Quote:
Timnas Indonesia Kalah Kelas Dengan Timnas Maroko
Gol Elkarti Walid di menit 82 membuat hasil pertandingan Indonesia vs Maroko di final ISG 2013 berakhir dengan skor 1-2. Meski sempat unggul melalui Alfin Tuasalamony, timnas U23 besutan Rahmad Darmawan menyaksikan Singa Atalas Muda mampu membalikkan keadaan. Gagalllah mereka menjadi juara dan menyumbang emas dari cabang sepakbola bagi Indonesia.
Indonesia U23 tampil tanpa seorang penyerang murni dalam starting XI. Duo sayap Andik Vermansyah dan Bayu Gatra, didukung oleh Sunarto yang perannya sebagai �false nine�. Memperkuat lini tengah dengan trio Rasyid Bakri-Dedy Kusnandar-Ramdani Lestaluhu tampaknya menjadi solusi untuk mengulang prestasi membekap Maroko 1-0 di babak penyisihan grup.
Tim besutan Rahmad Darmawan mendapatkan hadiah penalti ketika Andik Vermansyah dijatuhkan oleh kiper Badreddine Benachour di kotak terlarang pada menit delapan. Eksekusi yang dilakukan oleh Alfin Tuasalamony terlalu sempurna. 1-0.
Tertinggal, Maroko kemudian lebih menguasai jalannya laga. Gaya main Singa Atlas Muda monoton dan mereka bergerak dalam tempo lambat. Sebaliknya, lini belakang Indonesia cukup kokoh dan serangan balik Garuda Muda sangat cepat.
Maroko memiliki kesempatan emas di menit 41. El Ouardi Adnan sudah lolos dari siapa pun, namun cocorannya tak meluncur mulus masuk gawang. Menyadari kelemahan serangan di babak pertama, Omar Ataillah cs. di paruh kedua lebih telaten.
Setelah serangkaian penyelamatan Kurnia Meiga, ahirnya kebuntuan Maroko pecah ketika pemain pengganti Aiman melepaskan tembakan di dalam kotak penalti setelah sebuah tendangan bebas menciptakan kemelut. Skor 1-1 dan masih ada 18 menit tersisa.
Ketegangan makin melanda. Andik Vermansyah nyaris membuat Indonesia kembali unggul. Namun tembakannya membentur tiang. Dan kiamat datang bagi Indonesia di menit 82, Elkarti Walid membalikkan keadaan.
Essaidy Youssef sempat memberikan ujian lagi untuk Kurnia Meiga. Dan perjuangan Garuda Muda pupus di pertandingan puncak cabang sepakbola ISG 2013.
Indonesia: Kurnia Meiga; Alfin Tuasalamoy, Manahati Lestusen, Andri Ibo, Diego Michiels; Rasyid Bakri (Okto Maniani �85), Dedy Kusnandar, Ramdani Lestaluhu (Agung Suprianto �83), Andik Vermansyah, Bayu Gatra; Sunarto (Fandi Eko Utomo �76)
Maroko: Benachour Badreddin (GK), Chibi Mohammed, Saidi Mohamed, Al Asbahi Anas, El Jaaquani Mohammed, Moufaddal El Mehdi, Essaidy Youssef, Ati Allah Omar, El Karti Walid, Moussadak Hamza, El Ouardy Adnane (Aiman �58).
sumber
Harus diakui timnas kita kalah skill, variasi serangan, tehnik dan lainnya dari parapemain Maroko ....
Apresiasi untuk Andik, walalupun dua tendangan bebas nya gagalnamun cukup berbahaya ....
Meskipun begitu, lumayanlah dapat medali perak ....
Timnas Indonesia Kalah Kelas Dengan Timnas Maroko
Gol Elkarti Walid di menit 82 membuat hasil pertandingan Indonesia vs Maroko di final ISG 2013 berakhir dengan skor 1-2. Meski sempat unggul melalui Alfin Tuasalamony, timnas U23 besutan Rahmad Darmawan menyaksikan Singa Atalas Muda mampu membalikkan keadaan. Gagalllah mereka menjadi juara dan menyumbang emas dari cabang sepakbola bagi Indonesia.
Indonesia U23 tampil tanpa seorang penyerang murni dalam starting XI. Duo sayap Andik Vermansyah dan Bayu Gatra, didukung oleh Sunarto yang perannya sebagai �false nine�. Memperkuat lini tengah dengan trio Rasyid Bakri-Dedy Kusnandar-Ramdani Lestaluhu tampaknya menjadi solusi untuk mengulang prestasi membekap Maroko 1-0 di babak penyisihan grup.
Tim besutan Rahmad Darmawan mendapatkan hadiah penalti ketika Andik Vermansyah dijatuhkan oleh kiper Badreddine Benachour di kotak terlarang pada menit delapan. Eksekusi yang dilakukan oleh Alfin Tuasalamony terlalu sempurna. 1-0.
Tertinggal, Maroko kemudian lebih menguasai jalannya laga. Gaya main Singa Atlas Muda monoton dan mereka bergerak dalam tempo lambat. Sebaliknya, lini belakang Indonesia cukup kokoh dan serangan balik Garuda Muda sangat cepat.
Maroko memiliki kesempatan emas di menit 41. El Ouardi Adnan sudah lolos dari siapa pun, namun cocorannya tak meluncur mulus masuk gawang. Menyadari kelemahan serangan di babak pertama, Omar Ataillah cs. di paruh kedua lebih telaten.
Setelah serangkaian penyelamatan Kurnia Meiga, ahirnya kebuntuan Maroko pecah ketika pemain pengganti Aiman melepaskan tembakan di dalam kotak penalti setelah sebuah tendangan bebas menciptakan kemelut. Skor 1-1 dan masih ada 18 menit tersisa.
Ketegangan makin melanda. Andik Vermansyah nyaris membuat Indonesia kembali unggul. Namun tembakannya membentur tiang. Dan kiamat datang bagi Indonesia di menit 82, Elkarti Walid membalikkan keadaan.
Essaidy Youssef sempat memberikan ujian lagi untuk Kurnia Meiga. Dan perjuangan Garuda Muda pupus di pertandingan puncak cabang sepakbola ISG 2013.
Indonesia: Kurnia Meiga; Alfin Tuasalamoy, Manahati Lestusen, Andri Ibo, Diego Michiels; Rasyid Bakri (Okto Maniani �85), Dedy Kusnandar, Ramdani Lestaluhu (Agung Suprianto �83), Andik Vermansyah, Bayu Gatra; Sunarto (Fandi Eko Utomo �76)
Maroko: Benachour Badreddin (GK), Chibi Mohammed, Saidi Mohamed, Al Asbahi Anas, El Jaaquani Mohammed, Moufaddal El Mehdi, Essaidy Youssef, Ati Allah Omar, El Karti Walid, Moussadak Hamza, El Ouardy Adnane (Aiman �58).
sumber
Harus diakui timnas kita kalah skill, variasi serangan, tehnik dan lainnya dari parapemain Maroko ....
Apresiasi untuk Andik, walalupun dua tendangan bebas nya gagalnamun cukup berbahaya ....
Meskipun begitu, lumayanlah dapat medali perak ....