Quote:
Gubernur Kalimantan Barat, Cornelis dikabarkan telah dilaporkan oleh warga Bodok, Kabupaten Sanggau ke Mapolsek setempat. Hal ini karena orang nomor 1 di Kalbar tersebut telah mengancam seorang warga di Pasar Bodok dengan pistol pada Kamis (26/9) sore.
Ketika dikonfirmasi Kanitserse Polsek Bodok, Aiptu Situmorang membenarkan bahwa ada warga yang telah melapor kejadian tersebut. Namun dirinya menolak untuk menceritakan kronologisnya.
Namun Gubernur Kalimantan Barat Cornelis langsung membantah telah menodongkan pistol kepada seorang warga saat di Pasar Bodok, Kabupaten Sanggau, Kalbar.
"Kejadian seperti yang disampaikan di berbagai media online, tidaklah benar jadi perlu diluruskan," kata Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Kalbar Numsuan Madsun di Pontianak, seperti dikutip dari Antara, Jumat (27/9).
Dia menuturkan, sebelumnya Gubernur Kalbar melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Sanggau pada Kamis (26/9) kemarin. Tujuannya untuk melantik Sekda Sanggau.
Acara pelantikan usai sekitar pukul 13.00 WIB. Numsuan yang ikut dalam rombongan menuturkan, setelah itu, Gubernur yang juga Ketua DPD PDIP Kalbar mengadakan pertemuan bersama kader partai.
Mengingat bukan acara kedinasan, rombongan lain meneruskan perjalanan ke Pontianak. Cornelis dan rombongan di luar staf dinas tetap di Kota Sanggau untuk temu internal partai.
Sekitar pukul 18.00 WIB, setelah acara internal partai selesai, rombongan mampir di Pasar Bodok, yang berada di luar Kota Sanggau.
"Gubernur biasa singgah di warung kopi, sekedar istirahat sambil ngobrol dengan warga," katanya.
Di pasar tersebut juga ada camat, kepala polsek setempat, dan warga lain. Kemudian, ada seorang warga yang datang dan menunjuk-nunjuk dan berlanjut dialog kecil dengan gubernur.
"Pak Gub sendiri menggunakan kaos PDIP, celana jeans dan sepatu kets, bukan pakaian dinas," katanya.
Dia pun mengakui, gubernur memang mempunyai senjata api yang kerap dibawa sebagai bagian dari perlindungan diri. "Tapi beliau ada izin resmi," ujar Numsuan menegaskan.
Saat itu, kata Numsuan senjata api tersebut disimpan di pinggang. Padahal biasanya disimpan di dalam tas.
"Mungkin waktu dialog itu, senjata itu terlihat. Dan tidak ada penodongan," kata Numsuan.
Gubernur, kata Numsuan, saat ini akan menuju Tanjung Pinang, Kepri, untuk mengikuti acara Lembaga Melayu sekaligus bertemu dengan warga Kalbar di Tanjung Pinang.
"Gubernur terlihat santai, tidak tegang, karena merasa kejadiannya tidak seperti yang dimuat beberapa media," ujar dia.
Gubernur hanya berharap jangan sampai kasus itu berkembang dan melibatkan pendukung para kontestan di Pilkada Sanggau yang baru berakhir. "Gubernur sangat khawatir, akan ada yang terprovokasi," katanya menegaskan.
Mengenai isi dialog antara warga bernama Jinku dengan gubernur, ada beberapa hal. Di antaranya tentang pilkada dan jalan antara Tayan dan Sosok di Kabupaten Sanggau yang kondisinya rusak.
"Di Sanggau, gubernur juga menjelaskan bahwa jalan tersebut sudah ada pemenang lelang dari ADB selaku penyandang dana. Soal waktunya, tergantung dari pemenang lelang kapan melaksanakan," kata Numsuan.
Jinku sendiri dinilai sebagai provokator yang dapat mengganggu ketenangan di Kalbar. Ada beberapa keterangan Jinku menurut Numsuan yang tidak benar. Misalnya di pemberitaan disebutkan kalau rombongan gubernur berhenti setelah ada warga yang berteriak-teriak dan menunjuk.
"Rasanya tidak mungkin, dengan dikawal petugas, bisa menghentikan rombongan. Di berita itu isinya juga tidak memperlihatkan adanya peristiwa penodongan, hanya di judul, jadi terkesan tendensius," katanya.
Cornelis mengkaji kemungkinan mengambil langkah hukum terkait tindakan Jinku. "Sekarang Jinku dikabarkan di Jakarta, meninggalkan ulah di Kalbar," kata Numsuan
Quote:sumber
omegot.
Jinku berani melaporkan gubernur berarti harus siap siap berhadapan dengan massa pendukung gubernur.
Gubernur Kalimantan Barat, Cornelis dikabarkan telah dilaporkan oleh warga Bodok, Kabupaten Sanggau ke Mapolsek setempat. Hal ini karena orang nomor 1 di Kalbar tersebut telah mengancam seorang warga di Pasar Bodok dengan pistol pada Kamis (26/9) sore.
Ketika dikonfirmasi Kanitserse Polsek Bodok, Aiptu Situmorang membenarkan bahwa ada warga yang telah melapor kejadian tersebut. Namun dirinya menolak untuk menceritakan kronologisnya.
Namun Gubernur Kalimantan Barat Cornelis langsung membantah telah menodongkan pistol kepada seorang warga saat di Pasar Bodok, Kabupaten Sanggau, Kalbar.
"Kejadian seperti yang disampaikan di berbagai media online, tidaklah benar jadi perlu diluruskan," kata Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Kalbar Numsuan Madsun di Pontianak, seperti dikutip dari Antara, Jumat (27/9).
Dia menuturkan, sebelumnya Gubernur Kalbar melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Sanggau pada Kamis (26/9) kemarin. Tujuannya untuk melantik Sekda Sanggau.
Acara pelantikan usai sekitar pukul 13.00 WIB. Numsuan yang ikut dalam rombongan menuturkan, setelah itu, Gubernur yang juga Ketua DPD PDIP Kalbar mengadakan pertemuan bersama kader partai.
Mengingat bukan acara kedinasan, rombongan lain meneruskan perjalanan ke Pontianak. Cornelis dan rombongan di luar staf dinas tetap di Kota Sanggau untuk temu internal partai.
Sekitar pukul 18.00 WIB, setelah acara internal partai selesai, rombongan mampir di Pasar Bodok, yang berada di luar Kota Sanggau.
"Gubernur biasa singgah di warung kopi, sekedar istirahat sambil ngobrol dengan warga," katanya.
Di pasar tersebut juga ada camat, kepala polsek setempat, dan warga lain. Kemudian, ada seorang warga yang datang dan menunjuk-nunjuk dan berlanjut dialog kecil dengan gubernur.
"Pak Gub sendiri menggunakan kaos PDIP, celana jeans dan sepatu kets, bukan pakaian dinas," katanya.
Dia pun mengakui, gubernur memang mempunyai senjata api yang kerap dibawa sebagai bagian dari perlindungan diri. "Tapi beliau ada izin resmi," ujar Numsuan menegaskan.
Saat itu, kata Numsuan senjata api tersebut disimpan di pinggang. Padahal biasanya disimpan di dalam tas.
"Mungkin waktu dialog itu, senjata itu terlihat. Dan tidak ada penodongan," kata Numsuan.
Gubernur, kata Numsuan, saat ini akan menuju Tanjung Pinang, Kepri, untuk mengikuti acara Lembaga Melayu sekaligus bertemu dengan warga Kalbar di Tanjung Pinang.
"Gubernur terlihat santai, tidak tegang, karena merasa kejadiannya tidak seperti yang dimuat beberapa media," ujar dia.
Gubernur hanya berharap jangan sampai kasus itu berkembang dan melibatkan pendukung para kontestan di Pilkada Sanggau yang baru berakhir. "Gubernur sangat khawatir, akan ada yang terprovokasi," katanya menegaskan.
Mengenai isi dialog antara warga bernama Jinku dengan gubernur, ada beberapa hal. Di antaranya tentang pilkada dan jalan antara Tayan dan Sosok di Kabupaten Sanggau yang kondisinya rusak.
"Di Sanggau, gubernur juga menjelaskan bahwa jalan tersebut sudah ada pemenang lelang dari ADB selaku penyandang dana. Soal waktunya, tergantung dari pemenang lelang kapan melaksanakan," kata Numsuan.
Jinku sendiri dinilai sebagai provokator yang dapat mengganggu ketenangan di Kalbar. Ada beberapa keterangan Jinku menurut Numsuan yang tidak benar. Misalnya di pemberitaan disebutkan kalau rombongan gubernur berhenti setelah ada warga yang berteriak-teriak dan menunjuk.
"Rasanya tidak mungkin, dengan dikawal petugas, bisa menghentikan rombongan. Di berita itu isinya juga tidak memperlihatkan adanya peristiwa penodongan, hanya di judul, jadi terkesan tendensius," katanya.
Cornelis mengkaji kemungkinan mengambil langkah hukum terkait tindakan Jinku. "Sekarang Jinku dikabarkan di Jakarta, meninggalkan ulah di Kalbar," kata Numsuan
Quote:sumber
omegot.
Jinku berani melaporkan gubernur berarti harus siap siap berhadapan dengan massa pendukung gubernur.