
Holding Ltd. Anak usaha Sonangol EP tersebut menyuntikkan dana
US$ 200 juta ke Surya Energi
untuk menggarap Blok Cepu. Asal tahu saja, Surya Energi
adalah pemilik 75% saham PT Asri
Darma Sejahtera. Sementara 25%
saham perusahaan ini dikuasai
oleh Pemerintah Kabupaten
Bojonegoro, Jawa Timur. Asri Darma inilah yang mendekap 4,5%
saham blok minyak jumbo di Cepu. Direktur Utama Surya Energi,
Reri Murdijat menyatakan,
Surya Energi memang terlibat
memfasilitasi kerjasama
Pertamina dengan Sonangol.
Namun, "Kami tidak memiliki hubungan apapun dalam
kerjasama antara Pertamina
dengan Sonangol," tandas dia. Dia menyatakan, kerjasama
Surya Energi dengan Grup
Sonangol sebatas pada
pendanaan proyek Blok Cepu
tahun 2009 yang senilai US$ 200
juta itu. "Saya enggak bisa ngomong lebih detail," jelas
dia. Bisnis minyak memang
menggiurkan. Mudah-mudahan
saja deal bisnis ini tak melahirkan
trader baru.
Sumber
Link: http://adf.ly/tpkB0